DKRTH Uji Lab Briket Arang Berbahan Daun Kering Kreasi Warga di 3 Kampung di Surabaya
Kampung-kampung Surabaya mulai mengembangkan produk di bidang energi terbarukan, yakni mengolah sampah menjadi sumber energi.
Penulis: Delya Octovie | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kampung-kampung Surabaya mulai mengembangkan produk di bidang energi terbarukan, yakni mengolah sampah menjadi sumber energi.
Seperti warga RT 05 RW 01 Gundih, Bubutan, yang membuat briket arang dari daun-daun kering yang berguguran di halaman rumah mereka.
Briket arang tersebut memiliki kegunaan yang sama dengan briket kayu, namun lebih ramah lingkungan dan diklaim tidak menghasilkan banyak asap.
Adi Candra, Tim Motivator Lingkungan Sub Bagian Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya, mengatakan pemanfaatan energi terbarukan sangat diperlukan oleh warga dengan harapan bisa menggantikan arang kayu.
• Pecat Djanur, Persebaya Surabaya Mulai Cari Pelatih Baru, Berikut Kriteria Pelatih yang Dicari
"Minimal bisa menggantikan fungsi arang kayu yang biasa untuk bakar sate, soto, bakso, dan lain-lain. Jadi bagaimana sampah rumah tangga itu diproses hingga menjadi briket, sehingga bisa tercipta circular economy," tuturnya, Senin (12/8/2019).
Karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sangat mendukung inovasi warga ini.
Bahkan, pemkot melalui DKRTH telah memasukkan sampel briket arang dari tiga kampung untuk diuji di laboratorium.
Tiga kampung tersebut adalah Babat Jerawat, Ketabang dan Bubutan.
Uji lab ini, kata Adi, meliputi kekuatan struktur hingga uji bakar.
• Pemkot Surabaya Bakal Gelar Job Fair 2019 yang Diikuti 40 Perusahaan, Catat Tanggal & Ketentuannya!
"Ada uji bakar juga untuk melihat briket akan menyala berapa lama dalam satu ukuran briket, karena ukurannya kan macam-macam," ujarnya.
Hasil laboratorium diharapkan bisa menjadi standar awal bukan hanya pemanfaatan briket, tetapi juga briket sebagai produk jual.
Sehingga, bisa ditemukan Harga Pokok Penjualan (HPP) dan berapa harga yang cocok dipatok untuk masyarakat.
"Ke depannya, kami berharap tidak ada tiga kampung itu saja, tetapi seluruh kampung di Surabaya mulai inovasi energi terbarukan. Surabaya memiliki lima wilayah, nah ketiga kampung ini sebagai pilot project-nya," jelasnya.
• Laga Klasik Arema FC Vs Persebaya Surabaya Akan Diamankan 1749 Personel Keamanan
Plt DKRTH sekaligus Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi, menyebut bahwa pembuatan briket arang dari kompos merupakan inovasi yang bagus.
Ia juga berharap tiap kampung di Surabaya memiliki satu produk unggulan yang layak dipamerkan dan dijual.
"Ada pemanfaatan daur ulang, itu bagus, itu adalah kreasi. Tetapi, satu kampung ini harus punya satu produk yang diunggulkan, misalnya produk daur ulang ya fokuskan. Briket dari kompos juga boleh, saya tadi ngobrol, ini (briket arang dari kompos) bagus lho," katanya ketika mengunjungi Tembok Gede III, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Kasi Trantibbang Gundih, Nurhayati Sofyan, berharap produksi briket arang di kampungnya bisa lebih masif, supaya makin banyak orang yang bisa memanfaatkannya.
"Apalagi kalau nanti bisa benar-benar dibuat masak, kan pengeluaran warga sehari-hari lebih murah karena tidak perlu pakai LPG. Kami berharap tidak hanya dampak lingkungan positif, tapi juga membantu warga lebih hemat," tutupnya. (Surya/Delya Oktovie)
• Kepergok Bawa Sabu, Pedagang Bakso Keliling di Surabaya Diciduk Polisi, Sang Istri Nangis Histeris