Kilas Balik
Kisah Benny Moerdani Gagalkan Rencana Penculikan AH Nasution, Sampai Rela Tangkap Komandan Kopassus
Rencana penculikan terhadap Kolonel Abdul Haris Nasution atau AH Nasution pernah digagalkan Benny Moerdani.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Adi Sasono
"Benny ingin mengawal agar bisa menangkap Pak Djaelani," katanya.
• 30 Prajurit Kopassus Nyamar Jadi Hantu Putih, Tembus Sarang Musuh, Ribuan Pemberontak Minta Ampun
Benny Moerdani bersama rekan-rekannya mengejar Djaelani ke SSKAD.
Di sana, ia dihadang oleh pasukan dari kesatuan lain.
Benny Moerdani yang masih perwira berusia 24 tahun itu nekat mendatangi acara yang dihadiri oleh petinggi tentara.
"Kami datang hanya ingin menemui Pak Djaelani," kata Benny saat dikepung pasukan.
Akhirnya, Benny Moerdani diizinkan masuk ke SSKAD dan menemui Djaelani.
• Tawa Soekarno Saat Markas TNI AL Diguncang Ledakan Bom, 2 Anggota Kopaska Penyebabnya, Hadirin Kagum
Ia menceritakan situasi yang tidak beres di Batujajar.
Benny menyarankan kepada Mayor Djaelani agar situasi tersebut ditangani sendiri oleh RPKAD.
"Kan malu kalau harus minta bantuan pasukan lain," katanya.
Akhirnya Djaelani menyerahkan pistolnya kepada Benny tanpa bisa berkata apa-apa. (Fidya Alifa Puspafirdaus)
Artikel ini pernah tayang di TribunJabar.

Kemarahan Sintong Panjaitan Saat Benny Moerdani Lempar Baret Kopassus, Sebabnya Pertempuran di Papua
Sebuah cerita disampaikan oleh mantan Danjen Kopassus, Letnan Jenderal (Purnawirawan) Sintong Panjaitan.
Cerita tersebut terkait mantan Panglima ABRI, Jenderal TNI (Purnawirawan) Benny Moerdani yang melempar baret merah, baret yang menjadi ciri khas Kopassus.
Sintong menyampaikan kisah itu dalam buku 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando', yang ditulis oleh Hendro Subroto.