Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Najwa Shihab Kaget Gubernur Papua Sebut Masyarakat Papua Belum di-Indonesiakan Secara Baik

Tim sepak bola di Papua disebut monyet semua? Perlakuan masyarakat di luar Papua seperti perlakuan Belanda terhadap Indonesia di zaman penjajahan.

Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Kompas.com
Gubernur Papua, Lukas Enembe - KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI 

TRIBUNJATIM.COM - Lukas Enembe sebagai Gubernur Papua turut angkat suara mengenai kerusahan yang terjadi di Papua dan Papua Barat.

Tercatat ada beberapa kerusahan terjadi di wilayah Papua seperti kawasan Timika, Manokwari dan Sorong. Namun, sejauh ini kerusuhan tersebut telah teratasi.

Gubernur Papua mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap masyarakat di luar Papua saat hadir di acara Mata Najwa.

Najwa Shihab sebagai pembawa acara bertanya soal komentar soal permintaan maaf dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

"Pak Gubernur ada komentar mengenai permintaan maaf Ibu Khofifah dan pernyataan Presiden Jokowi yang mengatakan 'emosi boleh tetapi lebih baik saling memaafkan', apa lagi yang seharusnya bisa dilakukan?" tanya Najwa Shihab.

Gubernur Papua Kritik Keras Jokowi karena Bicara Tidak Tegas, Ali Ngabalin: Presiden Sangar Prihatin

Tri Rismaharini Jawab Isu Calon Menteri & Capres 2024:Terus Terang Ambisi Aja Nggak Apalagi Bermimpi

Profil Biodata Sherly Annavita Milenial yang Kritik Jokowi, Dai Muda & Berprestasi di Luar Negeri

Lukas Enembe menjelaskan dengan tegas bahwa tindakan rasisme adalah tindakan yang dibenci oleh seluruh orang di dunia.

lukas Enembe turut menyebutkasn sejumlah sumpah serapah yang dilemparkan ormas saat bentrok dengan mahasiswa Papua. meski Indonesia tengah merayaka HUT Kemerdekaan RI ke 74.

Lukas Enembe menyayangkan sikap dan tindakan oknum dan warga yang pola pikirnya belum berubah terhadap masyarakat Papua.

Perlakuan masyarakat ini disebut Gubernur Papua seperti perlakuan Belanda terhadap Indonesia di zaman penjajahan.

"Jadi pertama yang jelas, tim sepak bola dari Papua sering disebut mereka (orang luar Papua-red) monyet semua. Kejadian ini sering terjadi," ucap Lukas Enembe.

"Tidak ada seorang pun yang ingin menjadi korban rasisme. Orang Indonesia sudah 74 tahun merdeka sadar itu kita mengahadpi kolonialisme karena Belanda dulu menjajah kita 350 tahun, Belanda bilang kita monyet," kata Lukas Enembe.

Ibu Kota Pindah, Sherly Annavita Soroti Utang Jokowi Rp 275 T, Tsamara: Tak Ada Satupun Opsi Utang

Soal Pemindahan Ibu Kota, Ridwan Saidi: Pindah Aja Buruan Kalau Bisa Besok Beduk Subuh Udah Pindah!

Debat Maruar Sirait Soal Pemindahan Ibu Kota, Rocky Gerung: Biografi Jokowi dari Ngibul ke Asbun

"Ini sama terulang seperti era kolonialisme Indonsia terhadap Papua. Apa bedanya?," ungkap Lukas Enembe.

"Jadi karena kerap kali terjadi, ini pemicunya membuat yang lain terungkap?" tanya Najwa Shihab.

"Ini pemicu utamanya yang terjadi di Papua. Jadi saya pikir sudah 74 tahun merdeka, NKRI kita jaga, Bhineka Tunggal Ika dijaga. Dari Sambang - Merauke juga harus dijaga," jelas Lukas Enembe.

Kemudian, Lukas Enembe menambahkan bahwa penduduk Papua sebenarnya merupakan penduduk multietnis.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved