Penemuan Mayat Tanpa Kepala di Blitar
UPDATE Kasus Mayat Tanpa Kepala dalam Koper, Indikasi Pembunuh Berkelompok, hingga Isu Motif LGBT
FAKTA-FAKTA Terbaru terkait kasus mutilasi guru honorer tanpa kepala terungkap, mulai dari teknik pembunuhan hingga indikasi motivasi. Simak:
Penulis: Ignatia | Editor: Melia Luthfi Husnika
Polisi sendiri mengaku sudah mendengar ada isu bahwa kematian guru honorer Budi Hartanto terkait LGBT.
Namun sejauh ini polisi tidak menemukan bukti-bukti mengarah motif LGBT.
"Info yang berkembang (di luar) memang seperti itu, kebetulan rekan-rekan korban kebanyakan seperti itu."
"Namun kami tetap sesuai fakta karena hasil otopsi dari forensik juga belum keluar," ujar Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono, kepada wartawan Surya.co.id, Kamis (4/3/2019).
Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono mengatakan, sudah ada lima teman korban yang dimintai keterangan sebagai saksi.
Kelima teman korban yang diperiksa sebagai saksi semua laki-laki.
"Kami juga sudah meminta keterangan dari keluarga," kata AKP Heri Sugiono, Kamis (4/4/2019).
• Dugaan Motif Budi Hartanto Guru Honorer Kediri Dibunuh dan Dimutilasi Lalu Dimasukkan ke Koper
Polda Jatim Sebut Ada 3 Motif yang Kemungkinan Jadi Dasar Pelaku Nekat Mutilasi Guru Honorer Itu
Banyak spekulasi tentang motif pelaku pembunuhan seorang guru honorer asal Kediri yang jadi mayat dalam koper, Rabu (3/4/2019) lalu.
Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera mengatakan, sebelum pelaku utama pembunuhan tertangkap.
Pihaknya belum bisa memastikan, motif yang dipikirkan pelaku hingga tega memutilasi guru kesenian di SDN Banjarmlati yang berstatus sebagai guru honorer itu.
"Penjelasan motif akan kami ekspos secara utuh Ketika pelakunya sudah tertangkap," katanya saat ditemui awak media di ruang Humas Polda Jatim, Kamis (4/4/2019).

• Indikasi Baru dari Polisi, Pembunuhan Guru Honorer Dilakukan Kelompok, Buang Mayat Tak Bisa Sendiri
Namun, ungkap Frans Barung, sedikitnya ada tiga kemungkinan motif yang menjadi spekulasi banyak pihak.
"Ada yang berspekulasi masalah asmara, masalah dendam, masalah ekonomi," lanjutnya.
Frans Barung tidak menjelaskan secara rinci motif Asmara dan motif dendam pribadi, selama proses penyidikan masih berlangsung.
Namun, dugaan pembunuhan bermotif ekonomi, bagi Frans Barung, terbilang cukup logis, mendasari perbuatan pelaku.
Lantaran, beberapa benda pribadi korban seperti motor, ternyata tidak diketahui keberadaannya.
"Karena beberapa barang seperti motor juga hilang," tandasnya.
• Fakta Guru Honorer yang Dimutilasi, Kelola Sanggar Tari, Warung Kopi, Hingga Arena Biliar di Kediri