Fahri Hamzah Klaim Suara Jokowi Tergerus 5% Pasca Ahmad Dhani Dipenjara: Nilai Saya Sedikit di Atas
Fahri Hamzah menyebut suara Jokowi bisa terus tergerus setiap kali ada tokoh yang terkena UU ITE.
Penulis: Januar AS | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah merespon adanya sejumlah tokoh yang terjerat UU ITE.
Satu di antaranya adalah kasus yang sekarang yang sekarang sedang menimpa Ahmad Dhani.
Ahmad Dhani dipenjara karena kicauannya di Twitter pada tahun 2017 lalu.
Terkait hal ini, Fahri menganggap adanya sejumlah tokoh yang terkena UU ITE justru akan merugikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Fahri, suara atau elektabilitas Jokowi bisa terus tergerus setiap kali ada tokoh yang terkena, atau terjerat.
• BREAKING NEWS : Ahmad Dhani Tak Jadi Ditahan di Rutan Medaeng, Keluarga Berada di Jakarta
"Ini tergerus, setiap orang kena 2 persen,"ujar Fahri Hamzah saat hadir dalam forum ILC di TV One, Selasa (5/2/2019).
Bahkan, menurut Fahri dipenjaranya Ahmad Dhani bisa membuat elektabilitas Jokowi tergerus hingga 5 persen.
"Ahmad Dhani dugaan saya 5 persen tuh," ucap Fahri.
Tidak hanya itu, Fahri Hamzah juga menyebut, jika dirinya ikut terkena UU ITE, maka juga bisa menggerus eleektabilitas Jokowi.
"Besok kalau saya kena, kira-kira ya nilai saya sedikit di atas Ahmad Dhani, 7 persen," tambah Fahri Hamzah.
Sementara itu, pengamat politik Rocky Gerung membuat simulasi dengan menyebut program Indonesia Lawyers Club (ILC) adalah forum anti pemerintah.
Hal itu ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) TV One bertajuk 'Yang Terjerat UU ITE: Buni Yani, Ahmad Dhani, Siapa Lagi?', Selasa (5/2/2019).
Awalnya, Rocky Gerung diminta oleh pembawa acara Karni Ilyas untuk memberikan klarifikasi soal 'fiksi' dan menanggapi Undang-Undang (UU) tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Lantas, Rocky Gerung menyinggung foto kolase yang menunjukkan Ahmad Dhani dan Buni Yani karena tersandung kasus UU ITE.
Dalam foto itu juga memperlihatkan gambar siluet di antara Ahmad Dhani dan Buni Yani.
Rocky Gerung kemudian menduga-duga siapa yang menjadi orang ketiga tersebut.
"Saya mau balik pada gambar di belakang sana, barusan saya lirik itu, rupanya ada siluet di tengah itu, insinuasi adalah siapa orang ketiga itu," kata Rocky Gerung.
Menanggapi hal itu, Karni Ilyas mengatakan bukan Rocky Gerung yang ada dalam gambar siluet itu.
"Itu botak, Anda (Rocky Gerung) tidak botak, jadi mungkin orang lain," ujar Karni Ilyas.
Rocky Gerung lantas membuat simulasi soal sosok yang diduga menjadi gambar siluet itu.
"Saya bikin simulasinya, supaya saya punya peralatan untuk bertengkar hari ini. Bila ILC adalah forum anti pemerintah, maka siluet itu adalah Karni Ilyas," kata Rocky Gerung.
Mendengar hal itu, Karni Ilyas hanya tertawa.
"Di dalam logika itu namanya hubungan antara anteseden dan konsekuen. Kalau Anda mau membatalkan dalil saya, buktikan bahwa Karni Ilyas tidak layak untuk dilaporkan."
"Bukan membatalkan anteseden saya, karena itu hak saya membuat premis semacam itu, bila Karni Ilyas anti pemerintah, bila ILC anti pemerintah maka orang ketiga di tengah itu, siluet itu adalah karni ilyas, that's logic," lanjut Rocky Gerung.
Lantas, Rocky Gerung membandingkan dengan kasus dugaan penistaan agama yang menimpanya karena menyebut kitab suci adalah fiksi.
"Jadi kalau orang marah pada kalimat saya, itu artinya dia tidak mampu untuk berpikir konseptual," ungkap Rocky Gerung.
Dirinya menegaskan, fiksi merupakan hal yang bagus karena juga dipertandingkan dan mendapat penghargaan.
"Saudara-saudara, fiksi itu dari awal saya katakan fiksi itu bagus," jelas dia.
"Jadi fiksi itu baik dipertandingkan bahkan, dikasih hadiah kok fiksi itu, jadi kita ada di kekacauan karena kita digoda mencari delik itu. Soalnya, kita berupaya, kalau bisa saudara Rocky Gerung deliknya tiga kali, karena kehangatan berwarganegara itu hilang," imbuh dia.