Aksi 22 Mei
TERUNGKAP FAKTA 6 Dalang Aksi 22 Mei, IPW Sebut Dalang Salurkan Hasrat Nostalgia Kerusuhan 1998
Pihak kepolisian & Menkopolhukam sudah mengetahui 6 sosok dalang kericuhan 22 Mei lalu, lantas siapa saja keenam dalang tersebut?
Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Januar
Bahkan ia menyebut bahwa dirinya penah menjabat sebagai tim investigasi saat kerusuhan Mei tahun 1998.
"Saya selain demonstran 35 tahun, saya ketua tim investigasi kerusuhan Mei 98," kata Hermawan Sulistyo dikutip TribunJakarta.com dari tayangan langsung Kompas TV.
Tak hanya itu, Hermawan Sulistyo melihat pola kericuhan aksi massa 22 Mei 2019 serupa dengan di tahun 1998.
Menurut Hermawan Sulistyo, peristiwa berdarah pada aksi 22 Mei memiliki pola kerusuhan bukan pola keributan.
• Prediksi Mahfud MD Soal Kondisi Negara Pasca MK Putuskan Hasil Sengketa Pilpres, Singgung Soal Demo
Lantaran kerushan tersebut tejadi di beberapa tempat sehingga ia menyimpulkan bahwa perancang dan perencana di aksi 22 Mei 2019 adalah seseorang yang profesional.
"Polanya sama, ini kerusuhan ini tepinya riot bukan comotion, kecil-kecil di beberapa tempat," jelas Hermawan Sulistyo.
"Yang bisa mendesain seperti itu pasti orang yang punya skill," tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Hermawan Sulistyo menjelaskan arti seseorang profesional yang dimaksud adalah sosok oknum tentara, polisi atau seorang preman yang terlatih.
"Perang kota, bisa tentara, bisa oknum polisi, bisa preman, preman yang terlatih," ucap Hermawan Sulistyo.
Untuk diketahui, dilansir dari Wikipedia.com bom molotov adalah sejenis bom yang terbuat dari botol dan diisi bensin serta akohol dan sumbu berupa tali atau kain. Bom ini mampu memberikan efek terbakar karena sebelum dilempar, sumbu terlebih dahulu dibakar.
• Cerita Ismail, Pedagang yang Warungnya Dibakar Massa Aksi 22 Mei, Sebut Bangga Bisa Bertemu Jokowi
Hermawan Sulistyo menyebut Molotov yang digunakan saat aksi demo 21 Mei hingga 22 Mei menggunakan botol yang berukuran besar.
Sedangkan, untuk me;empar Molotov yang berukuran besar tentunya harus memiliki teknik tertentu yaitu menumpukan titik lemparan pada berat badan.
"Contoh kalau ada rekaman video orang yang melempar molotov saya liat molotovnya itu botolnya besar bukan kecil," ucap Hermawan Sulistyo.
"Ini botol segede botol kecap,"
"Itu teknik melemparnya pasti dengan tubuh," tambahnya.