Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Cerita Pilkades di Pinggirsari, Tulungagung, Bapak Berduel Lawan Istri dan Anaknya Rebut Suara Warga

Imam Suyadi (55) tersenyum saat mendapatkan nomor urut 3 dalam pengundian nomor urut Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Pinggirsari, Kecamatan Ngantru,

Penulis: David Yohanes | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Istimewa
Imam Suyadi (nomor 3) calon Kades Pinggirsari, Kecamatan Ngantru bersaing dengan istrinya (nomor 2) dan anaknya (nomor 5) saat pengundian nomor urut calon kepala desa Pinggirsari 

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Imam Suyadi (55) tersenyum saat mendapatkan nomor urut 3 dalam pengundian nomor urut Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Pinggirsari, Kecamatan Ngantru, tulungagung

Tak hanya bersyukur bisa mendapat kesempatan untuk berduel di ajang Pemilihan Kepala Desa. Namun juga tersenyum karena dua dari empat saingannya di Pilkades bukan orang asing baginya.

Bagaimana tidak, dalam memperebutkan kursi kepala desa Pinggirsari, Imam akan berduel dengan anak dan istrinya.

Istri Imam, Maspiah mendapat nomor urut 2, sementara anaknya, Ullya Nindyaningyas mendapat nomor urut 5.

(Kepala Desa Tropodo Sidoarjo Akui Banyak Pabrik Tahu Pakai Sampah Impor: Lebih Murah Dari Kayu Bakar)

Dua calon lainnya adalah Basuki mendapat nomor urut 1, dan petahana Agus Syai mendapat nomor urut 4.

Ditemui di rumahnya, Imam mengatakan, ada banyak tujuan anak dan istrinya ikut bersaing dalam Pilkades.

Dirinya menepis jika langkahnya ini sebagai strategi pecah suara. Sebab dengan maju tiga orang, justru dukungan untuk dirinya terpecah.

"Kalau saya maju sendiri, teman istri dan anak saya pasti diarahkan untuk mendukung saya. Tapi kalau sama-sama maju, pendukung anak dan istri saya pasti mendukung mereka, tidak ke saya," ucap Imam.

Biaya kampanye pun jadi makin besar, mengingat dana yang ada difokuskan untuk calon masing-masing.

Menurutnya, strategi ini dilakukan untuk pendidikan politik. Imam ingin putra terbaik Desa Pinggirsari mau maju dan punya keberanian untuk mencalonkan diri.

"Sekarang sekolah tinggi-tinggi buat apa, kalau mencalonkan diri sebagai Kades saja tidak berani? Putra terbaik bangsa harus muncul," ujarnya penuh semangat.

(Panitia Pilkades di Gresik Diimbau Tidak Menerima Calon Kepala Desa yang Merupakan Mantan Koruptor)

Di Desa Pinggirsari sebelumnya ada delapan bakal calon Kades, sehingga harus lewat tes penyaringan hingga menyisakan 5 calon.

"Berbeda dengan desa yang hanya punya dua calon, botoh dengan mudah memainkan suara. Judi akan lebih marak," sambung Imam.

Lebih jauh laki-laki pensiunan BUMN ini mengaku, tidak pernah mempengaruhi istri dan anaknya selama kampanye.

Bahkan layaknya persaingan sesungguhnya, masing-masing punya posko pemenangan sendiri, terpisah satu sama lainnya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved