Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tradisi Keresan, Cara Warga Desa Mangelo Sooko Mojokerto Sambut Maulid Nabi Muhammad

Dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad, warga Desa Mangelo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto menggelar tradisi unik.

Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Dwi Prastika
SURYA/DANENDRA
Warga berebut mendapatkan hasil bumi dan barang industri rumahan di acara Keresan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad di Desa Mangelo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Selasa (20/11/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad, warga Desa Mangelo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto menggelar tradisi unik.

Tradisi itu bernama 'Keresan'.

Tradisi Keresan digelar di halaman Masjid Darussalam, Desa Mangelo, Kabupaten Mojokerto, Selasa (20/11/2018).

Warga dari berbagai desa di Mojokerto antusias menghadiri acara Keresan.

Sejak pagi, mereka mengikuti rangkaian acara mauludan ini.

Polres Mojokerto Sebut Adanya Indikasi Sopir Bus Mengantuk dalam Kecelakaan di pertigaan Jampirogo

Rangkaian acara diawali kirab terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan pengajian serta ceramah, dan ditutup dengan tradisi Keresan.

Saat tradisi Keresan akan dimulai, para warga berkumpul dan mengelilingi dua pohon keres dan gunungan makanan yang diletakkan di tengah jalan.

Dua pohon keres itu dipenuhi beragam barang kerajinan home industri dan hasil bumi warga Desa Mangelo.

Barang kerajinan industri itu berupa pakaian, sepatu, dan topi diikat di ranting pohon keres.

Buat Skema Pengamanan Gerak Jalan Mojokerto-Surabaya, Dispora Belajar dari Tragedi Surabaya Membara

Sedangkan hasil bumi berupa terong dan buah kelapa ditumpuk di bawah pohon.

Para warga akan berebut memanjat dan mendekat ke pohon keres supaya mendapatkan barang-barang home industri maupun hasil bumi.

Warga yang berada di barisan yang paling depan tentunya akan mendapatkan peluang lebih besar mendapatkan barang-barang tersebut.

Serunya Tebar Uang Koin, Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Kebonsari Madiun

Sebelum tradisi Keresan dimulai, para warga menggelar doa bersama.

Sesaat setelah doa bersama selesai, bahkan panitia belum memberikan aba-aba, warga langsung berlarian hingga berdesak-desakan berebut hasil bumi yang mudah dijangkau karena diletakkan di bawah pohon keres.

Sedang warga lain memilih untuk memanjat dan mengambil barang home industri.

Untuk mencapai puncak pohon keres setinggi 3 meter tak membutuhkan waktu lama.

Hadiri Peringatan Maulid Nabi, Bupati Anas Minta Warga Selipkan Doa untuk Banyuwangi

Belum ada 10 detik warga yang berjumlah sekitar 6 orang sudah berada di puncak.

Sesampainya di puncak, mereka tak serta merta mengambil barang home industri untuk dirinya sendiri.

Mereka akan melemparkan barang tersebut ke warga yang berada di bawah.

Salah satu warga yang memanjat terlihat terjatuh ke tanah lantaran ranting yang dia pijak patah tak kuat menopang tubuhnya.

Kondisi Bripka A, Polisi yang Diserang Orang Tak Dikenal di Lamongan telah Membaik usai Operasi Mata

Dia sempat tersungkur, namun tak berapa lama dia kembali berdiri.

Salah satu warga asal Trowulan bernama Mariaman mengatakan, dia sudah lima kali mengikuti acara Keresan di Desa Mangelo.

Hari ini dia mengaku beruntung mendapatkan hasil bumi dan barang-barang home industri.

"Saya memang berniat datang ke Desa Mengelo untuk mengikuti acara Keresan," katanya sambil memikul karung beras berisi hasil bumi dan barang home industri yang ia dapatkan di acara Keresan, Selasa (20/11/2018).

Hasil Persija Vs Persela Lamongan, Persela Perpanjang Rekor Tak Pernah Menang di 11 Laga Tandang

Mariaman mengatakan, barang ataupun hasil bumi yang ia dapatkan di acara Keresan nantinya akan dibagikan ke tetangga.

"Saya tadi ikut berebut dan mendapatkan beberapa hasil bumi, seperti kelapa, tomat, dan juga terong. Rencananya akan saya masak dan di bagikan ke tetangga," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Panitia Keresan, Taufik menjelaskan, tradisi Keresan sudah puluhan tahun digelar di Desa Mangelo.

"Tradisi Keresan sudah turun-temurun digelar. Tepatnya saya kurang paham. Dari cerita kakek, nenek dan tokoh masyarakat acara Keresa sudah ada sejak puluhan tahun," jelasnya.

Peringati Maulid Nabi Muhammad, Puti Guntur Soekarno Blusukan ke Kampung Rangkah Gang Buntu Surabaya

Taufik melanjutkan, tujuan diadakannya acara Keresan adalah untuk memperingati serta memeriahkan acara Maulid Nabi Muhammad.

Selain itu juga untuk berbagi rezeki dengan warga sekitar.

Para warga Mangelo secara swadaya mengumpulkan hasil bumi dan industri rumahan miliknya.

"Karena masyarakat Mangelo rata-rata Nahdlatul Ulama (NU) sehingga ketika melakukan acara atau tradisi keagamaan pasti akan ada sangkut pautnya dengan sedekah," cetusnya.

Satu Terduga Pelaku Penyerangan Anggota Polsek Paciran Merupakan Pecatan Polres Sidoarjo Tahun 2011

Menurut Taufik, pemilihan pohon keres untuk mengikat dan meletakkan hasil bumi dan barang home industri bukanlah tanpa arti.

Pohon keres memiliki filosofi tersendiri.

"Pohon keres terkenal mempunyai ranting dan buah yang banyak. Selain itu juga daunya lebat. Saya berharap rezeki warga Mangelo seperti pohon keres, yang selalu banyak dan tak putus-putus hingga ke anak cucu," Pungkasnya. (Danendra Kusuma)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved