Tahun Baru Imlek
Menguak Peran Penting Gus Dur di Balik Perayaan Imlek, Keputusan Setelah Era Soeharto Paling Diingat
Gus Dur rupanya punya peran penting di balik perayaan Tahun Imlek. Hal itu terjadi setelah masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Melia Luthfi Husnika
Saat Gus Dur terpilih menjadi presiden hasil pemilihan umum pertama pada era reformasi, sejumlah perubahan dilakukan.
• Rayakan Imlek 2019, Sederet Artis Lakukan Pemotretan Berkonsep Cina, Ada Gisella hingga Marion Jola
Satu momen penting adalah ketika Gus Dur memutuskan mencabut Inpres Nomor 14 Tahun 1967.
Inpres itu dicabut dengan terbitnya Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 pada 17 Januari 2000.
Dalam Harian Kompas disebutkan, Sekretaris Dewan Rohaniwan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia Budi Tanuwibowo masih ingat kejadian yang melatarbelakangi pencabutan inpres tersebut.
Prosesnya terbilang cepat, malah membuat Budi kaget dengan sikap Gus Dur itu.
"Waktu itu, kami ngobrol sambil berjalan mengelilingi Istana. Gus Dur lalu bilang, oke, Imlek digelar dua kali, di Jakarta dan Surabaya untuk Cap Go Meh. Kaget juga saya," kata Budi, dikutip dari harian Kompas yang terbit 7 Februari 2016, Selasa (5/2/2019).

• Rayakan Imlek 2019, Sederet Artis Lakukan Pemotretan Berkonsep Cina, Ada Gisella hingga Marion Jola
Rencana perayaan Imlek dan Cap Go Meh itu tentu saja terhambat Inpres Nomor 14/1967 yang saat itu masih berlaku.
Namun, dengan spontan, Gus Dur berkata, "Gampang, inpres saya cabut."
Pencabutan pun dilakukan dengan penerbitan Keppres Nomor 6/2000.
Keppres itu kemudian menjadikan etnis Tionghoa mulai merayakan Imlek secara terbuka.
Kemeriahan pun terlihat di perayaan Imlek, yang saat itu ditandai sebagai tahun Naga Emas.
Ornamen naga, lampion, dan angpau ikut terlihat terpasang indah di sejumlah pertokoan.
Atraksi barongsai menjadikan perayaan Imlek semakin ceria.
• Rayakan Imlek 2019 Bersama Veronica Tan, Putra Ahok BTP Tunjukkan Keahlian Tersembunyi Sang Ibunda
Akan tetapi, perayaan Imlek sebagai hari nasional baru dilakukan dua tahun sesudahnya, pada era Presiden Megawati Soekarnoputri.
Megawati menyampaikan penetapan tersebut saat menghadiri Peringatan Nasional Tahun Baru Imlek 2553 pada 17 Februari 2002.