Gempa dan Tsunami Sulawesi Tengah
Kisah Pria Boyolali Selamat dari Gempa di Palu: Rumah Hancur, Anak Sempat Hilang & Selamatkan Beras
Joko Waluyo (34), merupakan satu di antara orang yang berhasil selamat dari bencana gempa bumi dan tsunami di wilayah Sulawesi Tengah.
Penulis: Pradhitya Fauzi | Editor: Ani Susanti
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pradhitya Fauzi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Joko Waluyo (34), merupakan satu di antara yang berhasil selamat dari bencana gempa bumi dan tsunami di wilayah Sulawesi Tengah.
Pria asal Boyolali ini merupakan satu di antara 175 korban bencana yang ikut mengungsi di Surabaya.
Joko bersama rombongan tiba di Bandara Juanda, Surabaya, Rabu (3/10/2018) malam.
Ditemui TribunJatim.com di Wisma Bhaskara Juanda, Jalan Raya Juanda, Semambung, Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Joko menceritakan bagaimana kronologi terjadinya gempa dan tsunami kala itu.
Joko mengatakan, bencana tersebut meluluhlantakan tempat tinggalnya di Jalan Jabal Rahma, Kelurahan Talise, Kecamatan Mantekolore, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
"Syukur, alhamdulillah kita sekeluarga bisa selamat," tuturnya.
Joko mengaku tak bisa berkata-kata saat bencana tersebut terjadi pada Jumat (3/10/2018).
"Pas Jumat (28/9/2018) sore kejadiannya, sekitar pukul 17.55 WIB. Wah nggak karu-karuan pokoknya," ujarnya.
• Polemik Ratna Sarumpaet, Prabowo Subianto: Kami Persilahkan Jika Ada Proses Hukum
Beberapa temannya hilang
Saat gempa dan tsunami terjadi, lanjut Joko, rupanya sedang ada event tahunan yang akan digelar, yakni pembukaan Palunomoni di kawasan tempat tinggalnya.
Joko mengaku beruntung karena ia dan keluarganya hanya mengalami luka ringan.
"Beruntungnya saya, kakak kandung, keponakan, kakak sepupu, istri, dan anak saya selamat saat rumah saya roboh," imbuhnya.
Tak hanya huniannya hancur, Joko mengatakan, ia terpisah dengan rekan dan warga di sekitar tempat tinggalnya saat bencana terjadi.
Joko mengatakan, beberapa temannya pun telah hilang tergulung ombak tsunami pasca gempa kala itu.
"Teman saya ada yang kintir (tergulung ombak). Malah ada beberapa jenazah teman saya yang belum ditemukan, ada juga yang nggak bisa dikenali," tuturnya.
Putranya sempat menghilang
Seusai bencana, Joko mengaku sempat kehilangan jejak putra pertamanya yang bernama Riki (10).
"Sempat terpisah dengan anak saya. Saya cari kemana mana, akhirnya ketem," katanya.
• Hasil Liga Champions PSG Vs Crvena Zvezda: Skor 6-1, Neymar Hat-trick, Pertahanan Tim Lawan Kacau
Detik-detik gempa dan tsunami hingga hal yang dilakukan Joko dan keluarga setelahnya
"Waktu itu saya lagi mandi. Ada anak, istri, adik dan mertua di dalam rumah, sedangkan anak saya pergi ngaji.
Nah, rumah saya kan lokasinya di pinggir bukit. Getaran pertama sangat kencang. Saya langsung lari keluar ke halaman rumah sambil menarik keluarga saya satu persatu dalam keadaan masih telanjang, kepala saya masih penuh shampo," cerita Joko.
Lalu, saat getaran kedua, Joko berlari masuk ke rumahnya kembali.
Ketika getaran berhenti sesaat, ia pun lalu mengambil pakaian dan memakainya.
Tepat saat ia keluar dari rumahnya, huniannya tersebut lalu ambruk.
Ia dan keluarganya pun mengaku pasrah.
Malam itu pasca getaran dahsyat yang menghancurkan kediamannya, ia dan keluarganya terpaksa tidur di halaman.
"Sampai pagi kita di halaman depan rumah. Empat hari tidur di situ. Makan seadanya, kadang dibantu tetangga dan dapat jatah bantuan dari pemerintah," ujarnya.
• Liga Champions - Inter Milan Taklukkan PSV Eindhoven 2-1, Laga Diwarnai Gol dari Luar Kotak Penalti
Hanya bisa selamatkan beras dan sepeda motor
Joko menuturkan, seluruh peralatan rumahnya sudah hancur lebur.
Ia mengaku hanya menyelamatkan beras.
"Beras itu saya taruh didepan rumah. Nah, bagian rumah saya yang depan itu beruntungnya cuma bengkok aja," ungkap Joko.
Selain beras, Joko juga berhasil menyelamatkan sepeda motornya.
"Saya kalau mau beli bahan makanan ke mana-mana naik motor. Tapi ya gitu, bensinnya tinggal dikit," katanya.
• Inilah Daerah Asal 175 Pengungsi Gempa Palu dan Donggala yang Malam ini Tiba di Bandara Juanda
Beberapa hari pasca bencana, Joko dan keluarga akhirnya memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Boyolali, Jawa Tengah.
Pada Rabu (3/10/2018) pagi, Joko dan keluarga melihat ada pesawat Herkules C-130/A-1337 tiba.
Ia dan keluarganyapun langsung mengantre untuk meminta kepada pihak otoritas agar turut serta diangkut ke Pulau Jawa.
"Saya antre mulai 14.00 WITA. Habis Isya' tadi baru berangkat, sampai di Bandara Juanda 20.30 WIB. Tapi sampai di sini (Sidoarjo), saya juga ngga tau juga kalau mau ke Terminal Bungurasih bagaimana. Akhirnya sama TNI dibawa kesini (Wisma Baskara) untuk semalam ini. Infonya besok pagi diarahkan TNI lagi karena kita kan nggak ada keluarga yang jemput," ungkapnya.
"Ya sementara pulang kampung dulu, karena di sana (Boyolali) kan rumah ibu dan bibi saya. Sambil menenangkan pikiran, jaga traumanya anak. Nanti kalau sudah kondisif, saya ingin ke Palu lagi," tutupnya.