Tarmuji, Penderita Strok Lamongan yang Hanya Dirawat Putri Kecilnya, Makan Tunggu Bantuan Tetangga
Tarmuji (48) hanya bisa hidup mengandalkan belas kasihan dan mengharapkan perhatian dari banyak pihak.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Tarmuji (48) hanya bisa hidup mengandalkan belas kasihan dan mengharapkan perhatian dari banyak pihak.
Pria itu dalam kondisi strok dan hanya hidup bersama putrinya, Nisda yang masih 8 tahun.
Nisda setiap harinya hanya bisa menemani dan membantu bapaknya, yang sudah tujuh tahun diuji sakit strok oleh Tuhan.
Praktis keduanya tidak bisa berbuat banyak untuk memperoleh pendapatan hidup. Untuk kebutuhan makan sehari-hari, keduanya hanya bisa menanti belas kasihan para tetangganya.
Tarmuji dan putrinya pun memilih lebih banyak beraktifitas dan istirahat di teras sejak aliran listrik dirumahnya diputus akibat Tarmuji tak mampu membayar tagihan listrik.
Tarmuji praktis sudah tidak bekerja apapun karena mengalami sakit strok pada kedua kakinya. Sebelumnya sang istri diopanggil yang maha kuasa, ia masih mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarga.
"Ndak kerja apa - apa. Saya dulu waktu masih sehat bekerja sebagai tukang service electro," ungkap Tarmuji saat ditemui Surya.co.id di rumahnya, Rabu (12/6/2019).
Selama aliran listrik di rumah mereka putus, Tarmuji dan putrinya tak lagi tidur dalam rumah, atau setidaknya sejak sepuluh bulan terakhir.
Bukan karena diusir dari rumah, keduanya memilih habiskan waktu di teras karena di dalam rumah banyak binatang kecil termasuk tikus karena tidak ada penerangan apapun.
Semua aktivitas sekarang dikerjakan di teras rumah, termasuk saat tidur malam. keduanya hanya diterangi lampu 5 wath yang aliran listriknya dibantu tetangga.
Tak ada kasur sebagai alas tidur. Yang ada hanya lembaran karton bekas dan selembar tikar untuk alas tidur bersama anaknya.
(Bupati Banyuwangi Anas: Layanan Warga Miskin Jangan Terganggu Liburan)
Karena Tarmuji hanya bisa duduk - duduk saja, kebutuhan makan dan minum dilayani Nisda dengan bantuan yang diberikan para tetangga.
"Dibantu nasi bungkus," aku Nisda.
Setiap hari Nisda, bocah yang masih duduk di bangku sekolah dasar kelas dua tersebut, harus mengurus keperluan sang ayah. Tak ada waktu untuk dirinya bermain.
Kondisi seperti ini sudah ia lakukan sejak setahun terakhir.
"Bapak sakit dan ibu sudah meninggal dunia," kata Nisda saat ditemui Surya.co.id di kediamannya.
Tarmuji strok dan tidak bisa beraktivitas layaknya orang normal. Penyakit yang diderita semakin parah dan hampir membuat sekujur tubuh pria yang dahulunya berprofesi sebagai tukang servis elektronik, nyaris tidak bisa digerakkan.
Nisda dan Tarmuji sediri tinggal di kompleks Perumahan Graha Indah Lamongan, Blok MM nomor 5 Desa Tambakboyo Kecamatan Tikung Lamongan.
(Pemprov Jawa Timur Beri Bantuan Hukum Gratis untuk Masyarakat Miskin Lewat Program Jatim Amanah)
Tentu Nisda tidak pernah tahu sampai kapan ia hidup seperti sekarang bersama bapaknya.
Tarmuji hanya bisa berharap ada bantuan dari pemerintah setempat untuk kebutuhan hidupanya, termasuk obat strok dan biaya hidup sehari-hari.
Tarmuji juga berharap, anaknya yang kini duduk di bangku SD kelas II tetap bisa melanjutkan pendidikannya. Hanya Nisda anaknya yang bisa menghibur Tarmuji dalam keseharaiannya.
Untungnya, selama setahun terakhir Nisda ditinggal ibunya tak pernah mengalami sakit. Sehingga masih bisa membantu Tarmuji.
Tarmuji menungkapkan, tidak tahu apa yang harus diperbuat untuk anaknya kedepan."Kebutuhan makan saja hanya menunggu belas bantuan orang," kata Tarmuji.
Reporter: Surya/Hanif Manshuri
(Ratusan Warga Miskin Antre Zakat dari Baznas Lamongan di Pendopo, Tukar Kupon Dapat Paket Sembako)