Kilas Balik
Kehebatan Mantan Komandan Kopassus Witarmin, Sang Kunci Keberhasilan Operasi Trisula 1965 di Blitar
Inilah kisah tentang Letnan Jenderal Witarmin, sang mantan komandan Kopassus. Letnan Jenderal Witarmin menjadi pemimpin dalam Operasi Trisula 1965.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Melia Luthfi Husnika
Hendropriyono ditugaskan oleh Sintong Panjaitan untuk mencari pelaku penembakan.
• Ribuan Pemberontak Kongo Ketakutan, Kopassus Buat Mereka Gemetar Bermodalkan Kain dan Bau Bawang
Kisah ini dilansir TribunJambi (grup TribunJatim.com) dari buku Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando karangan Hendro Subroto yang diterbitkan oleh penerbit Kompas.
Dalam setiap briefing Sintong Panjaitan selalu menegaskan kalau militer membuat bivak jangan di dekat sumber air.
Beda dengan Pramuka yang membuat bivak selalu dekat dengan air karena memudahkan mereka untuk mandi, memasak, buang air dan keperluan lainnya.
• Sintong Tolak Kirimkan Helikopter Saat Tim Kopassus Hendropriyono Dikepung, 35 Tahun Kemudian Dipuji
Gerombolan komunis banyak melakukan gerakan menyusuri sungai kecil untuk menghilangkan jejak.
Penekanan Sintong itu ternyata tidak diindahkan oleh anak buahnya.
Mereka mendirikan bivak di dekat air.
Ketika gerombolan dikejar-kejar oleh Operasi Garu di hutan, mereka melarikan diri menyusuri sungai kecil.
Gerombolan komunis melihat bivak di pinggir sungai.
Kemudian Then Bu Ked Komandan Kompi 2 PGRKU melepaskan tembakan ke arah bivak dan terkena kepala Prada Rukiat yang Sedang makan.
Ia jatuh seketika dalam keadaan tertungkup di atas misting makanannya.
• Sintong Tolak Kirimkan Helikopter Saat Tim Kopassus Hendropriyono Dikepung, 35 Tahun Kemudian Dipuji

Sintong sangat kecewa, karena anak buahnya kurang memperhatikan perintah pimpinan.
Ia melampiaskan kekecewaannya kepada Hendropriyono.
"Saya sudah menyampaikan secara detail bagaimana memilih lokasi untuk mendirikan bivak, tetapi mereka tidak memperhatikan. Sekarang kamu cari sampai ketemu, siapa yang menembak Prada Rukiat," perintah Sintong dengan nada marah.
Pasca penembakan Pratu Rukiat, Hendropriyono diperintahkan memimpin untuk memburu siapa pelaku penembakan.