Semarak Ramadan 2019
Nasi Boranan Khas Lamongan Jadi Jujugan Pemudik Saat Melintas Jelang Maghrib
Nasi boranan, khas Lamongan Jawa Timur masih menjadi pilihan para pemudik. Tak hanya untuk warga Lamongan, para pemudik yang sedang melintas
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Nasi boranan, khas Lamongan Jawa Timur masih menjadi pilihan para pemudik. Tak hanya untuk warga Lamongan, para pemudik yang sedang melintas menunggu waktu berbuka puasa, sangatlah pas menikmati makanan khas Lamongan ini.
Lamongan tidak hanya dikenal dengan sotonya, saja atau pecel lele, namun banyak makanan khas yang bisa didapati di kota ini. Salah satunya adalah nasi boran.
Jika anda sedang berada atau sedang melintas Lamongan pada saat berbuka puasa, tak ada salahnya untuk menikmati makanan khas Lamongan ini.
Nama nasi boran sangatlah mudah dijumpai di sepanjang jalan nasional, termasuk di sudut - sudut kota Lamongan.
Pembeli bebas memilih berbagai lauk dan ikan yang disediakan penjual. Rasa khas nasi boranan ini tidak didapatkan di luar, kecuali di Lamongan.
Berbeda dengan masakan serba sambal yang digelar diluar Lamongan. Nasi diambil dari wadah atau tempat nasi yang dipakai oleh penjualnya, yaitu tempat nasi dan tempat lauk yang terbuat dari anyaman bambu yang oleh warga Lamongan disebut dengan Boran.
• Polres Pasuruan Kota Berhasil Menangkap Satu Tahanan yang Kabur di Terminal Arjosari Malang
• Ini Alasan Pemudik Pilih Program Mudik Gratis, Sebut Bisa Hemat Biaya Transportasi dan Lebih Mudah
• Kecelakaan Maut Mobil Boks dan Bus Harapan Jaya di Jalur Tengkorak Jombang, Satu Orang Tewas
Satu porsi nasi boran terdiri dari nasi, bumbu, lauk, rempeyek. Bumbu dari nasi boranan terdiri dari rempah-rempah yang sudah di haluskan, serta lauk yang ditawarkan oleh penjual bervariasi, diantaranya daging ayam, jeroan, ikan bandeng, telur dadar, telur asin, tahu, tempe hingga ikan sili yang lebih mahal bila dibandingkan dengan lauk-lauk lainnya.
Ikan sili satu dari khas nasi boranan, selain rasa sambalnya. Anda yang penasaran, saat untuk mencoba makanan khas Lamongan ini. Rasa basi boran memang khas, ada manis dan pedas di bumbunya.
Pendatang berasal dari luar kota ini memang tidak akan kesulitan untuk mencari lapak nasi boran. Pasalnya, ada banyak lapak nasi boran yang berjajar di pinggir jalan di dalam kota Lamongan.
Beberapa kawasan jalan di Lamongan yang selalu ada dengan penjual nasi boran diantaranya adalah Jalan Basuki Rahmat, Panglima Sudirman, Ahmad Dahlan, Kusuma Bangsa dan beberapa ruas jalan lainnya di Lamongan.
Nasi boranan ini lebih enjoy dinikmati dengan lesehan yang digelar penjualnya.
Namun yang ingin membungkus dibawa pulang juga tidak masalah. Sebab penjual juga menyiapkannya dengan cara sambal dipisahkan dengan nasinya, termasuk lauknya.
Kalau selama bulan Ramadan seperti saat ini, bukanya mulai jam 3 atau jam 4 sore hingga pagi dini hari.
Selama bulan Ramadan, seperti Ramadan tahun - tahun sebelumnya memang ramai ketika menjelang buka puasa.
Dalam sehari, para penjual bisa menjual setidaknya 100 bungkus nasi boran. Tapi jangan pernah berfikir anda tidak akan kebagian karena habis.
Karena ada banyak penjual nasi boranan yang ada di Lamongan.
"Banyak yang beli, ketika menjelang berbuka," kata salah satu penju, Katiani yang ada di jalan KH Ahmad Dahlan kepada Tribunjatim.com.
Untuk satu porsi nasi boran, juga tidak akan merogoh kocek terlalu dalam. Hanya antara Rp. 8 ribu hingga Rp. 16 ribu saja tergantung lauk yang dipilih.
Ada beragam yang tersedia sebagai pendamping untuk menikmati nasi boran ini dan jika beruntung anda bisa menikmati nasi boran ini dengan lauk Ikan Sili, salah satu ikan air tawar yang akan menambah rasa nikmatnya nasi boran.
Anda yang penasaran dan sedang perjalanan mudik, menu berbuka puasa dengan nasi boran ini, anda bisa langsung menuju beberapa lokasi tadi.
Diluar Ramadan, makanan nasi boranan bisa didapatkan 24 jam penuh. Para penjual bergantian menggelar nasi boranan tanpa henti.(Hanif Manshuri/TribunJatim.com).