Sudah Terpasang, CCTV di Jembatan Karang Pilang Surabaya Mulai Pantau Pembuang Popok ke Sungai
Perangkat CCTV di Jembatan Karang Pilang untuk memantau pembuang popok ke kali Brantas akhirnya terpasang oleh Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Perangkat CCTV di Jembatan Karang Pilang untuk memantau pembuang popok ke kali Brantas akhirnya terpasang oleh Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, Jumat (22/2/2019).
Sebanyak tujuh perangkat keras CCTV tersebut tampak sudang terpasang di sejumlah titik di rangka Jembatan Karang Pilang.
Alat ini sudah aktif dan tengah di maintain jaringannya untuk terhubung di Command Room Diskominfo Provinsi Jawa Timur.
• Besok, Tiga CCTV Sudah Terpasang di Jembatan Karang Pilang, Siap Viralkan Pembuang Popok ke Sungai
• Hindari Perilaku Tak Wajar di Sekolah, Seluruh SD dan SMP di Kota Malang Akan Dipasang CCTV
Jembatan ini sengaja dipasangi CCTV lantaran kerap dijadikan tempat masyarakat melempar sampah popok ke kali Brantas.
"Kamera CCTV nya sudah terpasang. Dan sebagian sudah aktif konek ke ruang Command Room kami. Sebagian lagi tengah kami maksimalkan jaringannya supaya bisa memantau maksimal masyarakat yang masih membuang popok ke sungai," kata Kepala Diskominfo Jawa Timur, Ardo Sahak, pada Surya, Jumat (22/2/2019) pagi.
Ia mengatakan kerja cepat ini dilakukan sesuai dengan tagline yang ingin dibangun Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yaitu CETTAR.
Yang merupakan kepanjangan dari Cepat, Efektif, Tanggap, Transparan dan Responsif. Yang dalam hal ini ingin mengajak masyarakat bersama untuk mengadopsi Sungai Brantas dan membersihkannya dari sampah popok.
• Dishub Tuban Pasang CCTV di 2 Titik Ini, Pantau Becak Wisata Sunan Bonang yang Terobos Lampu Merah
• Apresiasi Pemasangan CCTV Pantau Limbah Popok, WALHI Jatim Ingatkan Gubernur Jatim Khofifah ini
Selain CCTV, di Jembatan Karang Pilang kini juga sidah tersedia satu buah kontainer atau bak sampah khusus untuk sampah popok.
Dengan harapan masyarakat bisa membuang sampah popok bayi ke kontainer tersebut dibandingkan harud membuangnya ke sungai.
"Kami sudah berkoordinasi dengan tim. Setelah jaringan CCTV nya sudah konek semua, kita selanjutnya akan memasang juga loudspeaker," kata Ardo.
Dengan begitu siap memberikan imbauan ke masyarakat dan bahkan teguran jika terpantau masih ada masyarakat yang membuang popok ke sungai.
Lebih lanjut, Ardo menyebut saat ini kamera yang sudah aktif sudah mulai merekam aktivitas di jembatan. Sehingga jika ada pembuang popok bisa langsung terpantau.
Rencananya mereka yang tertangkap kamera buang popok ke sungai akan diviralkan. Lewat media sosial dan media yang dimiliki Pemprov Jatim.
Edukasi sosial ini rencananya bakal berlangsung enam bulan. Setelah enam bulan sanksi pada pembuang popok akan diterapkan lantaran melakukan tindakan pencemaran lingkungan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan langkah edukasi memviralkan pembuang sampah popok ke sungai ini akan dilakukan hingga enam bulan ke depan.
Namun setelah enam bulan itu, harus ada sanksi yang diberikan pada pembuang popok ke sungai.
• Buang Sampah Sembarangan di Sungai, Emil : Kita Pasang CCTV dan Kontainer
"Nggak hanya kamera, kemarin memang saya minta supaya ada speakernya. Nah kalau masih ada yang membuang sampah popok, maka akan dishare ke media sosial, tapi ya dibuat blur begitu. Edukasi akan berjalan enam bulan, tapi setelah itu ya harus ada penalti," tegasnya.
Dikatakan Khofifah langkah ini dilakukan sebagai tindakan tegas dari Pemprov Jawa Timur untuk menjaga sungai Brantas.
Ia ingin seluruh masyarakat ikut menjaga sunga Brantas yang menjadi habitat keanekaragaman sungai, dan juga air baku air bersih.
Terlebih dampak gel dalam sampah popok sangat berbahaya. Bisa membuat ikan mengalami intersex atau berkelamin ganda, hingga menyebabkan kanker.
Khofifah bahkan sempat turun sendiri menyusuri DAS Brantas dan mendapati banyaknya sampah popok di sana. Untuk itu ia ingin agar masyarakat tertib untuk tidak lagi membuang sampah popok di sungai.
"Konsumsi popok di Jawa Timur itu 3,2 juta, dari jumlah itu 1,2 juta sampah popoknya di buang ke sungai. Coba bayangkan bahayanya. Ikan yang intersex jika dikonsumsi manusia juga bisa membuat anak laki-laki menjadi keperempuan-perempuanan, dan yang perempuan kelaki-lakian, juga menyebabkan kanker," tegasnya.
Untuk itu kultur membuang sampah popok ke sungai di Jawa Timur harus dihilangkan. Pemprov juga tengah getol menyediakan kontainer ataubox khussus untuk sampah popok di kawasan jembatan, bukan hanya Karang Pilang, agar bisa menjadi solusi masyarakat tak lagi membuang popok ke aliran sungai. (Surya/Fatimatuz Zahroh)