Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kontingen Kungfu Surabaya Bersatu Jadi Juara Umum Olimpiade Kungfu Internasional

Belasan anak berkumpul di lapangan SD Muhammadiyah 16 Surabaya, memakai baju khas Sasana atau perguruan Lima Naga tampak ceria memamerkan medali

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Yoni Iskandar
sulvi sofiana/surya
Anak-anak sasana Lima Naga memamerkan jurus Kungfu yang mereka tampilkan dalam Bali International Kungfu Championship 2018 hingga meraih juara umum, Rabu (26/12/2018). 

 TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Belasan anak berkumpul di lapangan SD Muhammadiyah 16 Surabaya, memakai baju khas Sasana atau perguruan Lima Naga tampak ceria memamerkan medali yang mereka peroleh dari Bali International Kungfu Championship 2018 yang digelar di Nusa Dua, Bali 17 sampai 22 Desember lalu ini.

Untuk mempersiapkan kompetisi ini, anak-anak yang masih sekolah harus rela berlatih selama jadwal ujian sekolah.

Suwartini, wali murid siswa kelas tiga SDM, 'Alim Nur Badaruzzaman Al Faruq (9) bahkan harus mengantarkan anaknya dari pulang sekolah pukul 17.00 hingga selesai latihan pukul 21.00.

"Kalau malam nggak sempat belajar,kasihan juga. Jadi belajarnya buat ujian saat habis subuh sambil siap-siap berangkat," ujarnya kepada TribunJatim.com ketika ditemui di halaman sekolah, Rabu (26/12/2018).

Menurutnya, anaknya harus latihan intensif tiga bulan sebelum pertandingan. Bahkan sebulan sebelum pertandingan latihan dilakukan seminggu enam kali selama empat jam.

Suasana Tahlilan Ifan Seventeen di Pontianak, Doakan Dylan Sahara dan Personel Seventeen

Antisipasi Macet, Kapolres Malang Kota Imbau Masyarakat Tak Konvoi di Malam Tahun Baru 2019

Adelia Pasha Bagikan Kondisi Terkini Palu Pasca Tsunami September 2018, Semangat Dampingi Pasha Ungu

"Anak saya memang aktif dan sejak awal tertatik Wushu seperti kakak-kakaknya. Makanya saya dukung saja sampai mengantar ke Bali," ujarnya kepada TribunJatim.com.

Usaha keras anaknya menurutnya sepadan dengan prestasi dalam pertandingan hingga mendapat empat medali. Mulai dari satu perak, dua perunggu dan satu emas kecil setara harapan.

Hal serupa diungkapkan Muhammad Fardin (11), siswa kelas enam SDM 16. Meskipun memasuki kelas enam dan harus latihan sambil ujian sekolah, orang tuanya sangat mendukung.

"Karena didukung orang tua saya giat untuk menghafalkan semua jurus. Makanga saya ungg saat kelas Tangan Kosong Shaolin dan dapat emas," ujarnya kepada TribunJatim.com.

Totalnya, Fardin memperoleh dua emas, dua perak dan satu emas kecil.

Mereka yang berkumpul di lapangan SDM 16 ini bukan hanya siswa SD Muhammadiyah 16, melainkan anak-anak berusia lima hingga 16 tahun yang tergabung dalam Sasana Lima Naga.

Sasana Lima naga berlaga dalam kompetisi internasional bersama lima sasana lainnya di Surabaya menjadi kontingen Kungfu Surabaya Bersatu (KSB).

Membawa nama KSB, mereka bersaing dengan 89 sasana wushu dan 725 atlet, dari Indonesia, Makau, Singapura, Kazakstan, Norwegia hingga Oslovakia.

Chriswanto Agus Hariono, Dewan Pembina Sasana Lima Naga sekaligus manager KSB mengungkapkan KSB berhasil meraih Juara Umum Piala Menpora RI dalam kompetisi internasional tersebut.

Dengan rincian 69 emas, 86 perak, 80 perunggu berhasil diperoleh KSB. "Lima naga mengirim 22 atlet dan berhasil meraih 15 emas, 29 perak, 16 perunggu,"ungkapnya.

Medali lainnya diraup oleh sasana yang tergabung dalam KSB, mulai dari Sasana Yasani, Sasana CSWI, Sasana Siao Yao, Sasana Hongde hingga Sasana Wanoroseto.

"Kalau sasana lain biasanya umum sebagai club, di SD Muhammadiyah ini mereka ekskul Wushu dibawah naungan Lima Naga,"urainya.

Sementara sembilan siswa dari SD Muhammadiyah 16 berhasil mendapat beragam medali, mulai perak, emas dan perunggu. Mereka mengikuti kategori tradisional dan Daulu.

"Kalau KSB pesertanya di usia 4,5 tahun hingga usia 50 tahun. Sementara lima naga dari 4,5 tahun hingga 16 tahun, mulai dari TK sampai SMA,"ujarnya.

Chris menilai setiap daerah punya kekhasan masing-masing, pihaknya sangat waspadai perguruan dari Jakarta yang memang atletnya cukup banyak dan rajin mendulang medali. "Makanya kami gabung enam sasana agar bisa unggul juara umum dibandingkan Jakarta,"urainya.

Selain srategi meningkatkan jumlah atlet, latihan atlet ini sudah di tempa sejak Kejurnas pada pertengahan tahun 2018. Sehingga siswa yang sudah terbiasa dengan kompetisi siap untuk latihan.

"Mereka memang ada yang sambil ujian sekolah, ya kadang izin kalau kewalahan. Tapi secara keseluruhan mereka rutin latihan tiga bulan sebelum pertandingan membuahkan hasil,"pungkasnya. (Sulvi sofia./TribunJatim.com).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved