Bulan Agustus Jadi Berkah Perajin Baju Adat di Wonoayu Sidoarjo, Baju Dayak Mendominasi Pesanan
Di bulan peringatan HUT Kemerdekaan RI ini, pesanan baju adat selalu meningkat tinggi dibanding bulan-bulan lain sepanjang tahun.
Penulis: M Taufik | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Bulan Agustus merupakan momen yang selalu dinanti oleh perajin baju adat.
Sebab, di bulan peringatan HUT Kemerdekaan RI ini, pesanan baju adat selalu meningkat tinggi dibanding bulan-bulan lain sepanjang tahun.
Seperti yang dirasakan oleh Siti Ulfah, perajin baju adat di Dusun Ngengor, Desa Becirongengor, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo, Jawa Timur, ini.
Perempuan 48 tahun tersebut mengaku selalu kebanjiran order setiap kali Agustus tiba.
• Perayaan HUT Lanudal Juanda ke-55, Tabur Bunga Menggunakan 8 Pesawat yang Berjalan di Runway
• VIDEO: Penampakan Kampung Kolektor Juara RT 23 RW 7 Sekardangan Sidoarjo, Asri nan Canggih
"Sebelum Agustus biasanya pesanan mulai datang. Dan mendekati perayaan HUT Kemerdekaan, jumlahnya terus meningkat," ungkap Ulfah, Minggu (11/8/2019).
Ia menyebut, pesanan baju adat di tempatnya selalu mengalami peningkatan berlipat-lipat dibanding bulan-bulan lain.
Pesanan itu bukan hanya dari Sidoarjo, tapi juga dari berbagai wilayah di Jawa Timur.
"Iya, mayoritas pesanan masih dari Jawa Timur. Dan selalu meningkat setiap Agustus seperti sekarang ini," lanjut dia.
Agustus tahun ini, rata-rata setiap hari ada 7 kodi sampai 10 kodi pesanan yang datang.
Jumlah yang sangat besar jika dibanding hari biasa.
• Dewan Tunggu Penjelasan dari Pemkab Sidoarjo, Terkait Pemindahan Sejumlah Kantor OPD
• Indahnya Pantai Gatra Malang, Bisa Kemah Bareng Keluarga Sambil Nikmati Alam Asri, Bersih Banget!
Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap kali pesanan membeludak, ia mengajak tetangga sekitar rumahnya untuk membantu membuat baju adat.
Saban hari, ada sekitar 10-15 orang yang ikut menjadi membantu.
"Ada yang dikerjakan di tempat saya, ada juga yang dibawa pulang untuk dikerjakan di rumah masing-masing," sebut dia.
Baju adat dari perajin di Sidoarjo ini terbilang cukup terjangkau harganya.
Untuk dua pasang baju adat ukuran orang dewasa beserta aksesorinya biasa dijual dengan harga Rp 300.000 sampai Rp 350.000.
• Kasus Jual Beli Perumahan Fiktif, Polresta Sidoarjo Buru Tim Marketing dan Penjualan
• Sapi Rp 100 Juta Berobot 1132 Kg Sabet Gelar Juara Kontes Ternak Ekstrem Pemkab Sidoarjo
Sedangkan baju adat untuk ukuran anak-anak, dua pasang beserta aksesorinya, biasa dihargai Rp 200.000 sampai Rp 250.000.
Ulfah memulai bisnis kerajinan baju adat sejak enam tahun silam.
Beragam jenis pakaian khas dari berbagai daerah di Indonesia diproduksi.
Seperti baju adat Betawi, Dayak, Gorontalo, dan baju adat dari sejumlah daerah lain di Nusantara.
Pada Agustus 2019 ini, baju Adat Dayak mendominasi pesanan yang masuk.
"Pesanan baju asat Dayak yang paling banyak tahun ini," papar dia.
• Tiga Instansi Milik Kabupaten Sidoarjo Ini Raih Penghargaan Public Service Of The Year 2019
• Tandon Lumpur Ambruk hingga Tewaskan 1 Orang, Warga Sukomanunggal Surabaya Demo di Depan Perusahaan
Selama ini, mayoritas pasar baju adat karya Ulfah ada di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Pesanan paling banyak datang dari Sidoarjo, Surabaya, Mojokerto, Malang, Solo, Yogyakarta, dan sejumlah wilayah lain.
Konsumennya, sebagian adalah pemakai dan sebagian lainnya lain adalah pengusaha persewaan baju adat.
Pelanggan dari Sidoarjo, Malang, Pasuruan, Mojokerto dan Surabaya, selama ini lebih sering datang langsung ke tempatnya ketika memesan barang.
"Ada juga yang pesan lewat telepon dan sebagainya. Tapi yang dari Sidoarjo dan sekitar, kebanyakan datang langsung. Rata-rata memang pesan banyak untuk disewakan," tukasnya. (M Taufik)
Yuk Subscribe YouTube Channel TribunJatim.com: