6 Fakta Semburan Lumpur Bau Gas di Kutisari Surabaya, Disebut Warisan Belanda, Beda dengan Lapindo?
6 fakta semburan lumpur berbau gas di Kutisari Surabaya, Ahli Geologi langsung turun: warisan Belanda!
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Melia Luthfi Husnika
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Warga dikagetkan munculnya semburan lumpur di halaman rumah Kutisari Indah Utara III Nomer 19 Tenggilis Mejoyo Surabaya, sejak Senin (23/9/2019).
Titik semburan yang berada di halaman rumah warga kini sudah dibatasi batu bata dan garis polisi.
Sejumlah petugas seperti Perusahaan Gas Negara (PGN) dan ahli Geologi ITS ikut turun.
Berikut fakta-fakta semburan lumpur yang mengandung minyak dan gas di Kutisari Utara III Surabaya:
1. PGN Lepas Tangan
Perusahaan Gas Negara (PGN) turut datang untuk memantau langsung semburan berbau gas tersebut.
Belum dapat dipastikan penyebab utama munculnya semburan lumpur mengandung minyak dan gas tersebut.
"Dari pemantauan lumpur tersebut mengandung minyak dan gas," kata Kepala Pendistribusian Gas PGN Regional 2 Muhammad Munari, Selasa (23/9/2019).
Ia menjelaskan, di area semburan lupur tersebut tidak ditemukan adanya jaringan pipa, sehingga menyerahkan sepenuhnya pada pihak pemerintah.
"Tapi di sini tidak ada jaringan pipa gas, jadi upaya penutupan kami persilahkan pihak Pemda atau Pemkot karena bukan wilayah jaringan kami," jelasnya.
• Dugaan Munculnya Semburan Lumpur Minyak di Kutisari, Ahli Geogoli ITS Bongkar Soal Warisan Kolonial
2. Jarak Aman 100 Meter
Semburan lumpur di Kutisari Indah Utara III yang mengandung minyak dan gas tersebut dikhawatirkan akan memicu bahaya.
Oleh karena itu, pihak PGN memberi imbauan pada masyarakat sekitar supaya menjauhi lokasi semburan lumpur.

Pihaknya mengimbau sebagai antisipasi untuk menjauhkan aktivitas yang dapat menimbulkan api jauh dari titik semburan minyak dan gas tersebut.
"Paling tidak menghindari supaya orang tidak mengeluarkan api. Antisipasi hal tidak terduga, sekitar 100 meter," tutupnya.
• PGN Temukan Kandungan pada Semburan Lumpur di Kutisari Indah Surabaya, Hindari Area Sejauh 100 Meter