Kasus Pembacokan Satu Keluarga di Tulungagung, Pelaku Dipastikan Tidak Sakit Jiwa
Unit Reskrimn Polsek Ngantru menggelar rekonstruksi kasus pembacokan satu keluarga di Desa Pinggirsari, Kecamatan Ngantru, dengan tersangka Juremi
Penulis: David Yohanes | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Unit Reskrimn Polsek Ngantru menggelar rekonstruksi kasus pembacokan satu keluarga di Tulungagung, tepatnya di Desa Pinggirsari, Kecamatan Ngantru, dengan tersangka Juremi (65).
Tiga korban adalah adik ipar Juremi, Suhanto (69), anak perempuan Suhanto yang bernama Henik Nuryati (42), serta cucu Suhanto yang bernama Legistio (19).
Kapolsek Ngantru, AKP Pudji Widodo mengatakan, pihaknya sudah melakukan tes kejiwaan terhadap tersangka.
"Hasilnya dia baik-baik saja (tidak mengalami gangguan jiwa). Jadi perbuatan itu dilakukan dengan sadar," ungkap Widodo.
(Polisi Lakukan Rekonstruksi Kasus Pembacokan Sekeluarga di Tulungagung, Tersangka Masih Emosional)
Sebelumnya Juremi mengaku dendam kepada Suhanto, karena adiknya selama menjadi istri Suhanto kerap dianiaya.
Namun hasil penyidikan polisi, latar belakang masalah sebenarnya dendam masalah warisan.
Juremi mengaku, sebelumnya Suhanto menjual tanah milik istrinya yang belum dibagi waris.
Tanah itu masih dianggap milik keluarga besar, bukan milik pribadi Suhanto.
Juremi sempat minta bagian dari hasil penjualan itu, namun ditolak oleh Suhanto.
"Karena penolakan itu, tersangka dendam dan merencanakan untuk menyerang korban," sambung Widodo.
(BREAKING NEWS - Siswa SMA Dibacok Orang Tak Dikenal di Petemon Setelah Salat Jumat, Pelaku Kabur)
Penganiayaan Juremi terhadap tiga kerabatnya terjadi pada 15 Agustus 2019, di salah satu rumah warga yang sedang punya hajat.
Suhanto mengalami luka bacok yang sangat parah di bagian kepala dan lengan.
Sementara anaknya, Henik Nuryati luka parah di bagian lengan.
Keduanya sempat dirawat di Red Zone (zona kritis) IGD RSUD dr Iskak Tulungagung.
Sedangkan anak Henik, Legistio mengalami luka di bagian wajah dan dagunya, meski tidak terlalu parah.
Usai membacok tiga orang itu, Juremi bersembunyi di dalam aliran Sungai Brantas.
Polisi kemudian menangkapnya, tidak berselang lama dari kejadian.
Reporter: Surya/David Yohanes
(Kapolri Naikkan Pangkat 2 Anggota yang Jadi Korban Pembacokan Teroris di Surabaya)