Soal Calon Menteri Anak Muda di Kabinet Jokowi, Pengamat Politik: Tidak Cukup Kemampuan Profesional
Pengamat politik nilai calon menteri muda yang dipilih Jokowi tidak hanya berkompeten tetapi harus memiliki pengetahuan soal jabatan yang diembannya
Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM - Gun Gun Heryanto selaku Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah memberikan tanggapannya secara langsung soal menteri muda yang masuk ke dalam Kabinet Jokowi jilid kedua
Seperti yang sudah diketahui masyarakat, isu tentang menteri muda di Kabinet Jokowi itu muncul setelah adanya pernyataan Presiden RI terpilih di Pilpres 2019 tersebut yang menyatakan, tak menutup kemungkinan untuk mengisi jajaran kabinetnya dengan anak-anak muda.
Sedangkan kriteria anak muda yang dimaksud Joko Widodo untuk menjadi menterinya adalah sosok eksekutor handal yang memiliki manajerial kompeten, dinamis, fleksibel dan mampu mengikuti perubahan zaman dengan cepat.
• Koalisi Adil Makmur Bubar, Pengamat Politik Sebut Sinyal Partai Pendukung Prabowo Gabung ke Jokowi
Dengan adanya kriteria anak muda mengisi Kabinet Jokowi jilid kedua, ternyata mampu menyerap perhatian publik.
Pembawa acara pun mempertanyakan adakah yang harus dikritisi mengenai kabar menteri muda masuk dalam Kabinet Jokowi jilid kedua.
Sehingga Gun Gun Heryanto memberikan tanggapannya soal wacana menteri muda di Kabinet Jokowi.
Tanggapannya ini langsung disampaikan oleh Gun Gun Heryanto saat menjadi narasumber di Dialog Kompas TV pada Rabu (3/7/2019).
Hal tersebut dikatakan pengamat politik Gun Gun Heryanto saat menjadi narasumber Dialog Kompas TV pada Rabu (3/7/2019).
• Andre Rosiade Beberkan Partai Koalisi Adil dan Makmur, Diam-diam Sudah Ajukan Proposal ke Jokowi?
Pengamat Politik Gun Gun Heryanto memberikan apresiasi terhadap keinginan Jokowi yang akan memilih menteri muda di kabinet.
"Memang patut diapresiasi keinginannya karena kabinet perlu merepresentasikan perubahan zaman, salah satunya perubahan zaman itu ditandai dengan regenerasi. Regenerasi adalah anak-anak muda yang kemudian tampil dinamis, kompeten dan memiliki kemampuan di bidang manajerial.
Menurut saya perlu ditempatkan dalam konteks birokrasi pemerintahan. Dan ini akan bagus untuk pemerintahan Jokowi," aku pengamat politik.
Gun Gun Heryanto mengaku anak-anak muda Indonesia yang berprestasi mendapatkan kesempatan untuk tampil tidak hanya secara simbolik tapi fundamental atau substantif.
"Kalau simbolik kan hanya sekadar memberikan panggung tapi substantif itu memberikan peran dengan fungsi-fungsi yang bisa berjalan untuk produktivitas dan efisiensi di pemerintahan Pak Jokowi di periode kedua," tutur pengamat politik.
• Pengamat Sebut Kemampuan Prabowo Semakin Berkurang Pasca Putusan MK: Secara Faktor Alam Makin Menua
Sehingga, ia mengingatkan bahwa kini tantangan Joko Widodo semakin besar di periode keduanya.
"Tantangan Pak Jokowi sangat besar karena beliau harus meninggalkan legacy yang baik sebagai Presiden yang sukses," jelas pengamat politik.
Oleh karena itu, Gun Gun Heryanto memberi catatan kritis bahwa, sebaiknya Joko Widodo tidak sekadar memilih nama dan dan usianya yang masih dikatakan muda, namun ada tida catatan utama yang perlu diperhatikan.
"Ada tiga catatan utama yaitu tak bermasalah secara hukum dan sosial serta tidak memiliki persoalan-persoalan yang bisa mengganggu performa komunikatifnya pada saat ia menjadi menteri.
• Makna Gestur Prabowo & Jokowi Tanggapi Putusan MK, Analis Komunikasi: Suasana Batin di Bawah Tekanan
Adapun catatan kedua calon menteri harus memiliki kompetensi dan pengetahuan soal jabatan yang akan diemban nantinya.
"Yang kedua punya kompetensi sesuai dengan plot, alokasi dan bidang yang akan diisinya menjadi menteri di leading sektor tertentu," papar pengamat politik.
Dikatakannya, bahwa pengalaman tidak diukur dari lama waktu calon menteri tersebut bekerja, namun bagaimana pergulatannya selama ini.
"Menurut saya, pengalaman itu tidak diukur dari lamanya waktu, tetapi bagaimana pergulatan dia. Semisal ia bergelut dalam bidang non pemerintahan sejenis wirausahawan atau misalnya seperti aktivis yang nantinya menyumbang pengalaman. Tapi saat memimpin birokrasi terutama di Kementerian, tak cukup kemampuan profesionalitas saja namun juga perlu manajemen komunikasi eksternal dan internal," ujar pengamat politik.
Menurut Gun Gun sosok pemimpin di Kementerian itu tidak cukup memiliki kemampuan profesional semata, tetapi harus ada dukungan politik yang kuat.
• Berpotensi Jadi Capres Dalam Pilpres 2024, Ahok BTP Bisa Jadi Kuda Hitam, Prabowo Masih Berpeluang
Sosok pemimpin di Kementerian, menurut Gun Gun Heryanto itu tak cukup memiliki kemampuan profesional semata, tetapi juga perlu adanya dukungan politik.
"Ingat memimpin Kementerian itu jabatannya politis sehingga tidak cukup kemampuan profesional, tetapi harus ada dukungan politik," aku pengamat politik.
Kemudian, Gun Gun Heryanto menyebut calon menteri di Kabinet Jokowi juga harus memiliki jaringan komunikasi yang memadai. Tak lupa Jokowi harus menempatkan anak muda tersebut dengan back-up politiknya.
"Si Menteri juga harus punya jaringan komunikasi yang memadai karena kalau tak punya, dia gampang terterpa opini publik dan bisa berpengaruh kepada kinerjanya di persepsi publik," beber pengamat politik.
• Permohonan Prabowo-Sandi Ditolak, Refly Harun Menyorot Hakim MK Menghindar Soal Posisi Maruf Amin
Dalam penilaiannya, Jokowi harus melihat integritas anak muda ketika akan melihatnya sebagai menteri di Kabinet Jokowi jilid kedua.
"Jokowi perlu melihat background kompetensi dan integritasnya karena anak muda juga banyak yang bermasalah dengan integritas, misalnya dia saat memimpin perusahaan tapi berurusan dengan hukum," jelas pengamat politik.
Pembawa acara kemudian menanyakan soal pemilihan sosok muda untuk calon menteri akan menjadi hal yang berisiko atau adalah ajang pembuktian Joko Widodo untuk melakukan perubahan yang harus dimulai dari sekarang.
"Ini adalah momentum pergerakan perubahan karena momentum itu harus dimulai dan saya pikir salah satu legacy yang bisa disumbangkan oleh Pak Jokowi adalah memberi kesempatan anak-anak muda tampil di Kabinet Jokowi.
Bagi Gun Gun hal ini tidak menjadi masalah lantaran momen tersebut sebagai jembatan mengingat lima tahun mendatang adalah waktu bergeraknya perubahan sebagai sebuah keniscayaan dalam aras politik nasional.
Kendati pemilihan anak muda kabinet Jokowi sebagai momentum, lanjut pengamat politik, Jokowi tak bisa menyenangkan semua pihak.
"Tak mungkin Jokowi menyenangkan semua pihak, tak mungkin mengakomodir semua kebutuhan tapi fokusnya dengan kebutuhan kabinet," imbuh pengamat politik.
• Biodata-Profil Angela Tanoesoedibjo, Putri Hary Tanoesoedibjo yang Digadang Jadi Menteri Jokowi