Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Momen Soeharto Singkirkan Mertua SBY yang Berjasa Tumpas Habis PKI, Malah Dikirim ke Negara Komunis

Sarwo Edhie kemudian menghubungi temannya di Jakarta. Dia mempertanyakan apakah tugasnya ke Rusia murni sebagai “takdir tugas” atau karena hal lainnya

Penulis: Ignatia | Editor: Januar
kolase Tribun Jambi dan Tribun Jabar
Momen Sarwo Edhie Wibowo disingkirkan Soeharto 

“Papi akan ditempatkan di Rusia. Moskow. Negara dengan faham komunis,” kata Sarwo Edhie, lirih. Dia merasa sangat nelangsa dengan tugas baru ini.

“Bagaimanapun, dia selama ini dikenal sebagai penumpas komunis. Lalu kemudian dia diceburkan ke negara berfaham komunis. Bagi Papi ini seperti meledek dirinya,” kata Ani Yudhoyono dalam biografinya, Kepak Sayap Putri Prajurit karya Alberthiene Endah.

Terlebih, Sarwo Edhie merasa tak ada yang salah dengan tugasnya di Medan.

Enam bulan adalah waktu yang pendek bagi seorang Pangdam untuk membuktikan prestasi kerjanya.

Wajah Sendu SBY Pasca Kepergian Istri Terekspos, Kenang Ucapan Ani Yudhoyono Soal Sosok Penghibur

Kalaupun ada, tentu masih sebatas pembenahan awal semata.

“Papi merasa niat baik dan semangatnya diputus sepihak,” kata Ani.

Mengutip Historis, sehabis mengungkapkan kesedihannya, Sarwo Edhie mengatakan bahwa keluarga harus ikhlas ikut ke Rusia.

“Anak-anak prajurit harus siap menghadapi situasi baru, apa pun juga,” kata Sarwo Edhie yang kemudian menyarankan agar mulai belajar menari.

“Sebagai anak-anak calon duta besar, Papi ingin kami memiliki kebolehan menari yang cukup banyak. Bukan hanya tari Jawa, tapi juga tari Melayu,” kata Ani.

Namun, Ani dan saudara-saudaranya tidak bersemangat latihan menari karena terbawa suasana kesedihan ayahnya.

Ani kemudian memergoki ayahnya menjadi banyak melamun di depan rumah.

Lewat Mimpi, Ibas Bertemu dengan Ani Yudhoyono, Ini Pesan Ani Kepada Putra Bungsu SBY & Aliya Rajasa

Pandangannya kosong dan menerawang. Rumah berubah menjadi senyap.

Suatu kali, Ani mendengar ayahnya berkata kepada ibunya, “kalau aku memang mau dibunuh, bunuh saja. Tapi jangan bunuh aku dengan cara seperti ini. Apa salahku sampai aku harus dihentikan begini rupa?”

“Papi amat terpukul dengan keputusan pemerintah menempatkan dirinya di Rusia, selagi karier militernya sedang begitu cemerlang,” kata Ani.

Sarwo Edhie kemudian menghubungi teman-temannya di Jakarta. Dia mempertanyakan apakah tugasnya ke Rusia murni sebagai “takdir tugas” atau karena ada hal lain.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved