Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Uang Kembalian Pakai Permen Dikeluhkan Mahasiswa UB Malang ke Kepala Perwakilan BI Jatim

Sejumlah pertanyaan menarik dilontarkan peserta kuliah tamu Banking Lecture Update Series di FEB Universitas Brawijaya (UB) Malang, Kamis (14/2/2019).

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Arie Noer Rachmawati
SURYA/SYLVIANITA WIDYAWATI
Suasana kuliah tamu perbankan di FEB Universitas Brawijaya Malang, Kamis (14/2/2019). 

Misalkan belanja habis Rp 9.250, ia membayar dengan uang Rp 10.250. Jadi, ia mendapat pengembalian Rp 1000 yang relatif gampang.

"Mungkin dengan cara itu, peritel juga bisa memenuhi kebutuhan uang recehnya buat pengembalian," kata Difi. 

Sementara itu, Setyo Tri Wahyudi PhD, Dosen FEB UB memaparkan tentang kondisi sekarang dimana masyarakat senang belanja online.

"Daripada belanja ke mall. Repot. Parkir saja susah. Dengan online, pembeli dipermudah tanpa repot keluar rumah," kata dia.

Ia melihat toko-toko di mall ada juga yang mau tutup.

Di Jakarta sudah terasa di Tanah Abang. Kalaupun ada toko yang bertahan tinggal melayani pasar lokal.

Sedang yang menjangkau pasar yang luas bisa menggunakan online termasuk penggunakan media sosial.

Pembayaran online shopping menggunakan pembayaran non tunai.

Tantangan adalah kebijakan antar instansi diharapkan tidak saling mematikan misalkan BI dan Kemenkeu.

Namun, ia mengingatkan agar yang sudah mindset suka online, agar hati-hati bertransaksi.

Isi Kuliah Umum di IPDN, Pakde Karwo Tekankan Pentingnya Leadership dalam Birokrasi pada Para Praja

Pesan Gus Ipul Buat Mahasiswa Saat Beri Kuliah Tamu di Untag Surabaya

Cerita Nur Aini, Gadis Surabaya Jual Amplop & Sampul Plastik STNK di Depan Samsat Demi Biaya Kuliah

"Jangan kerap pakai mobile banking di area wifi. Nanti kena kasus. Ini perlu diperhatikan," sarannya.

Sementara itu Difi melihat belanja online sebagai sesuatu yang harus diberi dukungan karena itu memudahkan customer.

"Jadi, dari BI kita mendukung seperti ini, dan dampaknya positif bagi perekonomian. Karena transaksi semakin banyak ya," katanya.

Namun ia melihat transaksi tunai itu tidak bisa dihilangkan begitu saja.

Akan tetap ada karena masyarakat terpencil masih menggunakan uang fisik.

Meski belanja online gampang, ia menyarankan jangan terlalu banyak belanja konsumtif.

"Kemudahan itu kan sebenarnya agar semakin sering berbelanja. Tapi untuk masyarakat Indonesia belanjalah seperlunya. Walaupun banyak belanja harus hati-hati juga," paparnya. (Surya/Sylvianita Widyawati)

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved