Pilpres 2019
Antisipasi Kecurangan, Lucy Kurniasari Optimistis Kunci Kursi Kesepuluh Dapil Jatim 1 untuk Demokrat
Calon Legislatif (Caleg) Partai Demokrat, Lucy Kurniasari, menegaskan bahwa dari akumulasi suara yang didapat timnya, pihaknya sudah cukup aman.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Partai Demokrat cukup optimistis dapat meraih satu kursi DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur 1 (Surabaya-Sidoarjo).
Calon Legislatif (Caleg) Partai Demokrat, Lucy Kurniasari, menegaskan bahwa dari akumulasi suara yang didapat timnya, pihaknya sudah cukup aman.
"Sejauh ini kami sudah mengumpulkan akumulasi suara 95 persen TPS di Dapil Jatim 1. Hasilnya, kami cukup aman," kata perempuan yang akrab disapa Ning Lucy ini ketika ditemui Surya.co.id di posko pemenangannya di Surabaya, Minggu (5/5/2019).
Ning Lucy memantau langsung tabulasi suara di posko tersebut. Sebuah layar berukuran sekitar dua meter persegi memperlihatkan perolehan tiap partai hingga calon legislatif yang berpotensi lolos untuk DPR RI dari dapil Jatim 1.
Nama Ning Lucy berada di kursi kesepuluh dan menjadi satu-satunya caleg yang berpotensi lolos dari Partai Demokrat di dapil ini. Caleg petahana ini belum aman.
Ia masih harus bersaing dengan caleg dari partai lain, Gerindra dan Nasdem dengan selisih sekitar tujuh ribu suara.
• Indah Kurnia Tidak Puas Ada Penurunan Suara Hingga 50 Persen, Kendati Lolos
• Harga Bawang Putih di Sumenep Kembali Mendekati Normal, dari Rp 90 Ribu ke Harga Rp 40 Ribuan
• Muhammad Ashari, Caleg Potensial PKB Sukses Ungguli Petahana di Sidoarjo
"Namun, kami masih cukup optimistis (lolos). Tujuh ribu suara itu bukan lah suara yang sedikit," katanya.
Berdasarkan tabulasi tersebut, Gerindra berpotensi mendapatkan kursi kedua dari 10 kursi DPR RI. Berada tipis di bawah Gerindra adalah NasDem dengan selisih sekitar 500 suara.
Dengan menyisakan hanya lima persen jumlah TPS di tabulasi tersebut, Lucy cukup optimistis mengunci kursi kesepuluh. "Kepastiannya masih harus menunggu seratus persen kelurahan terlebih dahulu. Namun, dengan selisih ini kami masih cukup optimistis," katanya.
Lucy menceritakan untuk mengamankan suara kali ini, pihaknya berkerja ekstra hati-hati. "Posko kami buka 24 jam dan siap menerima segala laporan dari relawan di tiap waktu," katanya.
Tak tanggung-tanggung, pihaknya menyiapkan tim berlapis untuk mengawal proses rekapitulasi suara. Di antaranya, sejak di Tempat Pemungutan Suara (TPS), Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Kabupaten/Kota, hingga Provinsi.
"Misalnya untuk TPS, ada yang jaga di dalam TPS. Ada juga yang di luar TPS," jelasnya.
Alasannya jelas, pihaknya tak ingin untuk kali kedua kalah karena dicurangi. Untuk diketahui, pada pemilu 2014 silam, pihaknya gagal lolos Senayan setelah dinyatakan kalah dari pesaingnya di sesama partai, Fandi Utomo.
Lucy pun membawa sengketa pemilu ini jalur hukum yang berlaku dan dinyatakan sebagai pemenang. Sayangnya, Fandi Utomo sebagai pihak tergugat selalu mengajukan banding.
Mulai dari Mahkamah Partai, Mahkamah Agung, hingga berakhir Peninjauan Kembali (PK). Tak tanggung-tanggung, prosesnya cukup panjang dan menghabiskan waktu sekitar tiga tahun.
Baru pada 18 Mei 2018 silam ia akhirnya bisa masuk DPR RI menggantikan Fandi Utomo melalui mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW). Di sisi lain, selain kehilangan kursi DPR RI, Fandi Utomo juga dikeluarkan dari Demokrat dan pindah ke PKB.
Bermodal pengalaman itu, Lucy pun kini lebih optimis meraih kemenangan.
"Saya tak ingin jatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya," kata Caleg nomor 1 ini.
Kursi di parlemen bukan merupakan tujuan utamanya. Namun, aspirasi dari konstituen yang telah memilihnya, yang ia utamakan.
"Untuk itu, saya berjuang kembali kali ini. Sebab, kami tak ingin mengecewakan konstituen saya," katanya.
Ia mengatakan bahwa pengalaman pahit di pemilu sebelumnya tak membuatnya ciut untuk kembali mencalonkan diri. Termasuk, bersaing di Surabaya-Sidoarjo, daerah yang banyak diisi caleg potensial.
"Saya dilahirkan dan dibesarkan di sini. Surabaya telah menjadi barometer nasional. Banyak aspirasi dari masyarakat yang kami terima di sini. Dengan begitu banyaknya dorongan tersebut, pantang bagi kami untuk meninggalkan," kata Caleg yang telah berada di DPR RI sejak periode 2009-2014 ini.
Selama setahun terakhir di Komisi IX DPR RI, sejumlah program menjadi perhatiannya.
"Kami membidangi kesehatan dan ketenagakerjaan. Oleh karena itu,beberapa rencana kerja yang belum tuntas selama setahun terakhir akan kami lanjutkan andai terpilih, khususnya untuk dapil Surabaya-Sidoarjo," katanya.
Pihaknya menegaskan tak akan berlaku curang dengan mengandalkan berbagai cara kotor dalam menggaet suara. Misalnya, politik uang.
"Saya tak ingin curang. Sebab, saya tak ingin dicurangi. Sekali lagi, satu suara rakyat itu sangat berharga," tegas perempuan asli Surabaya ini. (bob/TribunJatim.com).