Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pelantikan Gubernur Jatim

PR Khofifah-Emil Begitu Sulit, Dekan FISIP Unair Beri 3 Langkah Agar PR Lekas Rampung

Tantangan lima tahun ke depan yang dihadapi Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim periode 2019-2024, dipr

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Yoni Iskandar
Tribunjatim/Luhur Pambudi
Falih Suaedi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) 

"Kalau mengandalkan swasta gak mungkin," tukasnya.

Apa yang diupayakan oleh Pakde Karwo dengan membangun Jalur Lingkar Selatan (JLS) sudah tepat, hanya saja bagi Falih, dampak bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat kabupaten yang dilalui JLS tersebut belum tampak.

"Saya berharap Bu Khofifah bisa melanjutkan pembangunan JLS ini agar Pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh disana dan menghilangkan disparitas spasial yang terjadi di wilayah Selatan," katanya.

Ketiga. Menghilangkan Disparitas Antara Sektor Pertanian dan Industri.

Berdasarkan catatan yang dimiliki Falih, Jatim tergolong provinsi yang banyak mengalami alih fungsi lahan, dari lahan pertanian menjadi perumahan atau industri.

Padahal, seingat Falih, Jatim sempat dikenal sebagai julukan lumbung padi nasional.

Artinya, sektor pertanian Jatim menjadi penyuplai terbesar pasokan beras nasional.

Namun, seiring meningkatnya alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan, Falih mengaku ragu apakah julukan itu masih layak disematkan pada Jatim.

"Kalau banyak tanah yang dialihfungsikan menjadi Perumahan atau industri sepertinya Jawa Timur tidak lagi menjadi lumbung padi nasional," lanjutnya.

Boleh-boleh saja pengalihfungsian lahan pertanian dilakukan oleh pemerintah, namun harus dilihat terlebih dahulu kondisi tanahnya, apakah masih produktif.

"Kalau memang tanah pertanian itu sudah tidak produktif boleh dialihfungsikan, tapi kalau mampu menghasilkan panen ya jangan," kata Falih.

Falih berharap, dikepemimpinan Khofifah, pengalihfungsian lahan bisa ditekan, dan pemerintah mulai berfikir mengembangkan sektor pertanian menjadi lahan produktif yang mampu menyerap banyak tenaga pekerja.

"Lucunya data yang saya miliki sektor pertaniannya ternyata lebih banyak menyerap tenaga kerja, sektor pertanian sangat strategis bisa menyerap banyak pengangguran," tandasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved