Kilas Balik
'Allahu Akbar', Teriak Pratu Suparlan Korbankan Diri Selamatkan Pasukan Kopassus, Pin Granat Dicabut
Cerita heroik tentang anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) banyak yang menggetarkan hati.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Melia Luthfi Husnika
Tak lama, pasukan bantuan pun tiba, dan segera membantu memukul mundur Fretelin.
Ketika pertempuran yang berlangsung hingga malam ini berhenti, pasukan bantuan menemukan puluhan prajurit yang gugur, dari kedua belah pihak.
Di antaranya adalah 7 (tujuh) orang Unit Pratu Suparlan.
Jenazah Pratu Suparlan sendiri ditemukan dalam keadaan tidak utuh.
Sedangkan dari pihak Fretelin yang kehilangan 83 orang milisinya, sisanya beberapa ditangkap hidup-hidup.
• Kesaksian Sintong Panjaitan Soal Kemarahan Anggota TNI yang Gagal Jadi Kopassus, Sampai Ada Tembakan
Keberanian, kecerdasan, dan baktinya pada Ibu Pertiwi, membuat negara menganugerahi Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) kepada Pratu Suparlan satu tingkat lebih tinggi dari pangkat semula yaitu Kopda (Anm).
Tanda jasa Bintang Sakti pun diberikan pada Kopda (Anm) Suparlan pada 13 April 1987, melalui Keppres No. 20/ TK/TH. 1987.
Nama Suparlan terpahat di atas batu granit hitam Monumen Seroja, di Komplek Markas Besar TNI Cilangkap, serta diabadikan sebagai nama Lapangan Udara Perintis di Pusdikpasus Batujajar Bandung yang diresmikan oleh Kasad Jendral TNI Edi Sudrajat pada 26 Mei 1991.
Kepada tujuh personil yang gugur dari Unit Suparlan, negara juga menganugerahkan kenaikan pangkat.
Sebelumnya, setelah pertempuran sengit yang menewaskan prajurit Suparlan dan ketujuh personil lainnya, komandan Fretilin mengirimkan surat kepada pasukan Kopassandha.
Surat tersebut berisi tentang pernyataan salut mereka atas keberanian dan perlawanan yang dilakukan oleh Prajurit Satu Suparlan (Majalah Baret Merah Edisi April 2014).
Artikel ini pernah tayang di TribunJambi.
• Benny Moerdani Banting Baret Kopassus hingga Buat Sintong Panjaitan Marah, Berawal dari Kekecewaan