Kilas Balik
Nasib Miris Sarwo Edhie Pasca G30S/PKI, Kerap Melamun hingga Dicopot dari Jabatannya: Bunuh Saja Aku
Inilah nasib Sarwo Edhie Wibowo setelah dia berjasa dalam penumpasan G30S/PKI. Seperti apakah nasibnya saat itu?
Penulis: Januar AS | Editor: Yoni Iskandar
Nasib Miris Sarwo Edhie Pasca G30S/PKI, Kerap Melamun hingga Dicopot dari Jabatannya: Bunuh Saja Aku
TRIBUNNEWS.COM - Meski berjasa memukul kekuatan G30S/PKI, namun bukan berarti kehidupan Sarwo Edhi Wibowo yang merupakan mertua dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), akan selalu berjalan mulus.
Sarwo Edhie Wibowo memang merupakan satu tokoh penting yang ikut berkontribusi penumpasan G30S/PKI tahun 1965 silam.
Sarwo Edhie Wibowo bersama pasukannya ikut memukul habis kekuatan PKI yang ada di Indonesia.
Meski demikian, nasib justru berkata lain pasca peristiwa tersebut.
• Terkuak Sebab Retaknya Hubungan Soekarno & Fatmawati, Sampai Tak Hadiri Pemakaman Sang Proklamator
Nasib miris sempat akan menimpa Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo yang tak lain adalah ayah mendiang Ani Yudhoyono.
Dilansir dari buku biografi Ani Yudhoyono yang berjudul 'Kepak Sayap Putri Prajurit' karya Alberthiene Endah, hal ini berawal saat mertua Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu baru sekitar enam bulan menjabat sebagai Pangdam II/Bukit Barisan di Medan, Sumatra Utara, pada tahun 1967.
Nasib miris menimpa mantan Danjen RPKAD (sekarang Kopassus) itu saat menerima kabar, harus melepaskan jabatan lamanya dan akan dijadikan duta besar di Moskow, Rusia.
Ani Yudhoyono masih ingat dengan jelas, pada suatu sore ayahnya mengumpulkan keluarga di ruang tengah.
“Papi akan ditempatkan di Rusia Moskow. Negara dengan faham komunis,” kata Sarwo Edhie, lirih.
Dia merasa sangat nelangsa dengan tugas baru ini.
“Bagaimanapun, dia selama ini dikenal sebagai penumpas komunis. Lalu kemudian dia diceburkan ke negara berfaham komunis. Bagi Papi ini seperti meledek dirinya,” kata Ani Yudhoyono dalam buku biografinya
Terlebih, Sarwo Edhie merasa tak ada yang salah dengan tugasnya sebagai Pangdam di Medan, dan tak ada alasan dia dicopot dari posisi itu.
“Papi merasa niat baik dan semangatnya diputus sepihak,” kata Ani Yudhoyono.
Setelah mengungkapkan kesedihannya, Sarwo Edhie mengatakan bahwa keluarga harus ikhlas ikut ke Rusia.