Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Menjelajahi Museum Manusia Pura di Sangiran, Menerawang ke Zaman Jutaan Tahun Silam

Museum Manusia Purba Sangiran, Sragen, Jawa Tengah menjadi oase romantisme kala peradaban digempur gelombang modernitas.

Penulis: Eko Darmoko | Editor: Yoni Iskandar
eko darmoko/surya
Manekin manusia purba di Museum Manusia Purba Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. 

TRIBUNJATIM.COM, SRAGEN - Museum Manusia Purba Sangiran, Sragen, Jawa Tengah menjadi oase romantisme kala peradaban digempur gelombang modernitas.

Pernak-pernik di dalamnya membawa kita, sejenak, menerawang ke zaman jutaan tahun silam.

Sejarah yang biasanya tersaji dalam teks konservatif, di Museum Sangiran menjelma etalase hidup yang meriwayatkan ikhwal peradaban manusia purba hingga manusia modern di Bumi.

Secuil pertanyaan mendadak gentayangan di angan-angan: siapa dan berasal dari mana manusia?

Di antara titik purbakala di Sangiran, ada satu titik yang menjadi kebanggaan, baik bagi Indonesia maupun dunia internasional.

Uang Hasil Pembobolan ATM di Mojokerto Digunakan Para Perampok untuk Foya-foya di Surabaya

Titik itu adalah Sangiran 17 (urutan angka menunjukkan masa penemuan) yang banyak terkubur fosil manusia purba Homo Erectus dan artefak.

"Sangiran 17 merupakan temuan penting dan terlengkap yang menjadi sumbangan Indonesia untuk dunia," kata Iwan Setiawan Bimas, Kasi Pemanfaatan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran kepada TribunJatim.com , Kamis (1/11/2018).

Di Sangiran 17, menurut Iwan, ditemukan fosil Homo Erectus oleh warga bernama Tukimin pada 1969. Fosil Homo Erectus berupa tengkorak ini kemudian disimpan di Museum Geologi Bandung.

"Waktu itu belum ada Museum Sangiran, jadi ya disimpan di Bandung," tegas Iwan kepada TribunJatim.com.

Ketika Surya menjelajahi museum ini, serasa kembali ke masa jutaan tahun silam. Pada deretan etalase berisi manekin manusia purba dan fauna, serta fosil dan artefak membuat Museum Sangiran layaknya ekosistem zaman purba.

Namun di antara koleksi Museum Sangiran, fosil dan manekin Homo Erectus-lah yang menjadi primadona.

Terjebak Macet Jalanan Surabaya Saat Kabur, Jambret Ponsel Nyaris Dimassa

Pasalnya, tanah Sangiran di masa lampau banyak dihuni Homo Erectus, jenis primata terakhir sebelum Homo Sapiens (manusia) dalam mata rantai peradaban.

Dijelaskan Iwan, Homo Erectus dibagi menjadi tiga sekuel berdasarkan zamannya. Yakni Akraik, Tipik, dan Progresif.

"Yang paling tua adalah Homo Erectus Akraik yang hidup pada zaman 1,5 juta tahun yang lalu," papar iwan.

Berdasarkan catatan Museum Sangiran, Homo Erectus dinyatakan punah seperti dinosaurus di zaman sebelumnya. Nah, di sinilah mata rantai manusia purba terputus.

Lantas, pasca kepunahan Homo Erectus, kemudian 'mendadak' muncul Homo Sapiens yang oleh para ahli disebut sebagai manusia layaknya manusia zaman sekarang.

Berangkat ke Sekolah, Puluhan Pelajar di Kota Blitar Terjaring Razia Satlantas Polres Blitar Kota

Putusnya mata rantai evolusi manusia purba hingga klaim bahwa Homo Sapiens adalah manusia, oleh para ahli masih diperdebatkan dan hasil penelitiannya belum menemui titik terang. Bermula dari sinilah, pertanyaan siapa dan dari mana asal manusia, belum terjawab.

Namun, terlepas dari itu semua, Sangiran kini menjadi pintu gerbang untuk membuka tabir misteri tentang kehidupan zaman lampau dan mencari jawaban atas pertanyaan di atas.

"Sangiran menjadi salah satu situs warisan dunia yang tercatat di Unesco," tegas Iwan. (Eko Darmoko/TribunJatim.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved