Pilpres 2019
Hasil Coblos Ulang di Malang, Suara Jokowi dan Prabowo Sama-sama Berkurang, Siapa yang Unggul?
Dalam pemungutan suara ulang (PSU) itu, baik suara Jokowi maupun Prabowo sama-sama berkurang. Lalu siapa yang unggul?
Penulis: Benni Indo | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Pemungutan Suara Ulang (PSU) digelar di TPS 14 Penanggungan, Malang, Kamis (25/4/2019).
Hasil penghitungan suara calon presiden di TPS 14 Penanggungan menunjukkan kalau pasangan 01 Joko Widodo – KH Ma’ruf Amin unggul jauh dari pasangan 02 Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, Kamis (25/4/2019).
TPS 14 Penanggungan melaksanakan pemungutan suara ulang (PSU) setelah adanya rekomendasi dari Bawaslu Kota Malang ke KPU Kota Malang beberapa waktu lalu.
Pasangan 01 memperoleh suara 138 suara.
• Daftar Seleb & Politisi Senior yang Terancam Gagal ke DPR dari Dapil Jatim 1, Suara Partai Sebabnya
Sementara pasangan 02 memperoleh 41 suara.
Ada 2 surat suara yang tidak sah.
Ada 179 surat suara yang sah dari total 181 surat suara.
Namun jika dibandingkan pada perolehan suara tanggal 17 April 2019, pasangan 01 dan 02 sama-sama mengalami penurunan jumlah pemilih.
• Cucu Soekarno Raup Suara Pileg Terbanyak di Dapil Jatim 1, Kalahkan Mantan Wali Kota Surabaya
Dalam data C1 tanggal 17 April 2019, pasangan 01 memperoleh suara 174 sementara 02 memperoleh 70 suara.
Artinya, ada 36 suara yang hilang dari pasangan 01.
Sementara di kubu 02, ada suara yang hilang sebanyak 29 suara.
Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Kota Malang, Aminah Asminingtyas menjelaskan ada 268 surat suara yang disediakan di TPS 14 Penanggungan. Namun hanya ada 181 surat suara yang digunakan.
“Partisipasi pemilih 67.5 persen. Ya cukup lumayan,” katanya, Kamis (25/4/2019).
Beberapa waktu lalu, Aminah memang mengkhawatirkan pertisipasi pemilih di TPS yang melakukan PSU.
Namun KPU tidak bisa berkomentar banyak soal peluang itu karena tugas KPU hanyalah sebagai penyelenggara.
“So far so good,” kata Aminah mengomentari jalannya pelaksanaan di TPS 14.
Tidak ada kendala berarti selama pelaksanaan PSU di TPS 14. Pembukaan hingga penutupan dilakukan sesuai jadwal. Penghitungan juga didatangai saksi baik dari partai maupun Bawaslu.
“Setelah ini, surat suara akan dikirim ke kelurahan. Setelah itu dikirim ke kelurahan. Hari ini juga,” paparnya.
TPS 14 Penanggungan hanya melaksanakan pemilihan calon presiden dan DPD RI. Tiga surat suara lainnya dinyatakan sah dan sedang berada di Kantor Camat Klojen.
Namun surat suara dari TPS 14 belum bisa dihitung di tingkat kecamatan sampai surat suara hasil PSU sudah berada di tingkat PPK atau kecamatan.
“Jadi yang lainnya belum bisa dihitung, menunggu yang hasil dari PSU ini,” imbuhnya.
Salah satu pemilih yang kembali mengikuti pencoblosan adalah mantan rektor Universitas Brawijaya Profesor M Bisri. Prof Bisri tiba di TPS sekitar pukul 8.30 wib. Ia datang seorang diri ke TPS.
Menurut Bisri, adanya pelaksanaan PSU di TPS 14 bukan menjadi masalah. Sebagai warga negara yang baik, Bisri tetap mengikuti anjuran untuk datang kembali ke TPS dan melaksanakan pencoblosan ulang.
“Tidak ada masalah, namanya manusia kan juga ada kekurangan. Tidak usah berlebihan menyikapi ini. Ternyata kan tenang-tenang saja. Ya memang menyita waktu. Tapi namanya warga negara yang baik ya disempatkan karena kewajiban. Kalau saya pribadi sih tidak ada masalah,” ujar Bisri.
Bisri berharap, setelah PSU itu, sudah tidak ada kendala lagi yang dihadapi KPU. Ia juga mengatakan, adanya PSU itu sebagai proses pembelajaran dalam demokrasi di tengah masyarakat.
Di sisi lain, Bisri juga menyarankan agar ada evaluasi dari proses pemilu kali ini. Pasalnya, banyak korban meninggal setelah pelaksanaan pemilu 2019.
“Kalau saya pribadi, memang terlalu banyak. Menurut saya yang nasional bisa jadi satu. Sedangkan DPRD Provinsi dan Kota jadi sendiri. Terbukti banyak yang jadi korban karena mereka kelelahan. Saya kira ini harus dievaluasi ke depannya,” kata Bisri.