Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pengamat Yakini Pelukan Jokowi dan Prabowo Tulus, Sebut Jalan Cerita Akan Beda Saat Diskenario

Pelukan antara Jokowi dan Prabowo di Asian Games 2018 saat pencak silat sumbang medali emas disebut tulus. Apa jadinya saat hal itu diskenario?

Penulis: Januar AS | Editor: Adi Sasono
kolase Instagram/@prabowo, @hanifan_yk
Hanif, Prabowo, dan Jokowi 

TRIBUNJATIM.COM - Awalnya, Indonesia hanya menargetkan mendapatkan 16 medali emas pada Asian Games 2018.

Namun, belakangan target tersebut telah jauh terlampaui.

Bahkan atlet Indonesia juga panen medali di cabang olahraga pencak silat.

Tentu saja, warga Indonesia bergembira atas prestasi tersebut.

Lagi Jalan-jalan, Jan Ethes Sapa Masyarakat Sambil Ucapkan Monggo, Gestur Tangannya Jadi Sorotan

Namun tak hanya momentum itu saja yang menarik perhatian masyarakat Indonesia, tapi momen langka sekaligus menyejukkan terjadi di arena pencak silat Asian Games 2018.

Presiden Joko Widodo bersama Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, berpelukan bersama atlet pencak silat Hanifan Yudani.

Tampak, ketiganya berangkulan berselimut bendera merah putih, menunjukkan kehangatan leburnya persaingan politik dibalik Jokowi dengan Prabowo.

Seperti yang diketahui, Jokowi dan Prabowo saat ini sedang melaju di kontestasi politik Pilpres 2019.

Didemo Dokter dan Karyawan, Direktur RSUD Besuki Situbondo Langsung Dicopot Dari Jabatannya

Melihat momen langka tersebut, Surokim Abdussalam selaku pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura mengungkapkan momen ini sangat langka karena berbarengan dengan dua tagar yang saling berlawanan.

"Tagar #2019TetapJokowi dan #2019GantiPresiden sekarang tensinya sedang meninggi, ini membuat implikasi tensi menjadi menurun dan pertarungan arus bawah dari pendukung semakin meredam," jelas Surokim kepada TribunJatim.com, Kamis (30/8/2018).

Bahkan, Surokim menjelaskan, tensi politik saat ini menjadi lebih adem, di samping itu momen ini sangat langka terjadi.

"Saya pikir kedua beliau sudah menunjukkan sikap kenegarawanan nya, pasti follower dan haters juga akan terpengaruh oleh situasi itu dan itu menurut saya positif untuk menciptakan iklim politik yang bermartabat," imbuh dekan Fisip Universitas Trunojoyo tersebut.

Kendaraan Tempur Kawal Penyambutan Peraih Asian Games di Kodam Brawijaya, Berikut Prosesi Lengkapnya

Surokim menjelaskan, faktor head to head dari kedua calon dalam pemilu, sangat berpotensi menimbulkan saling serang antara kedua kubu.

Selain Itu, dengan adanya front stage dari keduanya, yaitu momen berpelukan, bisa memberi harapan dan contoh kepada masyarakat bahwa politik di Indonesia adalah politik bersaudara dan adem.

"Tentu bisa memberi harapan bahwa politik Indonesia adalah politik yang bermartabat, tidak penuh caci maki, dan bisa lebih banyak mendorong tumbuhnya gagasan pemilih pemilih rasional implikasinya cukup banyak menurut saya," pungkas peneliti dari Surabaya Survey Center (SSC) tersebut.

Pemerintah Australia Borong Indomie hingga Rp 5,6 Miliar untuk Makan Napi, ini Syarat Mendapatkannya

Jalan cerita akan berbeda saat sengaja diskenario

Pengamat Politik dari universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam mengungkapan dalam terjadinya momen langka dalam Asian Games 2018 tersebut, berkat aktor utama dibalik ini semua adalah sang atlet pencak silat, yakni Hanifan Yudani.

Surokim tak tahu apa inspirasi dari Hanifan saat berada di depan kedua tokoh yang bersaing maju di Pilpres, sehingga merangkul mereka menjadi satu.

"Tapi saya sangat mengapresiasi usaha yang dilakukan oleh atlit (Hanifan), karena momentum itu sulit dilakukan bahkan sekelas elit-elit politik siapapun," jelas Surokim.

Tentu saja, ide brilian dari Atlit membuat seluruh warga Indonesia yang sempat terpecah menjadi dua kubu akibat persaingan Pilpres, sejenak melebur kembali menjadi satu.

Polda Jatim akan Ungkap Kasus Terkait Tindak Pidana Merek, Pangan, dan Perlindungan Konsumen

"Itu ide yang brilian dan sangat cerdas untuk sekelas atlet, bahkan tampak alami dan tidak direncanakan," imbuh dekan Fisip Universitas Trunojoyo tersebut.

Bahkan, peneliti dari Surabaya Survey Center itu menyebutkan, jika pelukan itu diskenario, ceritanya akan berubah dan tidak akan begitu meninggalkan kesan publik.

"itu yang membuat respon dan kesan publik itu luar biasa kalau di skenario kan beda cerita tapi karena ini tidak diskenario kan ini sangat alami dan tulus," jelasnya.

Dengan begitu, tambah Surokim, respon publik menjadi positif, dan jika dibaca dari teori komunikasi, itu juga bisa menunjukkan panggung belakang mereka, bahwa sebenarnya antara Jokowi dan Prabowo merupakan negarawan dan orang baik.

Diwarnai Berbagai Penolakan, Rencana Seri Balapan MotoGP Meksiko Musim 2019 Dibatalkan

Alasan Hanifan Melakukan Aksinya

Seusai momen mengharukan yang ia lakukan, Hanifan diwawancarai awak media.

Dikutip dari Tribunnews, Hanifan mengutarakan alasannya melakukan pelukan bersejarah itu.

Hanifan menyampaikan alasan yang begitu mengena dengan suasana panas yang saat ini sedang berlangsung di Indonesia dan sosial media.

"Kenapa? Karena Indonesia harus saling menghargai."

Curi Enam Tabung LPG 3 Kg di Wonokromo, Sukirno Mengaku Ingin Jual Kembali

"Di sosmed kan banyak yang saling mencerca. Padahal sebenarnya tidak seperti itu," kata Hanifan saat diwawancarai oleh wartawan stasiun televisi swasta Indonesia (SCTV).

Sementara itu, total perolehan medali Indonesia hingga Kamis (30/8/2018) pukul 10.53 WIB, menjadi 89, dengan rincian 30 medali emas, 22 medali perak, dan 37 medali perunggu.

Dengan ini, pencak silat telah menyumbangkan 14 medali emas dan 1 medali perunggu.

Curi Enam Tabung LPG 3 Kg di Wonokromo, Sukirno Mengaku Ingin Jual Kembali

Atlet Muda Pencak Silat yang Berprestasi

Hanifan memang bukan atlet pencak silat biasa.

Hanifan sudah semenjak kecil mengenal pencak silat dan berprestasi hingga usianya kini menginjak 20 tahun itu.

Bakat pencak silat diturunkan dari kedua orang tua.

Keluarga Membenarkan, Polres Blitar Kota Ikut Pelototi Kasus Pengancam Bom di Mapolda Riau

Hanif mulai menekuni bidang pencak silat sejak masih duduk di kelas 2 Sekolah Dasar (SD).

Sejauh ini, sudah ada 8 emas yang diraih oleh Hanifan, belum termasuk medali emasnya di Asian Games 2018.

Kampanye Pilpres Baru Dimulai Bulan Depan, KPU RI Warning Keras Capres-Cawapres dan Elit Politik

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved