Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

12 Fakta Gempa Donggala-Tsunami Palu, Jenazah di Pantai hingga Karakter Gempa Beda dari Lombok

Donggala diguncang gempa 7,4 SR, Jumat (28/9/2018) petang, hingga sebabkan tsunami di Palu, berikut fakta-fakta selengkapnya!

Penulis: Alga | Editor: Adi Sasono
ISTIMEWA
Tsunami di Teluk Palu, Sulawesi Tenggara. 

Donggala diguncang gempa 7,4 SR, Jumat (28/9/2018) petang, hingga sebabkan tsunami di Palu, berikut fakta-fakta selengkapnya!

TRIBUNJATIM.COM - Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018) petang, diguncang gempa hingga menyebabkan tsunami.

Dilansir TribunJatim.com dari Kompas.com, gempa tersebut berkekuatan magnitudo 7,4 SR (sebelumnya disebutkan 7,7 SR).

Akibatnya, bangunan ambruk, jatuh korban jiwa, hingga terjadi tsunami setinggi 1,5 meter hingga 2 meter.

Menurut BMKG, tsunami tersebut terjadi setidaknya di tiga wilayah, yaitu Palu, Donggala, dan Mamuju.

Dampak dari bencana ini, belum diketahui seberapa banyak bangunan rusak dan berapa jumlah korban jiwa.

Hingga Sabtu (29/9/2018) pagi, sudah tercatat 30 korban terindentifikasi meninggal dunia, seperti dikutip TribunJatim.com dari Tribun Timur.

Hal ini juga disampaikan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Sulawesi Tengah, dr I Komang Adi Sujendra, lewat akun Twitter @PBIDI.

BMKG sendiri mengaku belum bisa melakukan komunikasi langung dengan tim yang dikirim ke Donggala, membuat pantauan terkini dampak gempa terhambat.

Berikut fakta terbaru terkait bencana gempa Donggala dan tsunami Palu, yang dirangkum TribunJatim.com dari Kompas.com:

Gempa Donggala & Tsunami Palu, Bagaimana Kabar Pasha Ungu dan Keluarga? Istrinya Sempat Unggah ini

1. Warga Desa Kabonga Kecil mengungsi ke bukit

Sejumlah warga Desa Kabonga Kecil, Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala, hingga Jumat (28/9/2018) malam, masih mengungsi ke perbukitan setelah gempa terjadi.

"Kami akan tetap di bukit sampai besok, menunggu terang. Untuk sementara semua keluarga dan warga di sekitarnya menginap di bukit," kata warga Donggala, Samson T.

Sementara itu, menurut Samson T, sebagian warga memilih berlindung di Kantor Polres Donggala dan sebagian terpaksa harus tidur di berbagai tempat.

Rumah para pengungsi tersebut telah roboh diguncang gempa dan tak bisa dihuni lagi.

"Ada yang tidur di atas tanah, ada yang tidur dalam mobil. Intinya kami belum ingin turun dari bukit. Yang penting saya sekeluarga selamat. Itu dulu yang penting," tegasnya.

Cemas Hingga Tak Bisa Tidur, Begini Curahan Hati Sekjen PKB soal Keluarganya usai Gempa di Donggala

2. Komunikasi masih belum pulih pasca gempa

Pasca gempa beruntun melanda Kota Palu pada Jumat (28/9/2018) petang, jaringan telekomunikasi menjadi lumpuh.

"Kota Palu dalam kondisi lumpuh sekarang, komunikasi sangat sulit, terbatas dan terputus," kata warga Kota Palu, Ratih, menirukan isi pesan singkat suaminya, Muhammad Junun.

Ratih mengatakan, suaminya dan para tamu hotel berlarian keluar ketika terjadi guncangan gempa.

Hal serupa juga dialami Afrianti, yang mengatakan, kondisi Kota Palu sementara ini lumpuh.

"Lampu di sini padam, aliran listrik mati dan tidak ada penerangan lampu."

"Kami hanya memanfaatkan lilin untuk penerangan sementara, rumah kami sudah rusak," katanya.

Afrianti menceritakan, guncangan gempa sangat kuat terasa, hingga menghancurkan rumah-rumah di perumahan tempat tinggalnya.

Peduli Gempa Donggala dan Tsunami Palu, TKD Jokowi Jatim Galang Donasi untuk Korban

3. Imbauan BMKG untuk menjauh dari bangunan

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa susulan masih bisa saja terjadi.

Untuk itu, dirinya meminta warga di Donggala, Sulawesi Tengah, supaya menjauh dari bangunan.

"Kami meminta masyarakat untuk menjauh dari bangunan," kata Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers di kantor BMKG Yogyakarta, Jumat (28/09/2018) malam.

Dwikorita menjelaskan, gempa berkekuatan 7,4 SR yang mengguncang wilayah Donggala sangat kuat dan dikhawatirkan menyebabkan bangunan retak.

"Belum tentu bangunan di sana itu juga memenuhi standar tahan gempa. Kalau sudah retak-retak dan di goyang-goyang gempa susulan, itu kan juga membahayakan," tegasnya.

Bantu Korban Gempa dan Tsunami di Palu, Divif 2 Kostrad Kirim Satgas Kesehatan

4. Pasien rumah sakit memilih berada di halaman

Sebanyak 178 orang pasien di RSUD Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, memilih menginap di halaman rumah sakit sambil dirawat.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, hingga tengah malam rasa trauma dan ketakutan masih terus dirasakan oleh para pasien.

Muhamad Farham (20), pasien patah kaki asal Desa Malei, Kabupaten Tojo Una-Una mengaku takut untuk kembali masuk ke ruangan perawatan akibat masih adanya gempa susulan.

Sambil Bawa Selang Infus, Pasien Rumah Sakit di Poso Berhamburan Selamatkan Diri Saat Gempa

5. BMKG imbau warga waspada hoaks terkait gempa dan tsunami

Dwikorita Karnawati juga mengatakan, waspadai hoaks yang hanya membuat warga resah dan cemas.

"Tetap tenang meskipun gempa- gempa susulan masih akan terjadi."

"Mohon jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab tentang gempa bumi dan tsunami," ujar Dwikorita, saat konferensi pers melalui sambungan Skype, dari Yogyakarta, Jumat (28/9/2018) malam.

Gempa Melanda Kota Palu & Donggala, Wakil Walikota Pasha Ungu Posting Video Acara Pesona Palu Nomoni

6. Karakter gempa Donggala menurut BMKG

Dwikorita Karnawati mengatakan, karakter gempa di Donggala berbeda dengan gempa yang terjadi di Lombok, NTB.

Gempa di Donggala disebabkan pergeseran patahan atau sesar Palu-Koro, sedangkan di Lombok dipicu kenaikan patahan Flores.

"Selama ini tidak ada gempa mencapai 7,4 SR di daerah itu. Kondisi itu justru menyebabkan adanya pengumpulan energi yang bisa memicu gempa lebih besar, seperti yang telah terjadi hari ini," katanya.

Dari hasil pantauan BMKG hingga pukul 20.00 WIB kemarin, telah terjadi 22 kali gempa susulan yang tercatat dengan magnitudo terbesar M 6,3 dan terkecil M 2,9.

Hingga Sabtu (29/9/2018) pagi, sudah terjadi 91 gempa susulan.

Rentetan gempa Sulwaesi Tengah
Rentetan gempa Sulwaesi Tengah (Infografis KOMPAS.com)

Ikan Ini Diyakini Warga Filipina Jadi Penanda Datangnya Tsunami, Lihat Wujudnya, Begini Kata Pakar

7. BMKG hilang kontak dengan Donggala

BMKG masih belum bisa mengontak Donggala, Sulawesi Tengah, menyulitkan untuk memantau kondisi terkini di Donggala.

"Kami kehilangan kontak dengan Donggala sejak pukul 14.00 WIB dan sampai sekarang belum berhasil," kata Dwikorita.

Dwikorita menambahkan, sejak terjadi gempa, BMKG telah mengirim tim untuk memantau kondisi.

Donggala sendiri tidak ada stasiun BMKG.

"Tim kami tidak berhasil masuk karena memang dilaporkan ada kerusakan," katanya.

Viral Kisah Janda 2 Anak Kerap Direndahkan Orang Sekitar, hingga Akhirnya Tak Sangka Dinikahi Pria

8. Saksi mata melihat mayat berserakan di pantai

Seorang pengungsi dari Kelurahan Lolu Utara, Nining (32) mengatakan, telah melihat banyak mayat di pantai serta sebagian mengambang di laut pada Sabtu (29/9/2018) pagi.

“Banyak mayat berserakan di pantai dan mengambang di permukaan laut,” kata Nining saat dihubungi Kompas.com di lokasi pengungsian Gedung DPRD Kota Palu, Sabtu (29/9/2018).

Menurut Nining, jenazah-jenazah tersebut berada di antara puing-puing bangunan yang tersapu tsunami di Palu kemarin.

Selain itu, akses jalan di sekitar Pantai Talise juga mengalami kerusakan akibat gempa dan tsunami.

Hingga saat ini, pemeritah berupaya segera melakukan proses evakuasi dan penanganan korban gempa.

8 Fakta Aldi Novel Adilang 49 Hari Terdampar dan Bertahan Hidup di Laut hingga Ditemukan di Guam

9. Kemensos kirimkan bantuan

Menteri Sosial RI, Agus Gumiwang Kartasasmita telah berkoordinasi dangan Panglima TNI untuk menyalurkan bantuan dan peralatan evakuasi ke Palu dan Donggala.

"Kami sudah lakukan identiifikasi sumber daya yang dimiliki Kementerian Sosial dan mengaktivasi sistem penanggulangan bencana bidang sosial. Baik bufferstock bantuan darurat, peralatan evakuasi, personel relawan Tagana, maupun kendaraan siaga bencana," kata Agus.

Bantuan yang dikirimkan adalah 1.000 kardus makanan cepat saji, 2.000 velbed, 25 tenda serbaguna, 3.000 tenda gulung, 2 paket perlengkapan dapur umum lapangan, 1.000 matras, dan 1.500 kasur.

Model Tampan Tuna Rungu Ini Viralkan Wanita yang Memotretnya Diam-diam Lewat Twitter, Caranya Manis

10. Pasukan evakuasi bergerak ke Donggala

Menkopolhukam RI, Wiranto, sudah memerintahkan tim evakuasi untuk membantu korban gempa dan tsunami di Donggala dan Palu.

Tim evakuasi tersebut merupakan tim gabungan dari TNI, Kepolisian, dan relawan.

Tim akan bergerak melalui jalur darat, karena hingga saat ini Bandara Mutiara Sis Al Jufri di Palu masih belum bisa beroperasi.

"Kami kerahkan dahulu pasukan yang dekat dengan daerah bencana seperti dari Gorontalo, Mamuju, Parigi, Makassar," kata Wiranto di Jakarta, Sabtu (29/9/2018).

Kisah Gadis 15 Tahun, Demi Ayahnya yang Lumpuh, Rela Ditunggangi Orang-orang dan Menjadi Sapi

11. Perbaikan alat navigasi di Bandara Palu

Gempa beruntun yang mengguncang Donggala dan Palu telah mengakibatkan sebagian landasan di Bandara Mutiara Sis Al Jufri di Palu rusak.

Sisa landasan yang masih bisa dipergunakan hanya sepanjang 2.000 meter.

"Dari 2.500 meter panjang landasan pacu, 500 meter rusak karena gempa," kata Wiranto saat jumpa pers di Jakarta.

Selain itu, peralatan navigasi di bandara tersebut juga rusak karena gempa.

Hal itu membuat pesawat tidak bisa mendarat di Palu.

Dikutip dari Antara via Kompas.com, pasukan TNI dan SAR sedang bergerak dari Makassar menuju Palu untuk memperbaiki alat navigasi di bandara.

"Alat navigasi akan dibawa pada pagi ini. Jadi, pukul 10.00 WITA sudah bisa didarati oleh pesawat Hercules," katanya.

Ryan Hidayat, Aktor Tampan yang Disebut Kekasih Terakhir Nike Ardilla dan Sama-sama Meninggal Muda

12. Intruksi Presiden Jokowi

Presiden Jokowi meminta Wiranto segera mengoordinasikan upaya tanggap darurat penanganan gempa dan tsunami di Sulteng.

"Saya telah perintahkan Menkopolhukam untuk mengoordinasikan BNPB. Saya sudah telepon tadi ke panglima TNI untuk bersama-sama menangani, terutama yang berkaitan dengan penanganan darurat baik pencarian korban, evakuasi, dan menyiapkan kebutuhan-kebutuhan dasar yang diperlukan," kata Jokowi di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, Jumat (29/9/2018) jelang tengah malam.

Menurut Jokowi, para jajarannya sedang dalam perjalanan menuju ke lokasi terdampak gempa dan tsunami.

Jokowi berharap agar pada Sabtu (29/9/2018) ini, ia sudah mendapatkan informasi yang lebih detail mengenai kondisi di lapangan.

"Tadi saya sudah mendapatkan informasi dari Kepala BNPB, meskipun informasi itu belum semuanya karena memang sulit untuk telepon ke sana."

"Tadi saya mencoba menghubungi Gubernur sejak sore tadi (Jumat) juga tidak bisa sambung, karena memang kelihatannya komunikasi terganggu," kata Jokowi.

Presiden Jokowi pun menyampaikan dukacita mendalam atas bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Sulteng.

Hingga saat ini, Jokowi juga masih terus memantau perkembangan terkini dari daerah terdampak gempa itu.

"Setiap menit, setiap jam, saya selalu mengikuti peristiwa yang terjadi dari sini. Saya berharap setelah mendapat penjelasan secara penuh baru menentukan rencana," kata Jokowi saat ditanya apakah akan berkunjung ke Sulteng.

Taufik Hidayat Komentari Kinerja Jokowi dalam Asian Games 2018, Imam Nahrawi Langsung Beri Balasan

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved