56 Siswi SMP di Dekat Dolly Sileti Tubuh, Wali Kota Risma Datang, Lokasi Sekolah Jadi Masalah
sebanyak 56 siswi SMP menyileti tubuh mereka. Wali Kota Risma langsung datang, dan sebut lokasi sekolah jadi masalah
Penulis: Januar AS | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan perhatian khusus pada temuan kepolisian terkait adanya siswi di SMPN 56 yang memiliki kebiasaan cukup membuat ngeri.
Yaitu suka menyilet pergelangan tangannya sendiri.
Pagi ini, wali kota perempuan pertama Surabaya ini menyambangi para siswa di SMPN 56 dan memberikan motivasi dan penghargaan bagi yang berprestasi.
Menurutnya, motivasi dan memberikan semangat ini penting agar anak-anak di sekolah yang dekat dengan eks lokalisasi itu bisa kembali ke jalan yang benar.
• Tidak Bisa Ubah Komposisi Tim, Djanur Maksimalkan Tiga Kiper yang Dimiliki Persebaya Surabaya
"Jadi ini masalahnya sama untuk sekolah yang dekat lokalisasi. Jadi dia punya masalah di rumah, impact nya ke anak-anak ini dan yang lain lalu timbul empati," kata Risma.
Kejadian serupa dikatakan Risma bukan kali ini saja terjadi.
Namun saat Risma akan menutup lokalisasi Dolly dan Jarak, ia banyak menemukan anak-anak yang memiliki masalah di rumah dan membuat beban saat di sekolah.
Sehingga tak jarang anak-anak memiliki perilaku yang menyimpang di bandingkan anak-anak yang tinggal di lingkungan keluarga normal.
• Peringkat Militernya di Bawah Indonesia, Filipina Bakal Bantu Yordania Perangi ISIS, Ini Daftarnya
"Sampai ada 22 siswa itu yang pingsan saat saya bicara dengan mereka, " kenang Risma.
Oleh sebab itu, masalah anak-anak semacam ini tidak boleh dianggap sepele.
Termasuk di SMPN 56 ini.
Ia mengaku akan melakukan langkah khusus untuk anak-anak.
• 5 Tradisi Menyambut Bulan Suro di Pulau Jawa, Ada Kirab Pusaka hingga Tirakat Mubeng Benteng
"Hampir separo anak-anak di sini ini punya masalah. Maka saya sedang minta perlindungan, kami juga memberikan pendampingan psikolog dan memberi mereka hypnotherapy serta trauma healing," tegasnya.
Selain itu besok, Risma juga akan mengajak siswa-siswi SMPN 56 untuk berkunjung ke Liponsos Kalijudan.
Untuk menengok anak-anak yang berkebutuhan khusus.
Tujuannya untuk mengajak siswa siswi SMPN 56 melihat bahwa meski mereka punya masalah, ada banyak hal yang tetap mereka harus syukuri.
• LIVE STREAMING RCTI Timnas Indonesia Vs Mauritius, Selasa 11 September 2018, Saksikan Jam 16.00 WIB!
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, beberapa waktu lalu, seorang guru SMPN 56 melapor ke kepolisian dan meminta bantuan pemeriksaan.
Lantaran ada sebanyak 56 siswi yang memiliki luka sama berupa sayatan garis sejajar di pergelangan tangan.
Yang ternyata setelah diselidiki, para siswi tersebut melakukan tindakan melukai diri sendiri lantaran ada tekanan batin, masalah, dan juga masaah psikologis.
• Zulfar, Siswa Kelas 3 MI kOTA bLITAR Raih Medali Emas Olimpiade Matematika di Hongkong
Diberi pendampingan psikolog dan hypnotherapy
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Iksan memastikan bahwa penanganan intensif diberikan kepada siswa siswi SMPN 56.
Khususnya bagi siswa siswi yang mengalami masalah psikologis dan melakukan tindakan melukai diri sendiri seperti menyilet pergelangan tangan.
Tim Pemkot mendatangkan psikolog, hypnothyerapist, dan untuk memberikan trauma healing bagi siswa siswi yang mengalami masalah.
"Dari psikolog nanti akan muncul masalahnya apa. Nanti baru kita tangani," kata Iksan, Senin (10/9/2018).
• Aura Kasih Dipeluk Mesra dari Belakang Oleh Pria Misterius, Sempat Tulis ‘Kiss Me Under the Light’
Penanganan yang dimaksud bukan hanya terkait kondisi mental siswa siswi saja.
Melainkan juga penanganan komprehensif lintas organisasi perangkat daerah.
Misalnya, dari penggalian informasi, didapatkan bahwa ternyata orang tuanya mengalami kondisi sakit serius.
Maka pihak Dinas Kesehatan akan bekerjasama dengan Puskesmas akan melakukan penanganan.
• Jelang Jamu PS Tira, Pemain Persebaya Semangat Amankan Poin di Laga Perdana Djanur Sebagai Pelatih
"Jadi ada penanganan, supaya anak tidak lagi ada beban," tegasnya.
Pagi tadi para siswa siswi yang mengalami maslah tersebut sudah ditangani.
Sejumlah psikolog mengumpulkan mereka di ruang tertutup dan ditanyai untuk menggali informasi.
SMPN 56 memang berlokasi dekat dengan eks lokalosasi Dolly dan Jarak yang sudah ditutup Pemkot.
• Jelang Jamu PS Tira, Pemain Persebaya Semangat Amankan Poin di Laga Perdana Djanur Sebagai Pelatih
Namun sampai saat ini masih ada dampak yang dirasakan meski lokalisasi sudah ditutup.
"Terus terang saya pikir setelah kita tutup, saya hanya butuh menangani anak yang membutukan penanganan khusus saja. Tapi ternyata kmi masih punya PR," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, usai memberi motivasi ke siswa siswi SMPN 56.
"Hampir separo anak-anak di sini ini punya masalah. Maka saya sedang minta perlindungan, kami juga memberikan pendampingan psikolog dan memberi mereka hypnotherapy serta trauma healing," tegasnya.
• Coblosan Ulang Pilkada Sampang, KPUD Butuh Anggaran Sebesar Rp 15 Miliar
Selain itu besok, Risma juga akan mengajak siswa-siswi SMPN 56 untuk berkunjung ke Liponsos Kalijudan.
Untuk menengok anak-anak yang berkebutuhan khusus.
Tujuannya untuk mengajak siswa siswi SMPN 56 menyaksikan, meski mereka punya masalah, ada banyak hal yang tetap mereka harus syukuri.