Hidupkan Remaja Gemar Baca, Pemuda Sekaran Lamongan ini Sulap Rombong Bakso Jadi Gerobak Ilmu
Ludi Ifranda (30) seorang pemuda desa asal Desa Kendal, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur untuk membangkitkan semangat gemar membaca.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Kata Literasi dan sadar akan semakin kendurnya kalangan muda dan pelajar di desa untuk membacat, menggugah Ludi Ifranda (30) seorang pemuda desa asal Desa Kendal, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur untuk membangkitkan semangat gemar membaca.
Ludi Ifranda harus merelakan gerobak bakso bekasnya disulap menjadi Gerobak Pustaka yang siap melayani masyarakat desa yang ingin membaca banyak disiplin ilmu.
Gerobak bekas itu dilukis sedemikian rupa dan nampak ramai dengan warna warni cat yang menjadikan gerobak itu nampak menarik.
Setiap hari Sabtu seperi hari ini dan Minggu, gerobak ilmu selaku parkir di pojok desa dengan sebanyak 500 judul buku yang boleh dibaca bebas.
Gerobak Pustaka itu sangat sederhana, sepintas seperti rombong bakso pada umumnya, namun di tangan Ludi rombong bakso bekas ini disulap menjadi gerobak padat ilmu.
"Ide ini muncul, ketika banyak kalangan anak muda dan pelajar yang sudah mulai berkurang dalam membaca," kata Ludi, Sabtu (23/02/2019).
• Kubu Jokowi-Maruf Surabaya Tanggapai Santai Laporan ke Bawaslu oleh BPP Prabowo-Sandi
• Mulan Jameela Irit Bicara Usai Jenguk Ahmad Dhani di Rutan Medaeng
• Zulkifli Hasan Siap Pasang Badan Untuk Ahmad Dhani, Jamin Penangguhan Penahanan Ahmad Dhani
Ikhtiar sederhana ini, diharapkan mampu mensembrani sekaligus untuk menumbuhkan minat baca di tengah - tengah masyarakat.
Ada banyak buku bacaan, mencapai ratusan judul buku yang ada di Gerobak Pustaka. Jika gemar membaca buku, maka banyak ilmu yang bisa peroleh.
"Yang saya bawa gratis, membaca tanpa bayar," katanya.
Setiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu, gerobak pustaka ia bawa ke salah satu taman kampung yang berada di pojok desa dekat tanggul dan sircuit mini, tempat Ludi berdomisili. Lokasi taman itu pilih karena banyaknya warga datang menghabiskan akhir pekan di taman, selain mereka bersantai sembari melihat pemandangan panorama alam, masyarakat yang berkunjung juga bisa membaca buku yang sudah disedia.
Banyak anak-anak atau pelajar yang lebih memilih bermain hanpone. "Ini yang jadi sasaran," kata Ludi.
Ternyata benar, Ludi berhasil menarik para pengunjung taman untuk membaca buku yang ia boyong ketimbang bermain HP.
Buku-buku yang ia tata rapi, baik di atas gerobak maupun tempat duduk yang berada di taman. Pengunjung bisa menikmati buku bacaan tersebut tanpa dipungut biaya sepeserpun.
Untuk pagi dibuka mulai pukul 05.00 WIB - 08.00 WIB dan sore buka pukul 15-00 WIB hingga 17.30 WIB.
Pada saat bulan puasa tiba, gerobak pustaka ini digelar setiap hari. Dan biasanya pengunjung mengalami peningkatan hingga 50 persen.
Upaya Ludi tidak sia - sia, bagai gayung bersambut. Animo pengunjung dari hari ke hari bertambah.
Selain warga desa setempat, mereka juga datang dari desa-desa yang berada di seberang Sungai Bengawan Solo.
Seperti Desa Simorejo, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Desa Keting, Dalon dan sejumlah desa yang masuk wilayah Kecamatan Babat.
"Setiap hari pengunjung yang datang mencapai ratusan orang, baik anak-anak maupun dewasa," ungkapnya.
Buku yang disediakan pada gerobak pustaka sangat beragam, mulai buku tentang pengetahuan sosial, alam, komik, novel dan buku pertanian serta agama.
Banyaknya judul, ternyata cukup mewakili keinginan para pengunjung untuk menikmati bacaan dan menambah ilmu.
Ratusan judul buku itu merupakan hasil donasi dari pemuda Desa Kendal.
"Sebagian besar buku yang ada juga merupakan milik saya pribadi," kata Ludi yang punya hoby membaca ini kepada Tribunjatim.com.
Langkah Ludi mencerdaskan anak bangsa disambut baik para pemuda Desa Kendal. Para pemuda desa akhirnya banyak yang nimbrung menjadi relawan membantu Ludi.
Saat menyediakan buku bacaan secara gratis di taman kampung, sejumlah teman yang juga penggiat gerakan literasi membaca buku juga ikut andil dalam kegiatan itu.
Para Relawan itu aktif berperaan menata dan mengemas dalam kardus yang di bawa Ludi.
"Kelemahan kami gerobak pustaka ini hanya bisa buka pada saat kondisi cuaca bersahabat," kata Ludi kepada Tribunjatim.com.
Jika saat musim hujan, gerobak pustaka ini tidak buka. Kendalanya, cuaca kalau hujan khawatir buku akan rusak kena air.
Sebab lokasi taman belum ada sarana atau tempat yang bisa dipakai untuk berteduh.
" Semoja pak Kades bisa mewujudkan pembangunan gasebo," harapnya kepada Tribunjatim.com.
Ludi dan para relawan berharap, sumbangsihnya dibidang literasi ini akan mampu mempunyai nilai untuk kecerdasan anak bangsa.(TribunJatim.com/Hanif Manshuri)