Jalan Wonosari Surabaya Selalu Macet, Warga Semampir Minta Ada Pelebaran
Warga kawasan Surabaya Utara meminta Pemerintah Kota Surabaya lebih aktif dalam menjaring aspirasi masyarakat.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Warga kawasan Surabaya Utara meminta Pemerintah Kota Surabaya lebih aktif dalam menjaring aspirasi masyarakat untuk pembangunan infrastruktur.
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Fauzi, warga Kelurahan Ujung, Kecamatan Semampir, Surabaya.
Ia dan masyarakat mengaku berulang kali mengajukan agar ada pelebaran jalan di Jalan Wonosari.
Pasalnya jalan tersebut sangat padat dan biasa dilintasi oleh kendaraan besar seperti truk pengangkut barang yang seharusnya tidak sesuai dengan kelas jalan.
• Ada Hot Wheels Challenge Accepted di Tunjungan Plaza Surabaya, Bisa Jadi Referensi Liburan Anak-anak
• Ada Pergantian Trafo PLN, Koridor Co-Working Space Gedung Siola Surabaya Alami Pemadaman Listrik
"Jalan Wonosari ini selalu macet setiap pagi dan sore. Jalan sampai tidak bergerak. Lebar jalannya tidak memadai," kata Fauzi, Senin (19/11/2018).
Ia mengatakan, Jalan Wonosari sudah banyak menelan korban kecelakaan.
Pasalnya kendaraan yang padat, jalan yang sempit dan kurang waspadanya pengendara jalan membuat kecelakaan di jalan ini kerap terjadi.
"Hampir setiap hari ada saja kecelakaan. Kami berharap pemerintah ada perhatian untuk kawasan tempat tinggal kami. Dilebarkan saja jalannya," katanya.
• Menang atas Bali United, Persebaya Jauh Tinggalkan Arema FC, Milan Petrovic: Harus Cari Poin Penuh
• Cetak Hat-trick Ketiga pada Liga 1 2018, David da Silva Tuai Pujian dari Pelatih Bali United
Hal senada juga disampaikan oleh Mustofa, warga RW 11 Kelurahan Pegirikan.
Ia mengatakan, Kalan Wonosari menjadi kian ramai lalu lintasnya karena di sana ada kawasan pergudangan.
Jalan ini juga menjadi alternatif untuk menuju Jembatan Suramadu.
Sejak ada pembebasan tarif Suramadu, Jalan Wonosari menjadi semakin padat, terutama kendaraan kelas berat.
"Kami sudah berupaya untuk mengajukan usulan pelebaran jalan di Jalan Wonosari. Tapi sampai saat ini belum ada kabar kelanjutan untuk persetujuan," ucap Mustofa.
Hal ini ia sayangkan.
• 2 Bulan usai Penetapan DCT, Mayoritas Calon Pemilih Belum Tentukan Pilihan, Ini Kata Gerindra Jatim
Padahal di Surabaya memiliki sistem musrembang yang dibanggakan menyerap aspirasi kalangan bawah.
Namun nyatanya pembangunan di Kota Pahlawan menurut Mustofa kurang merata untuk kawasan pinggiran.
Sementara itu, anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, Camelia Habibah menyayangkan belum adanya pelebaran di Jalan Wonosari.
Padahal kelas jalan ini tidak sesuai dengan lebar jalan yang hanya enam meter, namun banyak dilewati kendaraan besar truk truk.
• Tanam Pohon Berbunga Eksotik, Surabaya Menjelma Jadi Kota Seribu Taman
• Brylian Aldama Dapat Kartu Merah, Persebaya U-16 Selamat dari Kalah Berkat Ernando
"Dan untuk musrembang hanya di Kecamatan Semampir yang anggota dewannya tidak dilibatkan. Saya sangat kecewa untuk itu," ucap politisi PKB ini.
Sebagai dewan yang membidangi pembangunan ini, ia mengaku kebutuhan pelebaran Jalan Wonosari patut diprioritaskan.
Ada opsi pelebaran jalan dengan pebebasan rumah di Jalan Wonosari.
• Pulang Kunker, Presiden Jokowi Langsung Cari Oleh-oleh untuk Cucunya di Tunjungan Plaza Surabaya
Namun opsi kedua yang ia tawarkan adalah menutup sungai Pegirikan dengan box culvert sebagaimana langkah yang kerap diambil Pemkot Surabaya untuk melebarkan jalan.
"Saya rasa opsi menutup sungai dengan box culvert ini lebih memungkinkan. Kita akan coba kawal agar proyek pelebaran jalan di Surabaya Utara ini bisa goal, agar tidak di tengah kota saja," kata Habibah. (Fatimatuz Zahroh)