Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Politikus Tewas seusai Incar Tongkat dan Songkok Soekarno, Sebut Soal Jimat 'Kado dari Langit'

Cerita politikus yang 'haus' akan kekuasaan dan sangat ingin kekuatan tak terkalahkan, tongkat hingga songkok milik Soekarno disebut sebagai jimatnya.

Penulis: Ignatia | Editor: Dwi Prastika
kolase Tribun Jabar, Intisari
Soekarno dan kisah pembunuhan Mazlan Idris 

“Sekarang tutup matamu,” seru Mona.

Mazlan mengikuti perintahnya.

Affandi lalu memicingkan matanya pada Juraimi, memberi tanda.

Juraimi menangkap sinyal tatapan mata itu dengan patuh.

Ia mengambil peralatan ritual yang sudah disiapkan, sebuah kapak tajam yang baru diasah.

Terkuak Cara Aneh Ajudan Kawal Soeharto Pasca Tak Jadi Presiden, Siasatnya Ketahuan, Akhirnya Malu

Kematian Mazlan

Affandi memberi aba-aba. Lalu..

Jrap! Kapak melayang satu kali ke batang leher Mazlan.

Tubuhnya menggelepar.

Dua kali lagi Juraimi mengayunkan kapaknya, putuslah leher Mazlan.

Darah mengucur deras merembes ke selimut tebal di bawahnya.

Malam itu Juraimi, bekerja keras memotong-motong tubuh Mazlan menjadi 18 bagian.

Kekecewaan Soekarno Hadiri Undangan AS, Diperlakukan Buruk Tapi Berakhir Apresiasi Peserta Kongres

Lalu meletakkan potongan tubuh manusia itu ke dalam ember.

“Kami akan ke Kuala Lumpur,” kata Mona setelah memberi Juraimi uang RM180.

“Diapakan ini, Nyonya?” tanya Juraimi sambil menunjuk potongan tubuh Mazlan.

“Sesuai rencana, tanam di lubang yang sudah kau gali seminggu lalu,” kata Affandi sambil berlalu pergi.

Setelah itu, uang dan semua harta yang dibawa Mazlan langsung dinikmati oleh Affandi dan Mona untuk berfoya-foya.

Hingga pada akhirnya, mereka ditangkap polisi 23 Juli 1993.

Pelaku pembunuhan Mazlan Idris
Pelaku pembunuhan Mazlan Idris (Intisari)

Berawal dari Juraimi, asisten mereka yang akhirnya membongkar tempat mayat Mazlan dikuburkan.

Lubang kubur yang digali sendiri oleh Juraimi itu kemudian dibongkar.

Ditemukanlah potongan-potongan tubuh Mazlan yang sudah tak berbentuk lagi.

Malam itu gegerlah Kampung Pamah Dong, Ulu Dong, Raub Pahang. Apalagi diketahui, mayat itu adalah orang terpandang di wilayah itu.

3 Menu Sahur Sederhana Presiden Soekarno di Bulan Ramadan, Tepat Saat Penyusunan Teks Proklamasi!

Sumber: Intisari
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved