Komunitas Kediri Mural Movement Lukis Kampung Keren, Angkat Tema Dolanan Anak Zaman Dahulu
Seniman dari komunitas Kediri Mural Movement melukis tembok yang menjadi lokasi menuangkan hasil karyanya di Kelurahan Semampir, Kota Kediri.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Lukisan mural semakin banyak menghiasi tembok di Kota Kediri.
Kali ini seniman dari komunitas Kediri Mural Movement melukis tembok yang menjadi lokasi menuangkan hasil karyanya di Kelurahan Semampir, Kota Kediri.
Para seniman mural ini melukis mural dalam rangka mewujudkan Kampung Keren yang ada di Kelurahan Semampir.
Sedangkan tema lukisan yang diangkat Dolanan Tempo Dulu.
• WNA yang Diamankan Satpol PP Kediri Akhirnya Pulang, Ternyata Punya Paspor dan Kitas
• Razia Rumah Kos di Kota Kediri, Satpol PP Temukan Penghuni WNA Bersama Teman Wanitanya
Dodot, salah satu seniman dari Kediri Mural Movement mengajak sejumlah rekannya untuk menyelesaikan lukisan mural.
Penyelesaian lukisan mural ini terwujud atas inisiasi dari Babinsa dan Lurah Kelurahan Semampir guna mewujudkan Kelurahan Semampir bagian dari Kampung Dolanan.
"Apa yang kami gambar ini mengenai dolanan pada masa lalu atau dolanan anak-anak pada zaman dulu," jelas Dodot.
Di kanvas lukisan yang merupakan tembok bangunan bakal digambar berbagai macam lukisan yang menggambarkan dolanan anak-anak pada zaman dahulu.
Upaya itu sekaligus diharapkan untuk mengenang sekaligus melestarikan budaya dolanan masa lalu.
Di antara lukisan yang dibuat ada dolanan main enggrang, cirak atau nekeran, patelele dan sebagainya.
Ada juga lukisan dolanan atau mainan jumpritan, yang diharapkan bakal menjadi destinasi yang ada di Kampung Dolanan.
Sehingga tempat lukisan mural ini nantinya akan menjadi destinasi yang menarik dikunjungi masyarakat.
Lukisan mural ini dibuat di tembok berukuran panjang 20 meter dan tinggi 4 meter.
Sedangkan jarak lukisan dengan permukaan tanah terukur 30 cm.
Ada 12 orang senimal mural yang melukis secara bersamaan.
Untuk menyelesaikan lukisan ini disiapkan cat yang sebanyak 34 liter, terdiri 4 liter cat untuk warna dasar dan 30 liter cat warna utama.
Sedangkan jarak lukisan dibuat 30 cm di atas permukaan tanah, supaya ketika hujan deras dan terjadi genangan air, tidak merusak lukisan yang ada di bagian bawah.
Lukisannya sengaja dibuat dengan ukuran jumbo, agar bisa terlihat dari kejauhan.
Lukisan mural dibagi dua karakter, menggunakan alat dan tanpa alat.
Yang dimaksud dolanan menggunakan alat seperti nekeran, patelele, enggrang dan sejenisnya.
Sedangkan dolanan tanpa alat seperti sepur-sepuran, jumpritan, gobaksodor dan sejenisnya.
• Beri Kado HUT Surabaya, Mahasiswa Universitas Ciputra Buat Mural di Gang Dolly, Gambari Suro & Boyo
• Serikat Mural Surabaya Jadikan Mural sebagai Salah Satu Media Kritik Sosial: Bukan Hanya Bentuk Seni
Selain terbagi atas 2 karakter, lukisan dibagi lagi 2 jenis permainan, yaitu berkelompok dan perorangan.
Permainan dolanan berkelompok seperti gobaksodor dan sejenisnya, sedangan dolanan perorangan seperti nekeran.
Perbedaan lukisan dibuat agar setiap orang yang melewati bisa mengenang betul jenis-jenis donanan anak-anak pada tempo dulu, khususnya bagi generasi yang lahir pada era 1970-an dan 1980-an.
Sedangkan bagi generasi yang lahir pada era 1990-an dan tahun 2000 lukisan mural Kampung Dolanan bisa menjadi sejarah tersendiri disaat makin menyusutnya popularitas dolanan tradisional di kalangan anak-anak. (Surya/Didik Mashudi)