Jamasan Tosan Aji dan Pentayuhan Pusaka 2018 di Batu, Ada Keris Terpanjang dengan Berat 10 Kg Lebih
Enam penjamas terlihat khusyuk saat menjamas benda pusaka, di kediaman Ki Sabdo Nugroho Jati.
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Dwi Prastika
"Benda pusaka ini saya miliki sekitar tiga tahun lalu. Saya memaknai jamasan benda pusaka ini lebih seperti tanggung jawab, karena telah dihibahkan ke saya," ungkapnya.
• 40 DPRD Kota Malang Hasil PAW Resmi Dilantik, Gedung Dewan Tak Lagi Kosong
Koordinator Penjamasan Tosan Aji dan Pentayuhan Pusaka 2018 Wahyu Eko Purwanto mengatakan, ada beberapa tahapan jamasan benda pusaka.
Pertama, penjamas harus tahu terlebih dahulu dari pemilik benda pusaka, apakah benda pusaka itu sudah dijamas atau belum.
Hal itu perlu, agar mendapat perlakuan khusus sesuai riwayat dari benda pusaka itu.
"Apabila sudah dijamas, maka akan mendapatkan perlakuan khusus, seperti menghilangkan karat. Namun apabila belum dijamas akan melewati sampai tiga tahap penjamasan," kata Waktu.
• Kroasia Dipaksa Takluk 0-6 oleh Spanyol, Ini Hasil Lengkap UEFA Nations League Selasa (11/9/2018)
Ada tiga meja penjamasan, setiap meja penjamasan ada empat orang yang menjamas.
Tahap selanjutnya setelah dicuci lalu dikeringkan, agar tidak ada unsur yang tertinggal di benda pusaka itu.
Lalu proses terakhir diberi wewangian dengan cara dilapisi di benda pusaka itu.
"Untuk tahapan itu kami mengikuti keinginan setiap pemilik benda pusaka. Karena kan ada yang tidak ingin diberi wewangian, diberi sendiri," imbuhnya.
• Peringati Tahun Baru Islam 1440 H, Ribuan Warga Tuban Ikuti Kirab 1 Muharram
Ia menjelaskan, jamasan ini dilakukan pada 1 Suro karena dipercaya saat 1 Suro energi yang keluar lebih dahsyat.
Namun, boleh saja jamasan ini dilakukan di hari ke lima atau ke sepuluh di awal Muharram.