Boltapiet Malang, Lahir Dari Resep yang Asal-asalan Hingga Jadi Makanan Rujukan Wisatawan Luar Kota
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Malang memang terus menggeliat. Salah satunya adalah produk bolu tape Boltapiet.
Penulis: Benni Indo | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, BLIMBING – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Malang memang terus menggeliat.
Banyak bermunculan usaha yang digawangi oleh warga.
Salah satunya adalah produk bolu tape Boltapiet yang terletak di Jl Candi Borobudur, Gang IVB, No 1, Blimbing, Kota Malang.
Ada kisah menarik dan inspiratif di balik lahirnya Boltapiet.
Pemilik Boltapiet, Fadilah Fitriani (36) menceritakan, resep bolu tape ini muncul asal-asalan ketika ia menjawab pertanyaan saudaranya.
Saat itu ada saudaranya akan mengadakan hajatan sunatan putranya dan bertanya resep bolu tape.
“Tanya resep bolu tape ke saya. Berhubung saya lagi ribet bikin kue, itu saya ngawur ngasih resepnya. Saya sama sekali tidak tahu apa itu bolu tape,” katanya.
• UMKM Pastel Abon Oeynakkk Rintisan Richa Fransisca Beri Kode Promo Belanja Lewat Game Rocket Nenek
• Ingin Hadirkan Pastel Setiap Hari untuk Masyarakat, Richa Fransisca Rintis UMKM Pastel Abon Oeynakkk
Namun ternyata saudaranya mengatakan kalau bolu tape sesuai resep yang dikatakan Fadilah enak rasanya. Mendengar itu, Fadilah pun heran.
Ia pun meminta lagi resep itu dari saudaranya. Kemudian membuat sendiri bolu tape di rumah.
Suami, anaknya dan saudaranya yang lain disuruh mencoba dan memberikan masukan terhadap bolu tape yang dibuat.
“Waktu itu kan saya lupa apa resepnya. Terus saya minta lagi ke saudara saya itu. Yang nyicipi keluarga. Ada kritikkan dan masukkan, di situ akhirnya saya coba terus sampai ketemu resep enak,” ujarnya, Jumat (15/3/2019).
Suatu hari, ketika ia sedang membuat bolu tape, ada seorang temannya datang dan melihat aktivitas Fadilah membuat kue.
Temannya itu kemudian menawarkan produk bolu tape yang dibuatnya masuk ke UMKM.
Sejak saat itulah, geliat UMKM bolu tape buatan Fadilah mulai melebarkan sayapnya pada pertengahan 2017.
Fadilah memang lahir dan besar dari seorang ibu yang berdagang jajanan desa. Sejak kecil, ia sudah pintar membuat kue.
Sebelum fokus menekuni bolu tape, ia juga memproduksi sejumlah kue dan makanan ringan lainnya.
Seperti tahu walik, nastar, putri salju, dan beberapa jenis kue lainnya. Membuat kue sudah menjadi passionnya sejak awal.
Mengawali bisnis UMKM Boltapiet, Fadilah mengeluarkan modal sekitar Rp 800 ribu.
Nilainya memang tidak terlalu banyak karena beberapa peralatan sudah dimiliki oleh Fadilah. Uang Rp 800 ribu untuk membeli bahan resep pembautan bolu tape.
Dikatakannya, saat awal-awal memproduksi bolu tape, dalam sehari bisa membroduksi sebanyak 40 piece.
Itu diproduksi dengan oven sederhana peninggalan orangtuanya.
“Itu saya lakukan sampai tengah malam. Sampai jam 2 malam. Mentok ya di angka 40 itu,” katanya.
Kini, seiring berkembangnya usaha yang ia geluti, dalam sehari bisa memproduksi 50 sampai 80 piece.
Peralatan yang digunakan juga sudah mulai canggih, yakni oven gas.
Selain itu, Fadilah telah memiliki tiga orang karyawan. Satu orang karyawan bertugas di toko, duanya bertugas di dalam dapur.
• Bisnis Pastel Abon Oeynakkk, Richa Fransisca Ingatkan Pentingnya Copywriting
• Angkat Cita Rasa Tradisional, Waroeng Pati Hotel Ibis Budget Sajikan Menu Udang Bakar Sambal Matah
Ketika mengawali usaha ini, Fadilah mematok harga jual Rp 12.500. Kemudian naik menjadi Rp 20 ribu.
Setelah bergabung dengan UMKM dan berkonsultasi dengan Dinkop Kota Malang, Fadilah pun mengetahui cara perhitungan untuk menentukan harga.
“Jadi sekarang harga pasnya Rp 25 ribu ini. Netto 300 sampai 400 gram,” terangnya.
Dulunya, Boltapiet hanya memiliki satu varian rasa yakni rasa Kismis Keju. Namun seiring banyaknya permintaan konsumen, berbagai varian rasa muncul seperti Beng Beng, Oreo, Almont Keju, Keju Orijinal, Cokelat Keju, Kurma, Milo dan Gula Palem.
Bergabung di komunitas UMKM juga memberikan jalan tersendiri bagi Fadilah.
Jika sebelumnya pemasarannya dilakukan melalui online dan promo harga, kini produk Boltapiet bisa ditemui toko Lapis Kukus Tugu Malang di Malang Raya.
Kemasan yang semula hanya berbahan plastik kini berubah menjadi bahan kardus. Dengan bungkus yang semakin ciamik, pemasarannya pun semakin meluas.
Saat ini Fadilah juga tengah menunggu hak paten Bolpatiet yang telah ia daftarkan.
Fadilah juga kerap ikut pameran dalam acara-acara tertentu, khususnya yang sering diadakan Dinkop Kota Malang.
Seiring itu, Kelurahan Blimbing tempatnya tinggal mendapatkan juara Otonomi Awards 2018.
Tempatnya pun sering menjadi rujukan kunjungan dari luar kota.
Di saat itulah, produknya mulai dikenal hingga akhirnya mendapatkan tawaran dari Lurah untuk menempatkan produknya di Lapis Kukus Tugu Malang.
• Punya 110 Sertifikat HAKI, Dosen Universitas Muhammadiyah Malang Ini Pecahkan Rekor MURI
• Kisah 3 Mahasiswa Indonesia Lolos dari Penembakan Selandia Baru, Berlari & Berlindung di Rumah Warga
“Saya masuk di situ pada 2018 pertengahan,” ujarnya.
Tidak ada rasa minder sedikitpun pada diri Fadilah menaruh produknya di toko.
Mengingat begitu banyaknya produk-produk serupa di Kota Malang yang digawangi para artis maupun orang yang telah lama berkecimpung sebelumnya.
“Saya justru tantangan di tengah persaingan itu. Kok berani sekali jualan roti saingannya artis?” kata Fadilah.
Bagi Fadilah, passion membuat kue menjadi modal yang besar untuk bisa bersaing dengan produk lainnya.
Selain menyiapkan produk untuk dijual, Fadilah juga sering menyiapkan produk sesuai pesanan.
Bahkan di tengah persaingan yang ketat, istri dari Fery Panco Widodo (38) itu justru berencana mengeluarkan produk baru lagi.
Rencananya akan dikeluarkan selepas Lebaran tahun ini.
Produknya berupa Pukis Tape. Saat ini ia dan suaminya tengah mempersiapkan segalanya. Mulai dari resep hingga kemasan produk. (Surya/Benni Indo)