Sosok Inspiratif
Cerita Sukses Sri Heny Asal Blitar Buka Restoran Halal di Taiwan, dari Penerjemah Beralih Pengusaha
Inilah cerita inspiratif dari Sri Heny asal Blitar yang sukses kembangkan restoran halal di Taiwan. Bermula dari penerjemah jadi pengusaha.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, TAINAN - Wisatawan muslim khususnya asal Indonesia yang sedang wisata di Taiwan tak perlu khawatir jika tidak cocok dengan olahan masakan khas Taiwan.
Di Taiwan, wisatawan bisa menemukan restoran yang menyediakan olahan masakan khas Indonesia.
Restoran itu bisa ditemukan wisatawan Indonesia saat sedang berkunjung di Tainan.
Restoran itu bernama Mic Mac dan berada di Jalan Yule, Tainan.
Restoran ini khusus menyiapkan masakan khas Indonesia.
• Mengenal Taiwan dari Chiang Kai-Shek Memorial Hall, Wisata Bersejarah yang Simpan Banyak Cerita
Jadi, sangat cocok bagi wisatawan yang kurang cocok dengan olahan masakan khas Taiwan.
Mic Mac Indonesian Halal Restaurant ini sudah dibuka sejak 2011 di Tainan, Taiwan.
Ia menyediakan puluhan masakan khas Indonesia, dan cita rasa khas Indonesia yang ditawarkan restoran milik Sri Heny ini.
Nah, semua makanannya ini diberi sertifikat halal oleh pemerintah pusat Taiwan.
Jadi, restorannya menjadi jujukan wisatawan muslim khususnya Indonesia yang sedang berlibur di Taiwan.
Surya (grup TribunJatim.com) pun sempat mampir di restoran yang berukuran kecil ini.
Memasuki pintu masuk restoran, beberapa tulisan arab dan tanda halal pun terpampang di kanan kiri dinding restoran.

Selanjutnya, tak jauh dari pintu, pengunjung langsung dimanjakan dengan tatanan tempat menu masakan.
Di restoran ini, konsepnya prasmanan. Pengunjung bisa mengambil menu apa saja yang ia inginkan dan seberapa banyak porsinya.
Menu yang disediakan di restoran ini mulai sayur lodeh, bobor daun singkong, sambal goreng ati ampela, sambal goreng telur puyuh, kering tempe, olahan daging, bakwan, lele, ayam goreng, sambal dan sejenisnya.
• Niat Hati Menyusul Sang Istri ke Taiwan, Pria di Tulungagung Malah Masuk Bui, Gelapkan Mobil Majikan
Ada juga minuman-minuman khas Indonesia yang juga ia jual di sini.
Mulai dari es dawet, es doger dan es jenis lainnya yang khas Indonesia.
Olahan masakan Indonesia ini bisa dinikmati dengan harga mulai dari 70 NTD atau setara Rp 30.000 per porsi sekaligus minumnya.
Untuk pelajar dan mahasiswa di hari Senin-Jumat, ada diskon sebesar 20 persen.
Sabtu - minggu dan hari libur nasional harga normal.

Sri Heny, pemilik restoran ini mengaku membuka restoran sejak 2011.
Dua tahun yang lalu, semua masakan di restorannya sudah mendapatkan sertifikat halal.
Meskipun, sebelum mendapatkan sertifikat halal, ia sudah menjual makanan Indonesia yang halal.
Ia memastikan semua rempah, bumbu hingga olahan baik itu daging dan sejenisnya itu halal.
• Hui Guan Restaurant, Restoran di Taipei yang Sajikan Menu Halal, Cocok Jadi Jujugan Wisatawan Muslim
"Saya memang dari dulu bercita-cita ingin membuka restoran yang halal di Taiwan, ya baru 2011 kemarin ada kesempatan dan kebetulan ada modal akhirnya membuka restoran ini. Allhamdulillah sampai sekarang," kata Heny, sapaan akrabnya kepada Surya (grup TribunJatim.com), Rabu (28/8/2019).
Sri Heny menjelaskan, niatan membuka restoran masakan khas Indonesia yang halal itu berawal dari pengalamannya sendiri.
Pada 15 tahun yang lalu, ia sudah merantau ke Taiwan. Ia menjadi penerjemah di sini.
"Dulu, saya susah sekali mencari makanan yang halal. Saya harus muter-muter dulu. Kalau sekarang yang sudah bersertifikat halal sudah banyak, jadi tidak susah mencarinya," jelasnya.
Nah berawal dari situ, ia memulai merintis usahanya.
Perempuan asal Blitar ini mengaku kesulitan awal-awal membuka restoran ini.
Hal mendasar yang menjadi kesulitannya memasak masakan Indonesia adalah rempah-rempah.
"Dulu sangat susah. Sampai-sampai, saya harus menitip ke teman yang sedang pulang ke Indonesia. Saya titipi bumbu seperti ketumbar, daun salam, merica dan sejenisnya. Saya titip untuk stok jangka panjang. Dulu kan tidak seketat sekarang bandaranya. Jadi mau bawa barang apa aja bebas," urainya.
Seiring berjalannya waktu, ia mengaku rempah-rempah Indonesia ini sudah mulai ada di Taiwan.
Jadi, ia tak perlu repot-repot membawanya ke Taiwan. Ia menjadi satu-satunya restoran masakan Indonesia pertama yang bersertifikat halal.

• Asyik, Bisa Mencicipi Mie Halal di Taiwan
Heny menjadi salah satu pemilik restoran yang sukses di sana.
Restorannya ramai dikunjungi wisatawan atau orang-orang dari beberapa negara dunia yang sedang berada di Taiwan.
Pelanggannya bukan hanya pelajar Indonesia, tapi ada dari Yaman, Jordania dan beberapa dari negara lainnya.
"Per hari omzet bisa sampai 7000 NTD atau setara Rp 3 jutaan. Tapi bisa jadi lebih banyak dan kurang dari itu. Namanya usaha, kadang ramai kadang sepi. Saya buka mulai pukul 12.00-21.00 waktu Taiwan," papar dia.
Ia hanya bercita-cita ingin mempertahankan cita rasa Indonesia melalui masakan buatannya.
Ia juga ingin memperkenalkan kuliner khas Indonesia ke mata dunia melalui ia membuka restoran ini.
Para pengunjung yang datang ke restorannya, selalu ia beri edukasi soal masakan Indonesia.
"Sekarang saya juga menjadi mentor ke anak-anak di Taiwan. Saya diminta untuk memberikan pelajaran tentang budaya dan bahasa Indonesia. Nah, di dalamnya saya juga selipkan soal pemahaman tentang kuliner Indonesia," pungkas dia. (Surya/Galih Lintartika)
• Sego Gegok Mbak Tumirah Trenggalek, Nasi Dibungkus Daun Pisang yang Menggoyang Lidah, Mau Cicipi?