Bahan Bakar Motor Menjadi Komoditas Impor Dengan Nilai Tertinggi di Jatim Selama Periode Juli 2019
Bahan bakar motor tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur, menjadi komoditas impor dengan nilai tertinggi pada Juli 2019
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Melia Luthfi Husnika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Bahan bakar motor tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur, menjadi komoditas impor dengan nilai tertinggi pada Juli 2019 sebesar USD 141,37 juta atau turun sebesar 16,42 persen dibanding bulan sebelumnya.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Teguh Pramono selaku Kapala BPS Jawa Timur.
Teguh menyebut, komoditas tersebut dominan diimpor dari Singapura sebesar USD 102,24 juta.
• Pertengahan Tahun 2019, Nilai Tukar Nelayan Jawa Timur Turun Sebesar 0,42 Persen, Ini Penyebabnya
Peringkat kedua Impor dengan nilai tertinggi Jatim ditempati oleh komoditas kondensat dengan nilai impor sebesar USD 100,63 juta, yang utamanya diimpor dari Australia sebesar USD 81,94 juta.
Peringkat ketiga adalah hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai lainnya dengan nilai impor sebesar USD 80,32 juta. Komoditas ini utamanya didatangkan dari Brazil sebesar USD 63,62 juta.
"Bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON 90 dan lebih tetapi di bawah RON 97 tidak dicampur merupakan komoditas yang mengalami penurunan persentase nilai impor paling tinggi pada Juli dibandingkan bulan sebelumnya,
"yaitu menjadi sebesar USD 16,91 juta setelah bulan sebelumnya mencapai USD 65,07 juta atau mengalami penurunan sebesar 74,01 persen," kata Teguh dengan detail kepada TribunJatim.com, Jumat (16/8/2019).
• Pengrajin Logam di Desa Ngingas Sidoarjo Keluhkan Mudahnya Barang Impor Masuk ke Indonesia
Sementara itu, masih kata Teguh, persentase kenaikan impor tertinggi terjadi pada komoditas mesin untuk mengerjakan plastik atau untuk pembuatan produk dari plastik, tidak dioperasikan secara elektrik yang naik sebesar 3.091,23 persen, yaitu nilai bulan sebelumnya sebesar USD 0,50 juta menjadi USD 15,94 juta.
Komoditas terbesar impor, bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur, mempunyai peranan sebesar 7,09 persen dari total impor Jawa Timur di bulan Juli 2019 Kondensat memberikan kontribusi impor sebesar 5,05 persen.
Sedangkan impor komoditas hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai lainnya mempunyai peranan sebesar 4,03 persen.
Secara kumulatif, Januari-Juli 2019, komoditas bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur, masih menjadi komoditas impor yang dominan, dengan peranan sebesar 6,97 persen.
Disusul bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON 90 dan lebih tetapi di bawah RON 97 tidak dicampur dengan peranan sebesar 3,25 persen.
"Serta berikutnya adalah komoditas hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai lainnya dengan peranan sebesar 3,05 persen," tambahnya.