Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kilas Balik

SBY Bongkar SMS Orang yang Tak Terima Soal Pergantian Panglima TNI, Disebut Ulangi Kesalahan

Isi SMS itu dibocorkan SBY ke publik. SMS itu terkait keputusan SBY mengusulkan pergantian calon Panglima TNI.

Penulis: Januar AS | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNNEWS/ TRIBUN TIMUR
Kolase SBY dan ilustrasi SMS orang yang tak terima soal pergantian Panglima TNI 

Tidak hanya itu, tidak jarang nada sumbang sejumlah pihak yang memandang nasib bangsa Indonesia, dan pemerintahan SBY.

Mereka kemudian membuat sejumlah analisa terkait berbagai kebijakan SBY tersebut, dan dampaknya terhadap rakyat.

Meski demikian, berdasarkan pengakuan SBY, prediksi semacam itu rupanya juga sudah pernah dijumpainya sejak dirinya belum menjabat sebagai presiden.

SBY menuliskan kisahnya itu dalam bukunya yang berjudul "SBY Selalu Ada Pilihan" terbitan Kompas tahun 2014 lalu.

Dalam buku itu, SBY mengaku ada seorang tokoh yang sudah dikenalnya sejak lama.

"Dia punya bawaan yang pesimis dan selalu menyalahkan," tulis SBY.

HASIL Pertemuan AHY-Jokowi: Sandiaga Uno & BPN Bereaksi, Dahnil Anzar: Ada Upaya Memecah-belah

Pasangan Kakek-Nenek Kaget Dapat Paket Senilai 1 Miliar Rupiah, Isinya Barang-barang Haram

Foto Ular Bermata Tiga Viral di Facebook (FB), Panjangnya Cuma 40 cm & Sudah Dibagikan 14000 Kali

Tampilan Vanessa Angel Berubah, Seusai Sidang Malah Bilang Begini: Bunuh aja Aku

SBY melanjutkan, saat pertama kali bertemu di Yogyakarta, tokoh tersebut rupanya menyampaikan prediksinya soal nasib bangsa Indonesia ke depannya. SBY bongkar sosok yang ramal nasib Indonesia tersebut.

"Ketika saya pertama kali bertemu di Yogyakarta tahun 1995, dia mengungkapkan bahwa negara kita di pinggir jurang kehancuran," ungkap SBY.

Rupanya ramalan atau prediksi sosok tersebut tak cukup sekali.

Sebab, menurut SBY sosok tersebut kembali menyampaikan ramalannya beberapa tahun kemudian.

Tepatnya, pada tahun 1998.

"Tahun 1998, kalimat seperti itu diulangi lagi, bahkan negara makin gelap dan akan runtuh," lanjut SBY.

Terkait ramalannya yang dilontarkan sosok itu pada tahun 1998, SBY bisa memahami.

Sebab, saat itu Indonesia memang sedang mengalami puncak krisis.

"Tetapi, awal tahun 2000-an yang bersangkutan juga mengatakan hal yang sama, bahkan ditambahkan negara ini salah arah," terang SBY.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved