Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Jadi Primadona Wisatawan, Bupati Anas Minta Pelaku Usaha Kopi Lokal Kembangkan Pemasaran Online

Seiring kemajuan pariwisata daerah, perkembangan produk UMKM kopi Banyuwangi juga terus meningkat. Produk kopi lokal mulai menjadi primadona.

Penulis: Haorrahman | Editor: Arie Noer Rachmawati
SURYA/HAORRAHMAN
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar bersama sejumlah pelaku usaha kopi lokal menunjukkan produk kopi lokal buatan Banyuwangi, Sabtu (2/3/2019). 

TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Seiring kemajuan pariwisata daerah, perkembangan produk UMKM kopi Banyuwangi juga terus meningkat.

Produk kopi lokal mulai menjadi primadona para wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meminta agar pelaku usaha kopi lokal mengembangkan pemasaran produknya melalui platform online.

“Kita harus bekerja keras bersama untuk mengangkat kopi lokal. Saya harap UMKM Kopi tidak berpuas diri dengan hasil yang sudah di dapat saat ini. Salah satunya memanfaatkan platform online untuk pemasaran dengan jangkauan yang lebih luas. Saya sudah bertemu para pelaku usaha kopi, dan meminta agar mereka mengembangkan platform online," kata Anas, Sabtu (2/3/2019).

Angkat Kerajinan Lokal, Pemkab Banyuwangi Kolaborasi dengan Duanyam Produsen Suvenir Asian Games

Bupati Anas Lantik 21 Pejabat Struktural Pemkab Banyuwangi

Anas menyempatkan diri untuk bertemu dengan puluhan pelaku usaha kopi dan barista Banyuwangi, di Pendopo Sabha Swagata, Jumat sore (1/3/2019).

Anas mengatakan, pemasaran secara online mempunya jangkauan yang sangat luas.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) pada 2016 pembeli online Indonesia mencapai 24,73 juta orang dengan nilai transaksi sebesar Rp 75 trilun dan pada 2018 transaksinya diperkirakan mencapai Rp 144 triliun.

“Ini menjadi peluang buat pelaku UMKM Kopi Banyuwangi. Manfaatkan berbagai platform online baik e-commerce konvensional seperti Tokopedia, Lazada, Bukalapak maupun platform media sosial seperti facebook dan instagram,” kata Anas.

Anas mengajak para UMKM kopi lokal terus meningkatkan kualitas produk maupun packaging.

Pemkab Banyuwangi setiap tahun mengadakan pelatihan bagi petani dan UMKM kopi, satu di antaranya lewat Processing Coffee Festival.

Pemkab juga menyediakan fasilitas bagi UMKM daerah untuk berkonsultasi tentang pemasaran online dan packaging melalui Rumah Kreatif di bawah Dinas Koperasi dan UMKM.

“Silahkan manfaatkan fasilitas yang ada di Pemkab, atau bisa belajar secara mandiri lewat informasi yang sekarang sangat banyak dan mudah di akses di internet,” kata Bupati Anas.

Jumlah UMKM kopi di Banyuwangi terus tumbuh.

Pada 2013 jumlahnya tidak sampai 10, namun sekarang sudah mencapai lebih dari 40 UMKM.

Kafe yang menyajikan kopi juga mulai menjamur di penjuru kabupaten.

Kembangkan Pariwisata Banyuwangi, Traveloka Fasilitasi Pengelola Hotel Lewat Promosi Terintegrasi

Empat Kabupaten Adopsi Program-Program Banyuwangi

Selain mendorong pemasaran online, Bupati Anas mengatakan akan mendukung pelaku usaha kopi dengan menyediakan outlet khusus kopi dengan akses yang strategis bagi UMKM.

Juga akan memasukkan produk-produk kopi dengan kualitas baik melalui jaringan Warung Pintar, sebuah platform e commerce yang mengembangkan warung dengan dukungan teknologi dan analisis data.

Saat ini Warung Pintar memiliki ribuan jaringan secara nasional.

Satu di antara pelaku usaha kopi, Mastuki mengaku mengalami perkembangan usaha yang cukup pesat beberapa tahun terakhir.

Pada awal memulai usaha kopi dengan merk Jaran Goyang, penjualannya hanya 5 kg per bulan, namun sekarang sudah mencapai 250 kg, itu pun meningkat di waktu tertentu.

"Semakin ramainya wisatawan yang ke Banyuwangi berdampak signifikan pada perkembangan usaha saya. Pengembangan bisnis secara online jadi cara ampuh untuk pengembangan usaha,” kata Mastuki.

Juga ada Andreas yang mengusung brand Robicasno.

Resmikan Puskesmas Sobo, Bupati Banyuwangi Anas: Harus Jadi Mal Orang Sehat, Bukan yang Sakit

Dari modal awal 150 ribu untuk membeli kopi green bean yang dijual secara door to door, sekarang dirinya bisa menjual puluhan kilogram tiap bulannya.

Peningkatan itu mulai dirasakan sejak dia menjadi binaan Dinas Perdagangan dan Industri daerah dan mengikuti berbagai pameran.

“Bahkan kopi saya juga mulai diminati para pecinta kopi dari luar negeri, seperti Taiwan, Jepang, Amerika Serikat, dan Yugoslavia," kata Andreas.

Begitu halnya dengan Suhartin, petani kopi asal Kecamatan Kalibaru Banyuwangi.

Yang awalnya dulu hanya menjual biji kopi, kini dia mulai membuka kedai kopi dan mulai memasarkan kopi bubuk.

"Nilai ekonomisnya bertambah ketika kita jual kopi bubuk, dan ini sesuai permintaan pasar. Dalam waktu dekat, saya akan membuka wisata petik kopi untuk menjaring wisatawan pula," kata Suhartin. (Surya/Haorrahman)

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved