Pakai Kedelai Lokal Jadi Bahan Utama, Begini Kiat Sukses Usaha dari Produsen Kecap Ainul Adawiyah
Tagline Kecap Nomor Dua disematkan Ainul Adawiyah kepada kecap buatannya. Sebutan tersebut menjadi pembeda.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Arie Noer Rachmawati
”Ya itu tantangan kami, masyarakat masih cenderung mengonsumsi kecap yang sudah memiliki branding yang kuat, tapi pelan-pelan di sekitar Jabung sini sudah ada beberapa toko kelontong yang kami masuki,” jelas Ainul.
Bukan hal mudah untuk merintis usaha yang dia bangun bersama suaminya ini.
Dimulai sejak tahun 2013 lalu, Ainul secara door to door memasarkan produk buatannya pada masyarakat.
Jatuh bangun mengenalkan produknya di pasar sudah dia lewati bersama suaminya.
”Lewat acara-acara PKK, komunitas, organisasi, sampai jamaah tahlil kami masuki,” kenang ibu dua anak itu.
Untuk menyempurnakan produknya supaya sesuai dengan keinginan pasar, Ainul dan suaminya juga tidak gengsi untuk mengikuti pelatihan yang diberikan oleh pemerintah atau lembaga di luar sana.
Mendulang keuntungan dari usahanya tersebut, Ainul tidak ingin sukses sendirian.
Kini, secara rutin, Ainun juga memberikan pendampingan terhadap pegiat-pegiat UMKM di Kecamatan Jabung.
Kini total ada 20 UMKM yang dia dampingi untuk mengemas dan memasarkan produk-produk mereka. Dalam prosesnya, Ainul sama sekali tidak mendapat bayaran dari kegiatan tersebut.
• VIDEO VIRAL Staf Pejabat Ngotot Minta Mobil Lewat di Car Free Day, Polisi: Kok Mendelik-mendelik!
• Doa Luna Maya untuk Pernikahan Syahrini dan Reino Barack, Ada Harapan Selalu Rukun
Keinginannya untuk membangun dan menyejahterakan masyarakat di sekitarnya lebih utama.
”Kalau saya bisa, kenapa teman-teman tidak? Saya juga dapat ilmunya karena diberi, apa salahnya kalau saya berbagi juga dengan yang lain supaya barokah,” terang wanita yang kini juga menjabat sebagai ketua UKM Jaya Sehati itu.
Untuk strategi pemasaran lainnya, Ainul memasarkan produknya lewat sosial media dan bisa menjangkau konsumen dari luar Malang Raya. Kini ia bisa meraih omzet bisa Rp 8 juta per bulan.
"Selama ini kami mendapat pendampingan dari pemerintah yang menjadi UKM binaannya. Seperti pengurusan Pirt. Merk dan halal yg semuanya itu kami dapatkan secara gratis dari Disperindag. Dinkop dann dinas-dinas lainnya," beber Ainul. (Surya/Erwin Wicaksono)