Jadi Rival Panglima Sudirman, Jenderal Spoor Malah Tewas Seusai Makan di Tanjung Priok
Jenderal Spoor merupakan rival Jenderal Sudirman. Namun, dia justru tewas seusai makan di Tanjung Priok
Penulis: Januar AS | Editor: Yoni Iskandar
Dia pulalah yang menjadi otak dalam aksi polisionil Belanda, atau yang lebih dikenal dengan Agresi Militer Belanda pada tahun 1947 dan 1948.
Sejak ditempatkan di Indonesia, Spoor memang mengemban misi berat, yaitu mengembalikan kejayaan Belanda di Indonesia.
Tidak hanya itu, dia juga memiliki misi untuk menghabisi Tentara Republik yang saat itu dipimpin oleh Jenderal Soedirman.
Keduanya memang memiliki banyak kesamaan.
Satu di antaranya adalah sama-sama mati muda.
Jenderal Sudirman meninggal pada usia 34 tahun.
Sedangkan, Spoor tewas pada usia 47 tahun.
Sayang, sampai saat ini masih belum ada yang mengetahui pasti mengenai penyebabnya Spoor.
Terdapat beberapa pendapat yang berbeda tentang kematiannya.
Ada yang mengatakannya Spoor tewas karena diracun oleh Belanda sendiri, ada pula yang mengatakannya tewas karena serangan penyakit jantung.
Namun, berdasarkan buku karangan Moor, Spoor memang disebutkan tewas usai makan siang di sebuah restoran pelabuhan perahu layar (Jachtclub) di Tanjung Priok, Jakarta, Jumat, 20 Mei 1949.
Saat itu, Spoor makan siang bersama beberapa orang ajudannya untuk merayakan kenaikan pangkatnya.
Namun, usai makan siang tersebut, Spoor mengalami serangan jantung, dan koma selama lima hari.
Akibatnya, Spoor pun meninggal pada tanggal 25 Mei 1949.
Rumor yang beredar, saat itu Spoor memang sengaja akan dienyahkan dengan memberikan racun pada makanannya.
Sayang, hal itu sampai saat ini masih belum terungkap.
Meski demikian, satu hal yang pasti adalah Spoor gagal menghentikan Jenderal Sudirman.
Tidak hanya itu, Spoor juga gagal mengembalikan kejayaan Belanda di Indonesia.