Kisah Sukses Bisnis Camilan Trenggalek Jamur Mantan, Olah Permainan Kata 'PHP' Buat Branding Produk
Beginilah kisah sukses bisnis camilan Trenggalek Jamur Mantan. Olah permainan kata 'baper' hingga 'TTM' buat branding produk
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Arie Noer Rachmawati
Contohnya makan sambil duduk pakai tangan kanan, bukan tangan mantan.
Lewat strategi pasar itu, Jamur Mantan digemari. Saban hari, Dedi, Ike, dan sebelas pegawainya memasak 30-50 kg jamur mentah.
Bahan itu cukup untuk membuat 300-an bungkus Jamur Mantan.
Masing-masing bungkus diisi 70 gram. Harganya sekitar 12.000 per bungkus.
Meski punya pengalaman menjadi petani jamur, Dedi enggan menanam untuk bahan baku produknya.
Jamur selama ini dipasok oleh para petani di Trenggalek dan Tulungagung.
Alasannya, menjalankan bisnis kudu fokus.
Mengelola semuanya dari hulu sampai ke hilir, kata dia, justru bisa membuat produksi tak maksimal.
• Gampang Dibuat dan Murah, Inilah Keunggulan Batik Ciprat Trenggalek yang Diajarkan di Pelatihan
“Kami menjual mayoritas lewat online. Pasarnya mulai dari Jawa Timur sampai ke luar pulau, seperti Kalimantan, Sumatera, dan Bali. Yang jauh bisanya membeli untuk dijual lagi,” ungkap dia.
Selain itu, produk Jamur Mantan juga dijual di banyak toko oleh-oleh khas di Kabupaten Trenggalek.
Perkembangan usaha Dedi dan istri bisa dilihat dari banyaknya alat yang kini dipakai.
Awal memulai usaha, mereka memasak sendiri dengan satu kompor dan wajan.
Kini, mereka punya empat kompor dan wajan besar.
Tak hanya usaha, Dedi bilang, jamur mantan juga menyisihkan hasil usaha untuk sosial.
“Dua persen dari hasil kami donasikan. Kurang lebih nominalnya satu bulan Rp 1 juta lebih,” tutur dia. (Surya/Aflahul Abidin)