Kilas Balik
Cara SBY Bebaskan Meutya Hafid yang Pernah Disandera di Irak Terbongkar, Bermula dari Info Dini Hari
Ternyata seperti inilah cara SBY membebaskan Meutya Hafid yang saat itu disandera di Irak. Berawal dari informasi saat dini hari
Penulis: Januar AS | Editor: Melia Luthfi Husnika
Cara SBY Bebaskan Meutya Hafid yang Pernah Disandera di Irak Terbongkar, Bermula dari Info Dini Hari
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA -Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sejak beberapa waktu lalu memang memutuskan mengurangi aktivitasnya di dunia politik.
SBY mengatakan, dia ingin fokus untuk menemani istrinya, Ani Yudhoyono yang sedang menjalani perawatan di Singapura.
Sebab, Ani Yudhoyono saat ini tengah terkena kanker darah.
Meski demikian, SBY tentunya juga memiliki catatan panjang di dunia politik, termasuk sejumlah kontribusinya.
• Ketakutan Anak Hotman Paris Soal Sikap Frontal Ayahnya, Sampai Bikin Pusing, Melaney: yang Bener Lo?
• Potret Ani Yudhoyono Senyum Ceria dan Pakai Kebaya Diunggah Annisa Pohan, Kenang Masa 13 Tahun Silam
• Bulan Madu, Syahrini Makan Hidangan Kontroversial yang Dilarang Banyak Negara, Tak Sekali Dilakukan!

Sebab, SBY pernah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia ke-6 selama dua periode.
Tepatnya, SBY menjadi presiden selama 10 tahun.
Periode pertama dijalani SBY pada tahun 2004 hingga 2009.
Saat itu, SBY berpasangan dengan Jusuf Kalla yang merupakan wakil presidennya.

SBY-Jusuf Kalla saat itu memenangi Pilpres 2004 setelah mengalahkan empat pasangan calon (paslon) lainnya.
Di antaranya Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, Hamzah Haz-Agum Gumelar, Wiranto-Solahudin Wahid, dan Amien Rais-Siswono Yudo Husodo.
Lalu, pada periode kedua SBY memimpin bersama Boediono pada tahun 2009 hingga 2014.
Kala itu, SBY-Boediono berhasil menang pilpres setelah mengalahkan dua paslon lainnya.
Di antaranya Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto, dan Jusuf Kalla-Wiranto.
Selama menjadi presiden, SBY memiliki sejumlah cerita soal kiprahnya.
• SBY Bongkar SMS Soal Politisi Santun Tapi Menyumpahinya di Bukunya, Rakyat Terkecoh Politiknya
• Kondisi Ani Yudhoyono Terkini Diungkap Menantu SBY, Berubah Drastis Seusai Dijenguk AHY
Termasuk soal pembebasan dua wartawan Metro TV saat itu, Meutya Hafid, dan Budianto.
Hal itu seperti yang dituliskan SBY dalam bukunya yang berjudul "SBY Selalu Ada Pilihan" terbitan Kompas tahun 2014 lalu.
Dalam buku itu, diceritakan cara SBY bebaskan wartawan yang disandera di Irak.
SBY mengatakan kedua wartawan tersebut disandera pada tahun 2005.
Kedua wartawan itu memang diculik dan ditahan oleh elemen bersenjata di Irak.
• Misteri Situs Purbakala di Tol Malang Pandaan yang Belum Terungkap, Pantas Kalau Pembangunan Digeser
• Resiko Pacaran di Tempat Sepi dan Gelap, Si Cowok Harus Rela Ceweknya Diperkosa 2 Orang Tak Dikenal
• Kronologi Lengkap Pendeta Ditemukan Tewas di Ladang Sawit, Ditemukan Tanpa Busana & Ditutupi Semak
• Suami Ikut Balap Liar Sambil Bonceng Istri yang Hamil 7 Bulan, Nasib Pasutri ABG Ini Berakhir Fatal
"Saya masih ingat, ADC Presiden waktu itu, Kolonel Laut Didiet Herdiawan, setelah diberi tahu oleh Dino (Dino Patti Djalal), membangunkan saya pada pukul 01.15," tulis SBY.
Mendapatkan informasi pada dini hari tersebut, SBY segera melakukan tindakan.
Dia kemudian menyampaikan permintaan agar kedua wartawan tersebut segera dibebaskan.
"Singkat cerita, 1 jam kemudian, saya sudah menyampaikan permintaan saya untuk membebaskan 2 warga negara Indonesia itu melalui Aljazeera, yang segera disiarkan ke seluruh dunia. Tentunya ke Irak sendiri," ungkap SBY.
Ternyata, apa yang dilakukan oleh SBY tersebut membuahkan hasil.
"Alhamdulillah, tindakan cepat saya itu membuahkan hasil yang amat manis. Meutya dan Budianto beberapa saat, tentu dengan ikhtiar yang lain, bisa dibebaskan dan akhirnya selamat kembali ke tanah air," tandas SBY.
SBY Bongkar SMS Soal Politisi Santun Tapi Menyumpahinya di Bukunya, Rakyat Terkecoh Politiknya
Terkait pengalamannya berinteraksi dengan sejumlah orang, SBY memiliki sebuah kisah.
Kisah itu ditulisnya dalam bukunya "SBY Selalu Ada Pilihan" terbitan Kompas tahun 2014 lalu.
Dalam buku itu, SBY mengungkapkan adanya seorang tokoh yang sangat berambisi menjadi presiden.
Namun, pada akhirnya tokoH tersebut salah jalan, hingga jatuh dan bermasalah dengan hukum.
SBY mengungkapkan, saat menjadi presiden, dirinya sebenarnya sudah pernah mendapatkan sejumlah pesan terkait tokoh tersebut.
Termasuk pesan SMS yang dikirimkan kepada dirinya sejak tahun 2012.
SBY pun membongkar isi SMS tersebut.
"Pak SBY, saya harap Bapak tidak terkecoh dengan dia (disebut nama yang sama). Wajahnya manis. Pembawaannya santun. Rakyat suka terkecoh dengan politik yang dimainkannya. Dia pandai begitu-begitu. Pak SBY tahu tidak sejarahnya mengapa ia bergabung ke partai Bapak?" tulis SBY menirukan isi SMS tersebut.
Mendapatkan SMS semacam itu, SBY mengaku kadang mengabaikannya.
"Pikir saya, zaman sekarang orang mudah memfitnah," ungkap SBY.
Meski demikian, SBY melanjutkan, menurutnya dirinya juga mengikuti sesumbar dan sepak terjang tokoh tersebut.
"Belakangan yang bersangkutan sesumbar dan "menyumpahi" saya dan partai yang saya ikut gagas dan dirikan, agar kami semua hancur. Kata-katanya penuh dendam dan juga kesombongan. Banyak yang tidak tahan mendengarkan ucapan dan manuver-manver politik orang itu," terang SBY.
Sayang, dalam bukunya itu SBY tidak menyebutkan siapa sosok yang dimaksudnya itu.