May Day 2019
Terjadi Aksi Dorong Antara Polisi dan Massa Buruh KASBI di Grahadi, Gegara 2 Mahasiswa Dibawa Polisi
Terjadi Aksi Dorong Antara Polisi dan Massa Buruh KASBI di Grahadi, Gegara 2 Mahasiswa Dibawa Polisi.
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Aksi saling dorong antara kepolisian dan massa buruh Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) di depan Gedung Grahadi.
Aksi itu terjadi lantaran adanya dua orang dari mahasiswa yang dibawa oleh kepolisian. Rabu, (1/5/2019).
Mahasiswa tersebut masih belum diketahui asalnya. Mulyadi korlap dari KASBI mengatakan mahasiswa tersebut belum diketahui tergabung dari aliansi mana.
• Diteriaki Prabowo Presiden, Prabowo Subianto Ganti Sebut Buruh Tulang Punggung Bangsa
• Peringati May Day 2019, AJI Surabaya Tegaskan Jurnalis Juga Buruh Sehingga Harus Sejahtera
• Peringati May Day di Grahadi, Ratusan Serikat Buruh APBJ Tuntut Revisi PP 78 dan Sajikan Tarian Reog
Namun, bila tergabung dalam KASBI maka pihaknya memastikan akan mengeluarkan mahasiswa yang ditangkap tersebut.
"Katanya tadi pagi mereka (mahasiswa) telah berorasi terlepas dari pantauan kami, maka dari itu kami interogasi dulu, kalau tidak ya kami sepakati bersama. Kalau bukan ya tanggung jawab korlap lainnya," terangnya.
Aliansi tersebut diketahui berasal dari Forum Mahasiswa Nasional (FMN). Namun, Mulyadi menegaskan bahwa pihaknya belum tahu tergabung atau tidak.
"Karena kami juga belum tahu, gabungnya darimana," tegasnya.
Diketahui, massa dari buruh sempat terlibat aksi dorong dengan kepolisian, hal ini memicu adanya sejumlah orang yang tidak mengenakan atribut meneriaki polisi lantaran anggotanya dibawa oleh polisi.
KASBI bermaksud ingin mencari tahu apa dua orang yang ditangkap ini bagian dari anggotanya atau tidak.
Dua wanita yang satu di antaranya mengenakan masker cekcok dengan anggota kepolisian.
Menurut salah satu pewarta bernama Abidin, massa yang bukan dari buruh itu sempat meneriaki saat akan mengambil gambar.
"Dia kenakan atribut hitam, saat mau ambil gambar dia menolak," jelas Abidin.