E Health Surabaya, Layanan Online Kesehatan yang Tak Perlu Antre Hingga Rujukan Pasien Lebih Cepat
Kota Surabaya saat ini tengah menerapkan sistem layanan online di bidang kesehatan atau E Health Surabaya.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kota Surabaya saat ini tengah menerapkan sistem layanan online di bidang kesehatan atau E Health Surabaya.
Sistem layanan berbasis internet dan aplikasi ini tidak saja melenyapkan antrean panjang di loket layanan rumah sakit, namun rujukan pasien menjadi lebih cepat.
Bahkan layanan kepesertaan BPJS di setiap rumah sakit juga bisa terlayani melalui sistem e health Surabaya ini.
Pasien bisa dengan mudah dan efektif mendapat layanan BPJS dengan sistem ini. Sebab semua data KTP dan BPJS itu terhubung dengan layanan online ini.
Satu lagi, pasien tak perlu membawa semua berkas yang tidak perlu. Mereka cukup membawa identitas KTP.
Petugas tak perlu lagi menanyakan nama dan identitas pasien karena semua sudah terhubung melalui sistem informasi rumah sakit (SIMRS) dan sistem informasi Puskesmas (SIMPus). Semua terhubung dengan data kependudukan.
Saat ini seluruh 63 Puskesmas di Kota Surabaya dan dua RSUD yakni RSUD Soewandhie serta RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya sudah menjalankan sistem layanan berbasis online ini.
• Permudah Deteksi Pembuluh Darah, Mahasiswa Untag Surabaya Rancang Biomedis Mobile Health
• Komunitas Garasi Kosong Ajak Pecinta Proper Car Sharing Modifikasi Mobil Lewat Acara Sunset Meet
"Kasihan kalau dini hari harus lomba antre terdepan sampai memasang sandal di antrean karena capek. Kami jawab problem klasik ini dengan e health. Rujukan juga dengan sistem ini," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (Beppeko) Eri Cahyadi, Minggu (17/3/2019).
Bidang kesehatan ini menjadi bidang dasar bersama bidang Pendidikan untuk mendapat prioritas perhatian.
Pembangunan di bidang kesehatan menjadi kebutuhan primer bagi warga Kota Surabaya.
Puskemas dan RSUD harus mendapat sentuhan inovasi percepatan Pembangunan
Selain Pembangunan sarana prasarana, sistem layanan menurut Eri paling mendesak untuk menyentuh hak dasar warga Kota Surabaya.
"Harus terus ditingkatkan layanan di bidang kesehatan. Rumah sakit milik Pemkot harus menjawab kebutuhan layanan kesehatan bagi setiap warganya," kata Eri.
Saat ini problema yang biasa ditemukan saat melayani kesehatan adalah lamanya waktu layanan.
Utamanya adalah lamanya masa antrean. Pemkot Surabaya mengurai problema itu dengan memanfaatkan era teknologi informasi dengan layanan e Health.
Data di Bappeko menyebutkan sebenarnya layanan e health Surabaya itu sudah mulai dioperasikan sejak 2014.
Namun kehadirannya makin menjawab problema antrean di Puskesmas dan RS.
Apalagi di era Gadget saat ini makin menunjang peningkatan layanan kesehatan di rumah sakit milik Pemkot Surabaya.
Salah satu manfaat paling nyata dan dirasakan adalah tidak lagi ditemukan antrean di loket layanan Puskesmas dan RS.
Saat Surya (grup TribunJatim.com) mengecek di RS Soewandhie misalnya, loket layanan sudah tak lagi dipadati ratusan pasien. Pasien ini sudah langsung ke Poli yang dituju.
Loket layanan yang biasanya berada di front office RS di Soewandhie saat ini tak lagi dipadati pasien.
Mereka cukup membawa kertas cetakan nomor antrean yang sudah mereka daftarkan secara online.
Baik melalui web maupun Aplikasi pada HP android. Mereka langsung menuju Poli.
Kondisi ini berbeda di beberapa waktu sebelumnya sebelum ada layanan e health.
Semua pasien berjuang sejak dini hari agar mendapat waktu layanan pertama.
Tidak terhenti di situ, mereka menumpuk kartu antrean di loket hingga berjam-jam menunggu dipanggil. Itu pun belum dilayani dokter.
Namun kini, pasien tidak sampai berjam-jam untuk mendapat hak layanan kesehatan di rumah sakit dan Puskemas.
"Layanan e health dengan mendaftar secara online juga tidak memunculkan penumpukan antrean di rumah sakit ini," kata Wakil Direktur RSUD Soewandhie Surabaya Christina Elizabeth.
Terhubung Dengan Sistem BPJS
Dampak yang paling dirasakan atas layanan e health adalah tak lagi ada antrean panjang hanya untuk menentukan kapan pasien dilayani.
Elizabeth menuturkan semua pasien datang sesuai estimasi waktu yang ditetapkan di sistem e health.
Pasien yang daftar melalui online ini sudah diatur sistem sesuai waktu pendaftaran melalui online.
Jika mendaftar lebih awal akan mendapat jam layanan lebih awal.
Begitu juga sebaiknya jika mendaftar belakangan juga mendapat antrean belakang.
Pendaftaran online dibuka mulai pukul 00.00 atau dini hari. Cukup klik e health Surabaya lalu ikuti petunjuk.
Termasuk wajib masukkan nomor induk kependudukan sebagai sarat utama.
Tersedia tiga pilihan bahasa untuk mempermudah pasien mendaftar.
Ada menu Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, dan Bahasa Madura. Semua bisa diakses warga siapa pun termasuk warga luar Surabaya.
"Sebulan sebelumnya pasien sudah bisa booking untuk memilih hari pemeriksaan. Biasanya pasien buang perlu kontrol rutin akan jauh-jauh hari mendaftar online," kata Elizabeth.
Kelebihan sistem e health Surabaya ini selain memangkas masa antrean layanan, pasien juga diuntungkan dengan tersambungnya dengan BPJS.
Jika selama ini rumah sakit ribet meminta dokumen prasyarat BPJS, dengan sistem e health ini semua cukup memasukkan NIK.
Pihak RS dan Puskesmas saat ini sudah terhubung dengan jaringan sistem informasi layanan BPJS.
• Mahfud MD Ungkap Pernah Tersinggung Ucapan Romahurmuziy, Balasannya lewat WhatsApp Jadi Kenyataan
• Pernikahan Viral, Manusia Langka di Bali, 6 Tahun Pacaran Sampai Menikah, 1000 Tamu Datang!
Ini setelah pada 2016 semua sistem informasi Puskesmas telah terhubung dengan sistem informasi milik BPJS yakni PCare.
Selama ini BPJS memiliki aplikasi yang bernama Primary Care (PCare).
Semua menyangkut layanan BPJS pasien ada di aplikasi ini. Bagi daerah yang Puskesmas atau RS nya belum terhubung dengan aplikasi tersebut harus entry pada dua aplikasi.
Yakni melalui sistem informasi milik daerah sendiri dan sistem informasi milik BPJS Arwin PCare.
Sedangkan di surabaya sejak 2016 telah bridging dengan PCare sehingga di Puskesmas aplikasi pelayanannya dapat satu pintu cukup melalui e Health.
"Ini makin memudahkan administrasi untuk layanan di RS. Pasien bisa dilayani segera untuk menetapkan pelayanan BPJS atau pasien umum. Nanti akan kami kembangkan hingga menyentuh semua bentuk layanan kesehatan di RS. Terutama soal resep obat yang masih agak antre," kata Elizabeth.
Selain itu menganai rujukan juga terbantukan dengan sistem e health. Praptining Rahayu, Kasubid Evaluasi Bappeko Surabaya menuturkan bahwa sistem rujukan di Surabaya sudah berbasis online.
"Dokter di RS dapat melihat resume medis layanan yang diberikan oleh Puskesmas," kata Prapti.
Mengenai diagnosa yg ditetapkan di Puskesmas, dokter di RS sudah bisa dengan tepat melakukan tindakan yang harus dilakukan. Cukup dengan mengakses sistem
Informasi Puskesmas semua riwayat juga terbaca tanpa menanyakan pasien.
Begitu sebaliknya bagi pasien yang selama ini rutin memeriksakan kesehatan mereka sehingga bolik-balik RS kembali ke Puskesmas.
Puskesmas ini bisa melihat langsung tindakan yang sudah diberikan di RS melalui sistem.
"SIMRS dan SIMPus ada menu untuk klik rujukan online. Rujukan online di e health ini sebenarnya juga mempermudah pasien karena pasien sekaligus diantrikan ke rumah sakit atau ke Puskesmas (untuk yg rujuk balik)," tambah Prapti. (Surya/Nuraini Faiq)
https://www.instagram.com/p/BgA4lhYjH7P/?taken-by=tribun_jatim