Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

5 Fakta Jamal Khashoggi, Jurnalis Arab Saudi yang Hilang di Turki Diduga Disiksa dan Dibunuh

Kasus hilangnya jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi saat mendatangi Kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, menyita perhatian dunia.

Editor: Pipin Tri Anjani
Al Jazeera
Poster Jurnalis Jamal Khashoggi 

TRIBUNJATIM.COM - Ini 5 Fakta Jamal Khashoggi, Jurnalis Arab Saudi yang Hilang di Turki Diduga Dibunuh dengan Brutal

Kasus hilangnya jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi saat mendatangi Kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, menyita perhatian dunia internasional.

Khashoggi diketahui memasuki kantor tersebut pada 2 Oktober 2018 lalu untuk mengurus beberapa berkas perceraian dengan istri terdahulunya.

5 Fakta Terbaru Kasus Hilangnya Jurnalis Jamal Khashoggi, Bodyguard Pangeran Disebut Jadi Pembunuh

Namun, dia tidak juga kembali hingga tersiar kabar dirinya mengalami penyiksaan hingga dibunuh dengan cara brutal.

Berikut ini 5 fakta seputar sosok jurnalis senior Jamal Khashoggi yang didapatkan dari The Washington Post, New York Times, VoA, dan situs pribadi Jamal Khashoggi.

Awal karier

Khashoggi menamatkan pendidikan Administrasi Bisnis di Indiana State University, Amerika Serikat.

Namun, dia malah memulai karier sebagai seorang jurnalis di sebuah koran berbahasa Inggris, Saudi Gazzete pada era 1990-an.

Kemudian, ia menjadi Wakil Pemimpin Redaksi Arab News sejak 1999-2003.

Selanjutnya dia menempati posisi yang sama di koran Al Watan, namun hanya bertahan selama dua bulan.

Namun, pada 2007 ia kembali ditarik ke Al Watan, kali ini sebagai Pemimpin Redaksi selama 3 tahun.

Fakta-fakta Terbunuhnya Jurnalis di Bulgaria, Selidiki Kasus Korupsi hingga Dibuang Dekat Sungai

Kritikus Pemerintah Arab Saudi

Khashoggi dikenal sebagai jurnalis yang memiliki idealisme tinggi.

Ia kerap mengkritik Pemerintah Arab Saudi melalui tulisan-tulisannya.

Tulisan itu misalnya “Yang Paling Dibutuhkan Negara-Negara Arab adalah Kebebasan Bereksresi” dan “Putra Mahkota Saudi Arabia Harus Mengembalikan Martabat Negaranya”.

Dalam sebuah artikel, Khashoggi menyebut dirinya bukan musuh pemerintah dan sangat peduli dengan Arab Saudi.

Bagi dia, Arab Saudi merupakan satu-satunya rumah yang ia tahu dan inginkan.

Konsistensinya dalam memperjuangkan idealisme, membuat Khashoggy banyak dimusuhi.

Hingga akhirnya ia memutuskan untuk melarikan diri ke Amerika Serikat.

Tak Hanya Melody Nurramdhani, Eks JKT48 Ini Juga Mantap Berhijab, Intip Potretnya Kini Bersama Suami

Mengasingkan diri

Keputusan Khashoggi untuk pindah ke Washington DC pada musim panas 2017 bukan tanpa alasan.

Ia meninggalkan Arab Saudi untuk menghindari kemungkinan adanya penangkapan.

Keteguhan hatinya untuk tetap mengkritisi pemerintahan Arab Saudi demi terciptanya negara yang lebih baik, berbuntut pada banyak ketidaknyamanan.

Kepindahannya ke Amerika menyusul Pangeran Mohammed yang memulai penindakan antikorupsi di seluruh kerajaan, namun juga memberangus pihak yang dianggap menentang pemerintah.

Hasil Babak Kedua Denmark Open 2018, 5 Wakil Indonesia Harus Tersingkir, Termasuk Jonatan Christie

Kolumnis The Washington Post

Khashoggi terdaftar sebagai salah seorang kolumnis di media internasional yang berbasis di ibu kota Amerika Serikat, The Washington Post.

Ia sudah menulis banyak artikel kolom di media itu sejak Maret 2018.

Ia menulis banyak kritikan terhadap Pemerintah Saudi Arabia, yang kebanyakan ditujukan kepada Putra Mahkota, Mohammed bin Salman.

Artikelnya diunggah dalam dua bahasa, yakni Inggris dan Arab.

Khashoggi pun bersyukur atas hal ini, karena masyarakat Arab tetap dapat memahaminya dengan mudah.

Beri Hadiah Mobil untuk Ultah Kimmy Jayanti, Greg Nwokolo Tulis Kata Romantis, Dia adalah Duniaku

Menulis tiga buku

Daftar buku yang pernah ditulis oleh Khashoggi.(https://jamalkhashoggi.com/index.php/books/)
Daftar buku yang pernah ditulis oleh Khashoggi.(https://jamalkhashoggi.com/index.php/books/) ()

Semasa hidupnya, Khashoggi sempat menulis tiga buah buku, yakni Elaqat Hreja (2002) yang membahas hubungan Arab Saudi-Amerika Serikat pasca-kejadian 11 September 2001.

Buku kedua berjudul Ihtalal Asuq Asaudi (2013) yang menyinggung tentang ketergantungan Arab Saudi terhadap buruh tenaga asing.

Buku ketiga terbit pada 2016. Khashoggi menulis buku berjudul Rabea Alarab, Zamen Alekhwan yang membahas tentang musim semi di Arab dan politik Islam.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta Jamal Khashoggi, Jurnalis Arab Saudi yang Hilang di Turki..."

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved