Yunarto Wijaya Maafkan Kivlan Zen yang Diduga Ingin Membunuhnya, Petik Pelajaran Tentang Kasih
Kivlan Zen diduga berniat membunuh Yunarto Wijaya, namun respon Yunarto ternyata mengejutkan, ngaku belajar soal kasih
Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM - Yunarto Wijaya yang merupakan Direktur Eksekutif Charta Politika mengaku telah memaafkan orang yang berniat untuk membunuhnya.
Pihak kepolisian menjelaskan Yunarto Wijaya adalah target pembunuhan yang direncanakan oleh Mayjen (Purn) Kivlan Zen.
• Kesaksian Irfansyah Diperintah Kivlan Zen Bunuh Yunarto Wijaya,Kivlan: Saya Kasih Uang Rp 5 juta
"Saya pribadi dan keluarga sudah memaafkan dan tak memiliki dendam apapun baik kepada perencana maupun eksekutor," kata Yunarto kepada Kompas.com, Rabu (12/6/2019).
Menjadi target pembunuhan, Yunarto Wijaya mengambil sebuah pelajaran tentang kasih. Kasih di sini artinya memaafkan orang yang memusuhinya tentu akan membuat ia merasa lebih mensyukuri dan menikmati kehidupan.
Bahkan, Yunarto Wijaya mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Polri dan TNI serta mengapresiasi sebesar-besarnya terhadap langkah-langkah pengamanan yang dilakukan Polri dan TNI yang berhasil membuat situasi menjadi lebih kondusif.
Tak lupa, Yunarto Wijaya mengajak semua pihak untuk mempercayakan proses hukum yang berjalan tanpa diiringi oleh tekanan dan ujaran kebencian dari pihak manapun.
"Kejadian ini harus dilihat bukan dalam konteks keselamatan orang-orang yang ditarget. Tapi bagaimana demokrasi kita yang telah tercemar. Tercemar ujaran kebencian yang tidak bisa 'membunuh' perbedaan. Tercemar dengan aneka rupa kebohongan yang anti terhadap keberagaman," kata dia.
Bagaimanapun juga, Yunarto mengakui adanya permainan politik identitas dalam perhelatan demokrasi kerap kali terjadi di berbagai negara, meski bukan sesuatu yang diharapkan. Namun, ketika dilumuri dengan berbagai ujaran kebencian dan hoaks, tentu hasil akhirnya adalah terkoyaknya modal sosial sebagai bangsa.
• Wakil Ketua Umum PAN Sebut Kemungkinan Besar Partai Akan Bergabung dengan Koalisi Pemerintah
"Ini bukan sekadar untuk disesali, tapi seyogianya menjadi pembelajaran bersama agar tak lagi terulang di waktu-waktu yang akan datang. Karena itu, jangan lelah untuk terus mencintai Indonesia. Memperkuat persatuan dan merawat kebinekaan dalam satu tarikan nafas sebagai manusia Indonesia," kata dia.
Pengakuan Irfansyah
Tersangka Irfansyah adalah salah satu tersangka kepemilikan senjata api ilegal. Ia mengaku mendapat perintah dari Mayjen (Purn) Kivlan Zen untuk membunuh Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya.
Pengakuan tersebut disampaikan langsung oleh Irfansyah melalui sebuah rekaman video yang diputar Polri dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/6/2019).
• Andre Rosiade Mengaku Bingung dengan Sikap Demokrat Sebut Koalisi Dibutuhkan untuk Kawal Gugatan MK
Jumpa pers itu dilakukan Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjend Sisriadi, dan beberapa pejabat Polri.
Irfansyah mengaku dua hari setelah Pemilihan Umum 2019 atau 19 April 2019, dirinya ditelepon oleh Armi untuk bertemu Kivlan Zen di Masjid Pondok Indah.
Saat Irfansyah ditelepon Armi untuk bertemu Kivlan Zen, ia sedang bersama Yusuf di pos sekuriti Peruri seperti yang dilansir dari Kompas TV.
Lalu, keesokan harinya Irfansyah mengajak Yusuf untuk bertemu dengan Kivlan Zen ke Masjid Pondok Indah.
Mereka lantas mulai bergegas menuju Masjid Pondok Indah dengan mengendarai mobil Ertiga milik Yusuf pada pukul 13.00 WIB.
• Andre Rosiade Yakini Gugatan Sengketa Pilpres 2019 di MK Mampu Mendiskualifikasi Jokowi-Maruf
Sesampainya di Masjid Pondok Indah, Irfansyah dan Yusuf memarkirkan mobilnya di halaman parkir masjid.
Kemudian, Irfansyah dan Yusuf menunggu Armi datang menghampiri mereka. Namun, tak lama kemudian Armi datang mengendarai sepeda motor.
Setelah itu, Armi, Irfansyah dan Yusuf masih menyempatkan diri untuk duduk sembari minum kopi dan makan.
Saat itu mereka masih menunggu kedatangan Kivlan Zen, hingga beberapa menit kemudian Kivlan datang menggunakan mobil yang dikemudikan sopirnya, Eka.
• Rekam Jejak Habil Marati, Donatur Rencana Pembunuhan 4 Tokoh Nasional, Total Hartanya Rp 47 M
Irfansyah menjelaskan, Kivlan Zen sempat salat terlebih dulu di Masjid. Setelah itu, Irfansyah dipanggil Armi agar masuk ke dalam mobil Kivlan lantaran kala itu Kivlan sedang sendirian di dalam mobil.
Di dalam mobil tersebut, Kivlan Zen tiba-tiba mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto Yunarto kepada Irfanyah sekaligus memberi tahu alamat Jalan Cisanggiri 3 No. 11, Kebayoran Baru, Jakarta.
"Pak Kivlan berkata kepada saya, 'coba kamu cek alamat ini. Nanti kamu foto dan videokan'. 'Siap', saya bilang," cerita Irfansyah.
Irfansyah mengaku, Kivlan Zen akan memberikan uang Rp 5 juta untuk operasional.
“Lalu Beliau berkata lagi nanti saya kasih uang operasional Rp 5 juta cukuplah untuk bensin, untuk makan dan uang untuk kendaraan,”
"Beliau berkata kalau ada yang bisa eksekusi saya jamin anak dan istrinya serta liburan kemana pun," lanjut Irfansyah.
• Mengenal Habil Marati yang Diduga Donatur Pembunuhan 5 Jenderal, Pernah Urus PSSI Tapi Dipecat
Irfansyah dipersilahkan keluar dari mobil oleh Kivlan Zen dan Kivlan Zen memerintahkan Eka untuk mengambil uang operasional sebanyak Rp 5 juta untuk Irfansyah.
Setelah uang ditermia, Irfansyah dan Yusuf pun pulang dengan mengendarai mobil Yusuf.
Hingga pada keesokan harinya, Irfansyah dan Yusuf langsung survei ke lokasi yang diperintahkan Kivlan Zen di Jalan Cisanggiri 3 No. 11, Kebayoran Baru, Jakarta sekitar pukul 12.00 WIB.
Sesampainya di sana, denga menggunakan ponsel milik Yusuf, mereka merekam dan mengambil gambar kantor milik Yunarto Wijaya.
"Foto dan video dikirim ke HP saya, saya kirim ke Armi. Armi jawab 'oke mantap'," ujar Irfansyah.
Pada keesokan harinya, Armi datang ke pos sekuriti Peruri.
“Senjata kamu di mana?” tanya Irfansyah kepada Armi.
“Saya gadai bang, karena untuk bayar kontrakan dan untuk kebutuhan rumah tangga. Kan pelurunya ada 2 yang saya titipkan kemaren sama abang waktu di Bogor,” jawab Armi.
Irfansyah dan Yusuf kembali mensurvei kedua kali pada keesokan harinya pukul 12.00 WIB.
Mereka kembali merekam suasana kantor tersebut dan mengirim gambar serta video ke Armi.
"Tapi Armi tidak pernah menjawab lagi," ujarnya.
Setelah itu, keduanya kembali ke pos sekuriti. Mereka menyangka bahwa tugas sudah selesai.
"Sisa uang operasi kami bagi-bagi," ujarnya.
Pada Jumat, 19 Mei 2019 pukul 20.00 WIB, Irfansyah kemudian ditangkap pihak kepolisian berpakaian layaknya preman.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Yunarto Wijaya Maafkan Kivlan Zen yang Diduga Berniat Membunuhnya "
• Jelang Sidang di MK, ini Pinta Para Pendekar Bersama MUI dan Emak-emak di Lamongan