1 Tahun Bom Surabaya
Kerukunan Lintas Agama Terjalin saat Peringatan Setahun Tragedi Bom Gereja Santa Maria Tak Bercela
Satu tahun bom Surabaya, suasana Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) kini diselimuti dengan raut kebahagiaan dan tawa.
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Melia Luthfi Husnika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Syamsul Arifim
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Setahun berlalu suasana Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) kini diselimuti dengan raut kebahagiaan dan tawa.
Ratusan orang berkumpul dalam satu momentum peringatan satu tahun bom Surabaya yang dulu pernah melanda gereja tersebut.
Tanpa memandang ras, suku, maupun agama, semuanya duduk bersama saling tegur sapa. Ratusan orang tersebut terdiri dari beberapa elemen masyarakat yang turut memperingati peristiwa bom Surabaya tersebut.
• Peringatan Satu Tahun Bom Surabaya, Buku Merawat Ingatan Merajut Kemanusiaan Diterbitkan Hari Ini
• Pasca Satu Tahun Bom Surabaya, Jemaat GPPS Masih Trauma Lewat dari Pintu Gereja Sisi Jalan Arjuno
Memori kelam peristiwa bom Surabaya tersebut seakan sirna dalam ingatan ratusan warga khususnya para jemaat Gereja SMTB.
Kegiatan ini diawali dengan diskusi dan launching buku, disusul dengan buka bersama yang disediakan oleh pihak gereja bagi umat muslim yang menjalankan puasa Ramadan.
Tepat pada pukul 17.45 WIB keberagaman terwujud dimana, para jemaat beribadah misa sedangkan umat muslim berbuka puasa. Dan dilanjutkan dengan Doa Rosario bagi umat katolik serta Misa khusus.
Suasana kerukunan terjalin dan bersatu dalam kegiatan bertajuk pentas seni lintas agama. Mata pengujung berbalik tertuju kepada kehadiran seseorang yang kenakan kursi roda.
• Pernah Menjadi Sasaran Bom Surabaya, GPPS Renovasi Bangunan Terdampak untuk Hilangkan Trauma Jemaat
Ipda Rahmat Nurhadi salah satu anggota Polri yang selamat dalam peristiwa bom yang terjadi di Gereja SMTB.
Ipda Rahmat Nurhadi ditemani koleganya Ipda Junaidi. Ipda Rahmat kini tak bisa melihat. Namun, semangatnya masih terpancar dalam senyumnya.
"Tanggal 13 Mei adalah peristiwa kelam bagi Surabaya, siapapun tidak menginginkan hal itu. Tapi saya sebagai anggota Polri tetap semangat," ujarnya lirih, Senin, (13/5/2019).
Dia teringat peristiwa tersebut, seraya menceritakan kisah heroiknya kala itu.
• Alasan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Tidak Mengadakan Peringatan Khusus Satu Tahun Bom Surabaya
"Saya waktu sedang ada di pos bagian selatan pintu masuk. didepan pos itu ada meja kursi. saat pelaku masuk, kita sedang duduk dan langsung meledak, kita ga ada yg nyangka," katanya mengisahkan.
Jiwa ksatria Ipda Rahmat pun masih tertanam dalam di hatinya, bahkan dia masih berpesan kepada masyarakat bila ada yang mencurigakan untuk segera melapor ke pihak berwajib.
"Tetap waspada di lingkungan masing-masing biar kejadian itu tidak terjadi lagi. saya maafkan. biar yg maha kuasa yg mengadili," pungkasnya.