Wawancara Eksklusif Pakde Karwo
Pembangunan Partisipatoris Berdampak Nyata Meningkatnya Daya Saing dan Naiknya Pendapatan Masyarakat
Pembangunan Partisipatoris yang Diusung Berdampak Nyata pada Meningkatnya Daya Saing dan Naiknya Pendapatan Masyarakat.
Penulis: Mujib Anwar | Editor: Mujib Anwar
Sedangkan Jawa Tengah yang penduduknya 35 juta, tapi PDRB hanya 57 persen dari Jatim
Artinya, proses pembangunan secara partisipatoris berbuah. Kalau yang dilakukan wujudnya infrastuktur. Saya kira pelabuhan di Jatim paling banyak.
Mulai di Tuban dan Brondong. Tapi ada pelabuhan Paciran dan dengan Kapal Ro-Ro, truk bisa masuk ke Surabaya, Panarukan, masuk ke Mataram, sehingga ongkos biaya rendah.
Semua dengan sistem Ro-Ro. Artinya, kita bersaing terkait efisiensi.
Di Gresik, pelabukan tumbuh dengan baik, ada Teluk Lamong, memang bukan milik provinsi. Tapi investasi yang melayani provinsi. Pelabuhan paling modern di Asia, kita fasilitasi dan setujui di bangun.
Persetujuan kita tentang JIIPE (Java Integrated Industrial Port and Estate) di Gresik. Ada industry dan port jadi satu.
Barang yang diolah bisa langsung keluar. Ini generasi baru terhadap Pelabuhan Tanjung Perak.
Itu belum pelabuhan di Probolinggo, Panarukan, dan Banyuwangi.
Infrastruktur udara. Daerah provinsi yang daerah pelabuhannya paling banyak adalah Jatim. Daerah yang lapangan terbangnya banyak, ya di sini.
Ada Bandara Abdurrahman Saleh di Malang yang dikelola provinsi, Bayuwangi berkembang, sebentar lagi Kediri, Bawean, dan sebagainya.
Dari sinilah sistem transportasi jalan, trading (perdagangan) dan produksi jalan prosesnya. Disitulah kemudian berkembang mengurangi disparitas antar wilayah.
Nampak setelah ini, GNI turun dari 0,41 menjadi 0,37. Ini satu hal yang substantif dan tidak kasat mata.
Untuk bidang infrastuktur darat dilakukan pusat. Kalau udara dan laut diinisiasi oleh provinsi.
• 10 Tahun Jadi Gubernur Jatim, Pengalaman Bareng Marsinah Ini yang Paling Berkesan Bagi Pakde Karwo
Untuk Legacy Agro, bagaimana dan bisa dijelaskan?
Sekarang ini, sebanyak 21,70 persen barang di Indonesia berasal dari Jatim. Sebelumnya saat masuk tahun 2009 hanya 15,6 persen.